Teman (3)

186 22 0
                                    

Akhirnya mereka bertiga berhasil mengejar Afia dan berjalan disamping Afia.

"Gimana Afia, lo mau?"

"What?"

"Ke perpus."

"No."

"Why?"

"Males."

Sila memanyunkan bibirnya karena ajakannya ditolak oleh Afia. Afia hanya fokus kedepan sedangkan ketiga temannya hanya menceritakan lelucon hingga tertawa.

"Oh ya. Lo jalan kaki?"

Afia tidak menjawabnya.

"Kok lo diem sih?"

Brina kembali mencubit Zara. Betapa bodohnya temannya ini.

"Ehh. Setiap orang tuh punya nama. Lo tuh nanya harusnya pake sebutan nama. Mana ada orang yang bakal jawab kalau lo kasih pertanyaan yang kurang jelas."

"Gimana kalau kurang ajar aja?"

"Nyambung aja lo permen karet."

"Yee bodo amat sandal sewallo."

"Karena ku sellow, sungguh selow, sangat selow, santai, jodoh tak akan kemana."

"Yee malah nyanyi. Fales tau. Nih kuping gue hampir budek dengerin lo nyanyi."

Afia hanya tersenyum kecil melihat mereka bercanda seperti itu. Ya, Afia sudah menerima mereka menjadi temannya. Afia harap, mereka tidak seperti masa lalunya.

"Gays gays. Afia tadi senyum woii." Heboh Sila saat melihat Afia tersenyum. Kedua temannya kini menatap Afia dan benar saja, Afia tersenyum kecil.

"Lo manis banget kalau senyum gitu."

"Wah iya aih. Anak siapa sih lo?" Kata Zara

Satu cubitan dari Brina "Ya jelas anak orang ogeng." Zara hanya terkekeh kecil sambil meringis kesakitan karena cubitan dari Brina.

"Sumpah lah lo cantik banget kalau senyum."

"Nggak nyangka ya batu es bisa senyum."

Kali ini Afia menarik hidung Zara dan meninggalkan mereka bertiga yang diam saja karena perlakuan Afia tadi.

💦☘💦

Mereka pun akhirnya sampai di tempat parkir.

"Lo jalan kaki, Af?"

Afia hanya mengangguk. Mereka bertiga menawarkan tumpangan tapi Afia menolak. Akhirnya Brina membujuk Afia dengan alasan kalau mereka sudah berteman. Afia pun pasrah dan naik mobil bersama teman barunya.

Jangan tanyakan bagaimana ekspresi mereka bertiga. Mereka sangat bahagia saat Afia sudah menerima mereka menjadi teman.

💦☘💦

Brina Kayla Putri, gadis cantik, tinggi, putih, bijak. Yang menjadi sorotan adalah dia memiliki mata sipit seperti keturunan Jepang tapi nyatanya tidak. Dia asli Indonesia.

Ananda Zara Berlian, gadis cantik, tinggi, putih, pintar, pecinta horor, dan pipinya chuby yang selalu dicubit oleh temannya.

Anata Sila Fransiska, dia adalah gadis yang humoris, suka ngelawak, cantik, tinggi, suka ngehibur teman-temannya yang lagi sedih. Jadi enak kalau curhat ma dia.

Dari ketiga temannya, Sila yang hidup dengan fasilitas tercukupi. Yah memang ketiga temannya dari keluarga kaya.

💦☘💦

Akhirnya mereka pun sampai dirumah Afia. Afia mengucapkan terima kasih yang membuat mereka terkejut. Karena pertama kalinya Afia mengucapkan terima kasih. Afia hanya menggeleng melihat kelakuan mereka yang seperti lihat artis saja.

Bukannya Afia tidak mengajak mereka mampir, tapi keadaan yang memaksa. Pasti rumahnya sekarang berantakan. Hampir setiap hari rumah Afia menjadi berantakan seperti kapal pecah.

Benar saja, baru saja Afia memasuki rumahnya terdengar kedua orang tuanya bertengkar. Seperti biasa, Afia hanya mengabaikan mereka dan menuju kamarnya.

"SAMPAI KAPAN HARUS KAYAK GINI." Afia berteriak dan melempar tasnya pada dinding. Nafasnya terengah-engah, air matanya jatuh, kakinya lemas.

Hp Afia berdering beberapa kali tapi Afia mengabaikannya. Ia menenggelamkan kepalanya dan menangis dengan seragam sekolah yang masih melekat pada tubuhnya.

💦🍃💦

Yooo aku came back :3
Mohon koreksinya kalau ada yang typo
Salam hangat dari Fia😊

Kapan Aku Bahagia Tuhan? Ending✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang