Pertemuan

103 9 0
                                    

Ke-esokan harinya Afia melakukan kegiatan seperti biasa. Seperti menyiapkan makanan untuk kedua putrinya, setelah itu membersihkan rumah dan pergi ke toko.

Karena sekarang Alia dan Aqila sedang liburan, jadi Afia harus membawa kedua putrinya bersama pergi ke toko. Beruntungnya ada Gavin yang selalu bersama Afia.

"Bunda, dimana hijab Alia?"

"Ada diatas meja, sayang."

"Tidak ada. Aqila juga tidak menemukannya."

Afia menghentikan aktivitasnya dan mendekati putrinya. Afia terkekeh kecil melihat kedua putrinya yang sibuk mencari hijab Alia. Padahal hijab Alia tertutup oleh kain.

"Ini apa? Hm?" kata Afia sambil memegang hijab milik Alia.

"Eh, tadi nggak ada kok. Aqila juga udah nyari disitu."

Afia mengelus kepala kedua putrinya dengan lembut. "Sekarang hijabnya sudah ketemu. Ayok kita berangkat. Kita nunggu Om Gavin di depan."

✨🍃✨

"Aku udah siapin sarapan nya. Kita makan yuk!"

"Nggak lapar."

Nadia sudah muak, dengan sengaja Nadia menggebrak meja makan dan berkata "Kenapa? Kenapa kamu jadi kayak gini ha? Aku sudah berusaha yang terbaik buat kamu. Kamu nggak punya hati sama sekali."

Riki diam di tempat, dan menatap tajam Nadia. "Apa? Terbaik? Terbaik kamu bilang? Dan apa tadi? Aku nggak punya hati? Harusnya kamu mikir, Nadia! Kamu yang nggak punya hati, kamu udah misahin aku sama Afia. Walaupun kamu tahu aku dan Afia saling mencintai."

"Kamu nggak tahu, gimana rasanya dipisahin sama orang yang kita cinta. Kamu nggak akan pernah tahu gimana rasanya jatuh cinta."

"Oh ya? Benarkah? Aku pernah jatuh cinta tapi orang itu tidak mencintaiku sama sekali."

"Itu kamu yang bod*h Nadia. Sudah jelas jelas aku tidak bisa mencintaimu tapi kamu malah tetap mencintaiku. Padahal banyak pria yang dekat dengan kamu tapi kamu malah memilih pria yang tidak mencintaimu!"

Riki langsung pergi meninggalkan Nadia. Nadia merasa tertampar dengan semua perkataan Riki. Dan hari ini Riki sangat marah bahkan sampai mengatai Nadia dengan sebutan bod*h

Tes

Nadia menangis. Dia terpukul dengan kata kata yang diucapkan Riki. Kata-kata itu berhasil menggores hati Nadia. Dia tersadar, selama ini apa yang dia lakukan itu salah.

Tidak tidak. Nadia harus melakukan sesuatu. Nadia harus menemuinya.

🍃✨🍃

"Anak-anak jangan nakal, ya. Nurut sama Om Gavin."

"Siap bunda."

"Kalau gitu aku duluan ya, assalamualaikum."

"Waalaikumussalam, jaga anak-anak ya."

"Siap."

Hari ini, Gavin mengajak Alia dan Aqila pergi ke mall untuk membeli susu untuk Alia dan Aqila.

"Sekarang masih jam 8. Harusnya tadi aku ikut saja," Afia membuka pintu toko tapi terhenti karena ada seseorang yang tidak asing memangil namanya.

Kapan Aku Bahagia Tuhan? Ending✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang