Diamlah!

244 31 0
                                    

Shinta benar-benar tidak menyangka Afia akan menjadi seperti ini. Padahal Afia yang dia kenal itu tidak pernah bersikap kasar seperti ini. Ralat, Shinta sadar jika tadi dia kasar karena sudah menampar wajah Afia. Shinta merasa bersalah pada Afia. Dia juga melihat lingkaran hitam di bawah mata Afia.

Shinta pun berlari untuk menemui Fanya dirumah sakit karena kemarin Fanya tertabrak mobil tapi untungnya tidak parah.

Langkahnya berhenti saat melihat Dafa didepannya.

"Aku mau bicara sama kamu, apa ada waktu? ini menyangkut kalian bertiga?"

"Kamu tahu semuanya?"

Dafa mengaangguk. Mereka pergi ketaman. Dafa mulai menceritakan semuanya pada Shinta. Mulai dari kedatangan Shinta yang merusak hubungan persahabatan Afia dan Fanya, keadaan Afia yang ditinggal oleh orang-orang yg dia sayang, sikap alfian dan Anton yang kasar padanya, Afia yang sering menangis didalam kelas dan berubah menjadi diam, dan kejadian kemarin malam saat Afia menangis ditengah hujan yang deras.

"Dan disaat waktu yang bersamaan, saat Afia menangis, kamu dan Fanya sedang menari dipesta. Seakan-akan kalian bahagia diatas penderitaan Afia."

Terdengar isak tangis dari Shinta. Shinta tidak sanggup untuk mendengar ini semua. Shinta telah menamparnya tadi pagi. Itu karena Shinta pikir Afia tidak peduli pada Fanya tapi padahal Afia juga butuh peduli yang penuh dari orang yang disayangin.

"Udah ngmongin gue? ngapain sih lo ngmongin gue? emang kalau lo cerita sama ni orang, semua bakal balik? nggak akan pernah. Dan soal tamparan tadi, eumm gue makasih lah ya. Sekarang gue sadar kalau gue akan berhenti peduliin orang lagi. Termasuk Fanya. Dan Gue peringatin jangan pernah ceritaain masalah gue ke orang lain."

Setelah mengucapkan itu, Afia pergi. Tapi dia kembali dan mengatakan "Jangan pernah omongin masalah gue sama orang lain sembarangan. Termasuk Fanya."

"Ta.."

Shinta yang tak bisa berkata apapun hanya menyesal. Dafa yang melihatnya merasa iba. Dafa lari mengejar Afia.

"Af! Afia! tolong dengerin aku!"

Bukannya menoleh, Afia malah mengabaikan Adrian yang mengejarnya dari belakang. Akhirnya Dafa berhasil mengejar Afia.

"Aku mau nanya sama kamu, kenapa kamu tahu semua?" Afia menghentikan langkahnya.

"Fanya sempet cerita sama aku. Dan soal kemarin malam aku ada dirumah kamu. Aku mau ngembaliin jam kamu yang jatuh kemarin malam. Pas itu aku mau masuk ke rumah kamu tapi aku dengar dari luar ada teriakan gitu. Jadi aku gak jadi masuk. Terus aku lihat kamu lari dari rumah hujan-hujannan. Aku ingin membantumu tapi aku urungkan niatku. Aku tahu pasti kamu butuh waktu sendirian."

"Aku boleh minta tolong gk sama kamu? " Dafa nengangguk. "Jangan pernah ceritain ini semua ke Fanya ya?!dan diamlah " ucap Afia sambil tersenyum lalu pergi meninggalkan Dafa yang masih mematung.

💦🍃💦

TBC

Kapan Aku Bahagia Tuhan? Ending✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang