Broken Home

228 27 1
                                    

Afia bangkit dan dia berjalan pulang kerumahnya. Afia berharap bahwa Anton tidak akan memarahinya kerena pulang dengan dengan keadaan acak-acakan.

Saat didepan pintu Afia mendengar ada yang membanting sesuatu didalam. Apakah maling apa kucing?

Tanpa ragu Afia membuka pintu dan betapa terkejutnya dia saat melihat pemandangan yang tidak baik. Afia melihat Difa menangis duduk dilantai dan Anton yang terlihat sangat marah.

Afia dengan cepat memeluk mama tirinya dan menatap Anton.

"Pa! Apa yang papa lakukan? Kenapa papa kasar sama Mama Difa?" Ucap Afia lirih.

"Tanya saja sama pengkhianat itu." Anton pun langsung pergi meninggalkan rumah.

Keadaan seperti ini, kekacauan ini, semua berantakan. Kenapa Anton begitu mengerikan sekarang?

"Ma? Mama nggak apa-apa kan? Ada yang luka?"

Difa mendorong tubuh Afia hingga Afia jatuh. "Aku nggak salah. Aku nggak selingkuh. Aku tadi hanya ingin bertemu teman lama ku." Ucap Difa sambil menutup kedua telinganya. Afia mendekati Difa dan memeluknya.

"Mama nggak salah. Mungkin aja papa lagi stres kerena urusan kerja, Ma. Mama nggak salah kok." Afia tersenyum pada Difa dan Difa juga ikut tersenyum hambar.

Lagi lagi Dafa melihat kekacuan yang terjadi dengan Afia. Maksut kedatangan ke rumah Afia karena Dafa hanya ingin memastikan Afia baik-baik saja. Dafa ingin masuk tapi dia urungkan niatnya.  Mungkin besok Dafa akan datang lagi.

Afia membawa Difa ke kamarnya dan menyuruh mama tiri nya untuk istirahat. Tunggu dulu, dimana Hani? Afia melangkahkan kakinya menuju kamar Hani tepat disebelah kamarnya.

Afia mengetuk pintu, tak ada jawaban.  Satu, dua, tiga, empat, lima. Tak ada jawaban sama sekali. Tanpa ragu Afia membuka pintu. Berantakan. Kenapa kamar Hani berantakan? Semuanya berserakan tak beraturan.

Afia panik dan memanggil Hani. Kamar mandi? Hani dikamar mandi. Afia berlari lalu membuka pintu kamar mandi dan Hani langsung memeluk Afia ketakutan. Hani menangis.

"Ha..hani? Hani? Apa yang terjadi? Kenapa kamu didalam kamar mandi?" Tanya Afia dengan cemas.

"Hiks..hiks..Mama tadi berantem sama papa, Kak." Afia memeluk adik tirinya dengan erat. Hani yang berusia 13 tahun ini menangis dalam pelukan Afia.

Baru saja Difa dan Hani tinggal dirumah ini, mereka malah mendapat perlakuan kejam ini. Afia tidak bisa melihat ini.

Afia menatap Hani dengan tersenyum lalu mengusap air mata Hani. Afia menyuruh Hani beristirahat dan tidak perlu takut karena Afia akan menjaganya. Setelah Hani tertidur, Afia keluar dan menuju ke kamarnya.

Menangis. Itulah yang dilakukan oleh Afia sekarang. Kenapa menyakitkan seperti ini? Apa dosanya? Kenapa Tuhan tidak adil padanya. Afia rajin ibadah pada-Nya. Lalu mengapa dia harus menerima ujian ini? Tidak cukupkah Tuhan mengambil orang-orang yang dia sayang?

Bukannya Afia menyalahkan Tuhan, tapi Afia masih belum bisa menerimanya.

"Unfair!" Ucapnya lalu menutupi wqjahnya dengan bantal.
_______________________________

Hei hei hei, Fia kembali😊
Maaf yah, banyak typo :(
Maaf jelek :(
Jangan jadi pembaca gelap ntar aq nangis🙂
Vote dan komen gk gratis kok :)
Jangan lupa tinggalin jejak.
Jangan lupa mampir di crita baruku

Kapan Aku Bahagia Tuhan? Ending✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang