Teman (2)

208 21 0
                                    

"Apa sih mau mereka. Ganggu banget." Kesal Afia pada 3 siswi yang selalu mengganggunya itu. Afia memutuskan untuk pergi kekelasnya. Dan sial lagi mereka bertiga satu kelas dengan Afia. Inginnya sih mau ke perpustakaan tapi sedang ada perbaikan.

Ternyata benar. Mereka bertiga datang dan duduk didekat Afia.

"Lo kenapa cuek banget dah?" Tanya Zara

"Kita niatnya baik kok. Mau kenalan sama lo dan kita bisa jadi temen baik."
Ucapa Sila

"Yah gue tahu lo pasti sedih kerena Leon kan. Lo nggak usah sedih. Lo tuh mikirnya gini, kalau semisal lo nangis apa bis lo balikin Leo? Nggak kan? Jadi lo nggak usah berlarut-larut dalam kesedihan. Kita happy happy aja. Lagipula kita niatnya baik kok. Jadi temen lo." Ucap Brina yang duduk disebelah Afia.

Afia diam memikirkan perkataan Brina. Benar apa yang dia katakan. Kalaupun Afia nangis apa bisa bikin Leo kembali padanya? Tentu saja itu tidak. Itu mustahil. Kecuali ada keajaiban datang. Maka Tuhan akan mengirimkan sosok yang mirip dengan wujud Leon.

Bukannya Afia tidak ingin berteman, tapi rasanya sulit sekali apalagi dia trauma dengan masa lalunya dengan Fanya. Afia menghela nafas panjang lalu meletakkan buku dimejanya dan menatap ketiga siswi itu.

"Gue tahu niat kalian baik. Tapi kalian nggak tahu hidup gue. Kalian hanya tahu nama gue tapi tidak dengan hidup gue." Ketus Afia

"Ya kami emang nggak tahu, maka dari itu kami mau jadi sahabat lo." Kata Sila

"Apa susahnya sih? Kan kita tingal jadi sahabat." Kata Zara

Kali ini mereka bertiga tersenyum manis pada Afia. Disisi lain Afia ingin menerimanya tapi disisi lain Afia takut. Takut kehilangan. Afia ingin membalas tersenyum tapi rasanya sulit. Dia tidak pernah tersenyum kecuali pada orang yang dia sayang. Akhirnya Afia hanya menganggapinya dengan dingin.

Bel masuk pun berbunyi.
"Kita nanti ngobrol lagi yah." Ucap Sila. Lalu Sila dan Zara kembali kemeja mereka.

"Gue akan duduk disini. Lagipula nih kursi kosong kan. Sekarang kita akan jadi teman sebangku."

Entah kenapa Afia merasa kalau Brina benar-benar tulus ingin bersahabat dengan Afia. Tanpa orang tahu, Afia tersenyum tipis. Setipis kertas. Afia dan Brina begitu juga yang lainnya pun diam saat guru datang.

Akhirnya jam pulang pun tiba. Sungguh ini adalah waktu yang disukai semua siswa. Pasti ada diantara kalian waktu sekolah menanti jam pulang sekolah bukan. Ada yang tertidur dijam terakhir lalu semangat karena sudah pulang.

Seperti biasa, Afia akan pulang saat keadaan sepi. Tapi kali ini berbeda. Ada ketiga teman barunya itu, walau Afia belum sepenuhnya menerima mereka. Afia sangat sulit menerima mereka.

"Lo kenapa selalu pulang saat sepi?"

Afia mengabaikan pertanyaan Sila dan memilih fokus pada novel yang dipegangnya.

"Lo suka novel ya?" Kali ini yang biacara adalah Zara. Afia hanya berkata "Hmm" saja

"Gue tahu perpustakaan bagus. Disana banyak banget bukunya. Apalagi ada novel. Tempatnya juga bagus. Adem tau. Disana disediakan sofa dan meja. Ruangannya luas. Lebih luas dari kelas kita ini. Eumm bisa dibilang kalau luasnya kira-kira 2 kelas disekolah ini.

Afia tidak bisa membayangkan apa yang dikatakan Zara. Afia selalu ingin pergi keperpustakaan, tapi ia urungkan karena dia selalu mengurung diri dikamar.

"Lo kok nggak ngajak kita sih kalau lo pernah ke perpus?" Ucap Sila
"Ya maaf. Kan gue cuma pinjem buku doang disana. Gue juga kesana cuma 2 kali. Hehe."
"Sok-sok an nanya kek gitu lo, Sil. Lo baca buku aja males. Hahahaha." Ucap Brina dengan tertawa
"Kayak yang ngomong kagak males buat baca buku. Lihat buku aja ogah apalagi baca. Siapa lagi kalau bukan si pemalas Brina." Kali ini Brina mencubit lengan Sila dengan geram

Zara hanya tertawa melihat kelakuan Sila dan Brina yang selalu bertengkar. Kali ini Zara juga terkena cubitan dari Brina. Tawa mereka bertiga pun pecah.

"Pulang!" Ucap Afia hingga menghentikan tawa mereka bertiga. Mereka pun mengejar Afia yang sudah agak jauh meninggalkan mereka.
________________________________
Jangan lupa vote and komen
Maaf banyak typo



Kapan Aku Bahagia Tuhan? Ending✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang