Semuanya pergi

359 41 0
                                    

Sore pun tiba. Saatnya Aisyah pulang kerumah. Afia dan Andi menjemput Aisyah. Saras, Ara, dan Ratna menyiapkan untuk kedatangan Aisyah tanpa sepengetahuan Aisyah.

"Aisyah, jaga diri kamu baik-baik agar kamu bisa sehat saat pernikahan tiba."
"Tentunya itu juga berlaku padamu Fino. Kamu juga jangan banyak bekerja. Besok kita akan mencari cincin untuk calon istri kita."

Semuanya tertawa bahagia. Tapi tentu saja kebahagiaan ini akan hilang.

Akhirnya mereka sampai dirumah Aisyah. Andi, Afia, dan Aisyah sudah seperti keluarga saja. Coba aja lihat, Andi berjalan disebelah kanan,Aisyah disebelah kiri, dan Afia ada ditengah sambil menggandeng tangan orangtuanya.

Ckrek

Fino berhasil memfoto mereka secara diam-diam dibalik pohon besar didekat rumah Aisyah.

"Nice picture." ucapnya dengan senang

Saat membuka pintu..

"Selamat datang." ucap Ara, Saras,dan Ratna dengan senyum hingga menampakkan gigi mereka.

Aisyah terharu lalu mereka berpelukan. Dan meniup lilin yang sudah tertata rapi diatas kue. Semua bertepuk tangan denagn ria. Aisyah memeluk putri kecilnya dengan bahagia.

"Sepertinya kalian tidak perlu menikah."

Suara Fino tiba-tiba membuat semuanya terkejut. Tapi Fino malah tertawa sambil memberikan sebuah foto dan setangkai bunga pada Aisyah.

Tak

Satu jitakan Andi mendarat diatas kepala Fino.

Tak

Satu jitakan Saras mendarar diatas kepala Fino.

"Hei apa salahku?"
"Ini karena kamu telah menggoda calon istriku."
"Ini karena kamu telah membuat kami terkejut denga perkataanmu."

Tapi Fino malah tertawa lagi hingga membuat semuanya heran.

"Coba lihat foto itu. Mereka sudah seperti keluarga kecil yang bahagia. Jadi tidak perlu untuk menikah. Dan untuk Tuan Andi, ini sebenarnya adalah hadiah untuk pernikahan kalian dariku"

Saras berdehem dan membuat Fino tertawa lagi.

"Maksudku dariku itu aku dan saras. Saras akan menjadi istriku jadi saras sama dengan aku."
"Benar kak, ini sudah kami rencanakan. Afia juga ikut merencanakan ini."
"Afia?"
"Iya, Ma. Kak Saras menyuruhku untuk menggandeng kalian saat menuju kesini."
"Ohh sayang. Makasih ya."
"Sama-sama Ma."

Aisyah memeluk putrinya itu. Semuanya terlihat bahagia. Ini sungguh hari yang menyenangkan bagi Afia. Sudah lama Afia tidak melihat Aisyah tertawa dan tersenyum seperti ini.

"Baiklah. Ayo kita masuk." ujar Ara.

Setelah semuanya duduk diruang tengah Ara memberi tahu bahwa besok merak akan piknik. Dalam rangka menyambut 2 pernikahan sekaligus. Lagipula mereka sudah lama tidak piknik. Afia pun meminta izin untuk mengajak anak dipanti bersama Susi dan Lusi. Tentu saja Ara menyutujuinya kardan bagaimana juga mereka sudah menjadi bagian dari keluarga mereka. Begitu juga Fanya dan Ratna.
________________________________

Hari piknik pun tiba😋Ara sudah meyewa 2 bis yang cukup untuk dimuati oleh semuanya. Tapi Afia tidak ikut kebis karena dia ingin membujuk agar Alfian ikut bersama. Karena Alfian tidak mau ikut dengan alasan malas. Setelah Afia membujuk berualang kali akhirnya Afia berhasil membujuk Alfian dengan alasan demi kebaikan Aisyah.

Kemudian Afia dan Alfian menuju mobil pribadinya agar bisa menyusul yang lainnya. Di perjalanan entah kenapa Afia merasa gelisah. Alfian yang melihat tingkah Afia bertanya walaupun dengan malas.

"Kenapa?"
"Ha?"
"Lo kenapa?"
"Afia hanya sedikit gelisah kak."
"Tenang aja."

Setalah itu keadaan mulai hening lagi. Dan tiba-tiba mobi yang ditumpangi Afia berhenti dan Afia terdiam membeku melihat pemandangan yang tidak pantas dilihat.

Kecelakaan

Dengan cepat Afia, Alfian dan Kang Ujang (supir pribadi Alfian) segera melihat kejadian itu. Tidak banyak orang yang datang karena tempat piknik yang dituju dekat dengan hutan. Ada beberapa polisi yang datang ke TKP.

"Apa yang terjadi, Pak?" tanya Alfian
"Kenapa anak kecil bisa ada disini?"
"Mereka adalah keluarga dari korban pak dan saya supir pribadinya."
"Kecelakaan terjadi. Dan ini sangatlah buruk. Ini mungkin karena jalanan yang licin pak."

"Mama" teriak Afia saat melihat Aisyah dibawa oleh petugas kesehatan. Namun Afia dicegah oleh beberapa polisi karena ini tidak baik dilihat oleh anak kecil seperti Afia. Apalagi banyak darah berceceran. Tapi Afia menggigit tangan polisi itu lalu mengahmpiri Aisyah yang sudah tak bernyawa. Alfian pun menghampiri Ibunya.

Afia menangis begitu juga Alfian. Afia melihat semuanya terluka dan mungkin bahkan sudah tak bernyawa.

"Dari 39 penumpang hanya ada beberapa yang selamat. Sebagian besar penumpangnya tidak terselamatkan." ujar seorang wanita yang tak lain adalah petugas kesehatan.

"Boleh kami melihat mereka?"
"Tentu. Tapi anak kecil sebaiknya jangan. Karena.."

Belum selesai bicara, Afia sudah meunuju tempat dimana dia melihat Saras yang berlumuran darah tapi masih sadad.

"Kak saras." ucap Afia dengan lirih hingga membuat Saras terkejut.
"A..Afia?"

Dengan cepat Afia memeluk Saras. Tak peduli jika Saras kesakitan toh juga pelukan Afia tidak akan erat. Afia juga tidak peduli bajunya yang berwarna biru muda itu ternodai oleh darah. Saras juga tidak menolak pelukan Afia.

"Afia tidak apa-apa kan?"
"Harusnya Afia yang bertanya, Kak saras baik-baik aja kan?"

Saras tersenyum simpul dan mengatakan kalau dia baik-baik saja. Yang selamat hanya Saras, Fanya, Rion dan 13 anak panti. Sedangkan Aisyah, Ara, dan yang lainnya sudah tiada. Sungguh Afia terpukul akan kematian Ibunya dan calon ayahanya. Baru saja Afia ingin bahagia tapi dia sudah mendapat musibah sebesar ini.

Setelah itu, yang meninggal dimakamkan dan yang masih hidup dibawa kerumah sakit.
_______________________________

Hahahahahah ,) maaf ya kalau ini nggk bikin terharu, coba aja ya bayangkan seorang gadis kecil ditinggal pergi selamanya oleh orang yang dia sayang secara bersamaan. Walaupun masih ada beberapa yang hidup, tapi tetap aja itu sangat menyakitkan😓 Ya udah tunggu next part

Maaf ya jika dipart ini jelek, kata-katanya tidak bagus, banyak typo🙂

Salam hangat dari fia uwu>\\<

Kapan Aku Bahagia Tuhan? Ending✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang