Hukuman

486 79 8
                                    

"Apa kalian tau apa alasan aku mamanggil kalian?"

Afia sangat takut dan selalu menundukkan kepalanya. Afia berdiri dibelakang Rion agar tidak melihat pria kejam ini.

"Maaf, Tuan. Kami salah. Tadi saya.."

"Ini semua salah Afia Tuan. Afia meminta untuk dibelikan es cream sama Kak Rion. Karena diluar tadi sangat panas. Jadi Afia minta kak Rion untuk membelikannya. Tolong jangan hukum Kak Rion, Ini salah Afia."

"Tidak, Tuan. Ini bukan salah Afia.Ini salah saya. Saya  yang bersikeras untuk membelikan es ceam karena saya tidak tega melihat Afia kepanasan. Hukum saya saja Tuan."

"Wah wah wah. Siapa yg harus saya percaya dan siapa yg harus saya hukum? lalu apa hukuman yang pantas?"

"Tolong Tuan, lepaskan Afia. Ini salah saya,  Tuan."

"Tidak. Kak Rion tidak salah. Ini salah Afia."(menangis)

Andi tersenyum tajam, dan apa yang terjadi? mereka sama-sama dihukum. Dan hukumannya adalah mereka berdua dipukul habis-habisaan menggunakan sebuah kayu yang cukup besar. Termasuk juga Afia. Tentu saja Afia menangis krn kesakitan. Tapi tidak lama. Afia dilepaskan oleh Andi. Rion? dia masih dihukum. Pintu dikunci sangat rapat.

Afia masih setia menunggu Rion didepan pintu dgn tubuh yg penuh luka. Afia kesakitan. Dan Afia mendengar Rion kesakitan. Afia ingin sekali kabur dari tempat ini. Lalu memanggil polisi. Tapi Afia tidak mengerti caranya.

"Mama! Mama! Hiks, tolong Afia." Rengek Afia. Gadis kecil itu duduk dan memegang kedua lututnya dan menenggelamkannya.

💦🍃💦

"Af...Afia..Anakku.Afia.."

Saras keget melihat Aisyah yg berbicara tapi matanya masih tertutup. Lalu dia segera keluar dan memanggil dokter.

Setelah diperiksa ternyata Aisyah sudah mulai membaik. Saras senang mendengarnya.

Tapi apa yang akan dia katakan saat Aisyah menanyakan keberadaan Afia. Polisi bahkan belum menemukan tanda-tanda keberadaan Afia.

"Oh ya, Saras. Tolong jangan kamu bicarakan jika Afia belum ketemu. Bu Aisyah belum sembuh total. Jadi jangan buat dia stres lagi."

"Iya dok. Saya mengerti. "

"Baiklah saya harus ke pasien lain."

Saras menganggukkan kepala. Dan melihat keadaan Aisyah.

💦🍃💦

"Mama, Afia pengen pulang. hiks..hiks...hikss.."

Afia menangis. Dia merasa terjadi sesuatu pada ibunya itu.

"Ya Allah, tolong lindungi mama dan kak Saras. Afia pengen pulang. Afia tidak ingin rumah ini."

Tak lama kemudian, Rion keluar, dengan cepat Afia memeluk Rion. Rion membalas pelukan Afia dengan senyuman yang indah itu dengan rasa sakit yg masih ada.

"Kakak, huwaaaa.......kakak.."

"Heyyy, Af. Jangan menangis. Kakak tidak apa-apa sayang."

"Huwaa...kakak...kakakk.."

"Iya, Af. Kakak disini. Tenanglah. Ayo kita ke kamar."

Bukannya menuruti Rion, Afia masih setia memeluk tubuh Rion yang penuh luka. Rion membiarkan Afia memeluknya. Dia tau jika Afia pasti akan seperti ini.

"Af, Kakak sayang Afia."

"Afia..juu..ga..sa..sayang..ka...kak"

"Sudah jangan menangis lagi. Kakak disini."

💦🍃💦

I come back beby😅
Ehh maaf ya fia ndk bisa nepatin janji fia jika fia tidak bisa up tiap hari.

Ehh tapi fia mau double up🤓

Maaf jika banyak typo😂maklum masih bocah :v

semoga kalian suka, jan lupa vote dan komennya. Jngan jadi pembaca gelap yang tanpa meninggalkan jejak :(

Love love buat kalian😂

Kapan Aku Bahagia Tuhan? Ending✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang