Rencana Nadia

82 10 0
                                    

Ke-esokan harinya...

Afia dan Riki berdiri dibalkon sambil memandangi langit dan menunggu matahari terbit.

"Afia, Riki akan jelasin semuanya. Kemarin malam itu semua salah paham. Waktu itu Riki ingin pulang tapi Nadia menghalangi Riki. Maaf ya kita tidak bisa merayakan ulang tahunmu."

Afia mengusap air mata Riki dengan jari mungilnya.

"Tidak, jangan minta maaf. Riki nggak salah, Afia yang salah harusnya Afia percaya sama Riki. Bukan malah---hiks."

Afia menangis, Riki tersenyum kearahnya lalu mengusap air mata Afia dengan jarinya. Lalu membawa Afia kedekapannya.

"Afia juga...minta maaf hiks..Afia bisa jelasin semuanya."

"Sayang, dengerin Riki. Kalau kita saling percaya satu sama lain, maka hubungan kita akan baik-baik saja. Udah dong, masa bidadari nya Riki nangis sih. Hmm?"

Afia semakin mengeratkan pelukannya, Afia benar-benar sangat beruntung bisa memiliki suami seperti Riki.

"Maafin semua kesalahan Afia hiks.."

Keduanya sama-sama melepaskan pelukan, Riki mengecup puncak kepala Afia yang terbalut hijabnya. Dan Afia menutup mata, menikmati kecupan hangat dikepalanya.

"Nanti kita cerita dan jelasin semaunya. Kita berdua hanya salah paham, Riki tahu ini ulah siapa. Ini pasti ulah Nadia. Riki juga bakal ngasih tahu siapa sebenarnya---"

"Afia tahu kalau Nadia adalah mantan pacar Riki."

"Ba---bagaimana Afia bisa tahu?"

"Kemarin Afia tidak sengaja menemukan buku diary Riki lalu Afia membacanya."

Riki membuang muka sejenak, pasalnya Afia pasti tahu jika cover dari buku diary miliknya sangat cute. Sebisa mungkin Riki harus menahan malunya didepan istrinya.

Afia terkekeh kecil, dia tahu apa maksud raut wajah suaminya. Ternyata Riki bisa malu malu kucing seperti ini.

Cup

"Gitu dong ketawa. Biar bidadari tambah cantik."

Pipi Afia menjadi merah semu hanya dengan gombalan receh dari Riki. Hal sederhana yang selalu bikin Afia bahagia.

"Maafin Riki ya, Riki nggak bisa kasih Afia hadiah."

Afia tersenyum, Riki sudah banyak sekali memberi hadiah. Bukan berbentuk barang seperti tas, sepatu, baju atau juga uang. Tapi inilah hadiahnya. Hadiah yang sederhana.

"Kecupan dan pelukan hangat dari Riki, ini semua adalah hadiah yang sangat indah."

Riki kembali memeluk Afia. Keduanya saling menyalurkan rasa cinta. Afia berharap, Riki akan selalu seperti. Selalu mencintainya hingga menua. Selamanya akan bersama. Selamanya.

Setelah acara berpelukan, Riki dan Afia memutuskan untuk kembali menatap matahari yang akan muncul.

Ditepi pintu terlihat Nadia yang menahan amarah. Ternyata semua rencananya sia-sia. Tidak, Nadia tidak akan menyerah begitu saja. Nadia masih memiliki rencana untuk terus menghancurkan hubungan Afia dan Riki.

"Awas aja, sampai mana kalian akan bertahan." Setelah itu Nadia pergi dengan amarah yang ditahan.

💦🍃💦

"Yang, Hpnya mana?"

"Ada di atas meja."

"Dimana sih?"

Kapan Aku Bahagia Tuhan? Ending✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang