Teman

194 19 0
                                    

"Maafin kakak." Ucap Rion mengelus kepala adiknya

"A..Afia? Kenapa kamu terluka? Lihat lengan kamu! Perban. Apa yang terjadi?" Kata Saras

Afia menghapus air matanya "tak apa kak. Ini hanya luka kecil." Afia tersenyum.

"Masya Allah. Afia masih terlihat manis." Puji Saras saat melihat Afia tersenyum manis.

"Lalu kenapa rumah jadi berantakan?" Tanya Saras. Afia tidak bisa bicara. Pasalnya dia belum pernah cerita tentang Anton dan Difa yang selalu bertengkar, dan luka yang didapat Afia dari pertengkaran mereka.

Lagi-lagi Afia tersenyum seolah berkata "tidak apa-apa" Nanti Saras bisa menanyakannya lagi. Sekarang dia ingin bersama Afia. Nona kecilnya. Sudah lama Saras tidak memeluk Afia dan melihat senyumanya ini.

"Rambut Afia kenapa jadi pendek?" Kata Rion sambil mengelus rambut Afia yang pendek sebahu. Padahal Afia menyukai rambutnya jika panjang. Entahlah, Afia malah memotongnya saat dia sedang depresi. Afia tersenyum kecut pada Rion. Dia tidak bisa menceritakannya. Dia merasa enggan karena merasa tidak ingin merepotkan orang lain. Biarkan Afia saja yang menanggungnya.

"Kok malah senyum? Senyumnya juga dipaksa kayak gitu?" Kata Rion yang sudah tahu kalau Afia pura-pura senyum

"Rion. Jangan seperti wartawan. Afia pasti sedih setelah kematian Leon." Kata Saras.

Selain Afia memang tidak menceritakan Anton, tapi dia selalu menceritakan Leon yang membuat Afia jatuh cinta kepada Saras dan Rion.

"Nanti Afia akan cerita kak. Sekarang Afia harus membereskan kekacauan ini."

"Kita akan bantu"

Mereka pun membersihkan kekacauan yang terjadi. Tak lama mereka pun selseai dan Afia mengambilkan minuman untuk Saras dan Rion. Afia izin untuk mengganti pakaian dikamar. Afia pun turun kembali duduk dan menceritakan semuanya apa yang terjadi pada hidupnya saat ditinggal oleh Saras dan Rion.

"Maafin kita, Af." Ucap Saras sambil memeluk Afia. Afia hanya tersenyum sambil membalas pelukan Saras. Afia menikmati pelukan dari Saras karena Afia tahu kalau Saras dan Rion harus pulang kerumahnya lagi. Ternyata benar, pukul 5 sore mereka pamit.

"Jaga diri sayang." Saras mengcup kening Afia dengan lembut dan Rion memeluk adik kecilnya itu.

"Kakak janji akan menghubunginmu."

Afia tersenyum mendengar kata Rion. Setelah itu mereka pergi. Dan kini Afia harus hidup sendirian, lagi.

💦🍃💦

Setelah 3 hari tidak sekolah, akhirnya Afia kembali sekolah. Anton dan Difa juga tidak pulang tapi Difa mengirimkan uang untuk Afia. Jadi Afia tinggal sendirian.

Dengan malas Afia berjalan ke kelasnya. Ingin sekali Afia berhenti sekolah tapi Afia sudah berjanji pada Mamanya kalau dia harus lulus SMA dan mengejar cita2 nya.

Jangan lupakan 3 siswi yang selalu ingin mejadi teman Afia. Sama seperti sekarang. Afia berjalan ke taman dan ternyata kursi yang selalu dipakai Afia sudah ada 3 siswi itu. Dengan malas Afia harus menghadapi mereka lagi. Padahal Afia sudah menolak mereka untuk jadi temannya tapi tetap saja mereka bersikeras untuk menjadi teman Afia.

Ada alasan mengapa Afia tidak ingin punya teman, karena Afia trauma dengan pertemanan saat bersama Fanya. Mengingat pengkhianatan yang dilakukan oleh Fanya, selalu membuat Afia takut untuk berteman.

"Hai. Udah 3 hari lo nggak masuk. Kenapa?" Ucap siswi yang bernama Zara.

"Lo lupa? Kan kemarin2 Leon meninggal. Jelas lah Afia tidak masuk." Kata siswi yang bernama Sila.

"Udah sih jangan buat Afia sedih." Kata siswi bernama Brina.

Afia tidak habis pikir, kenapa mereka keras kepala ingin berteman dengan Afia. Padahal Afia pernah kasar dengan mereka tapi mereka tetap saja dekat dekat Afia.

Saat bersama Loen, Afia juga mengabaikan mereka dan mereka malah tambah dekat dengan Afia. Satu lagi, Afia tahu nama mereka kerena dengan senang hati merwka mengenalkan nama. Afia juga tidak peduli siapa nama mereka.

Benar saja dugaan Afia. Jika Afia dekat dengan mereka pasti selalu berisik sehingga membuat konsentrasi Afia hilang. Mereka bertiga termasuk siswi yang cerewet hingga siapapun yang mendekati mereka pasti menjauhinya karena berisik.

"Bisa kalian diam!" Ucap Afia yang masih fokus pada bukunya.

"Maaf hehe. Kita nggak bisa diam kalau udah kumpul kek gini." Kata Sila.

"Makanya lo ikut gabung ma kita biar seru." Tambah Zara.

Afia sudah geram lalu meninggalkan mereka. Mengabaikan mereka yang terus memanggil nama Afia.

💦🍃💦

Typo bertebaran dimana-mana
Kasih tau kalau ada typo ya :v
Oke see you next time>\\<

Kapan Aku Bahagia Tuhan? Ending✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang