💦🍃💦
Malam hari nya Afia diperbolehkan untuk pulang. Tentu saja Riki yang menemani Afia. Mila dan ayahnya harus pulang karena ada pekerjaan mendadak.
Nadia dan Mita? Jangan tanyakan mereka ada dimana. Tidak ada yang tahu keberadaan dua manusia itu.
Lupakan saja, itu tidak penting. Sekarang Riki dan Afia sudah ada didalam mobil, bersiap untuk pulang.
Saat Riki ingin menyalakan mobil, tangannya dipegang lembut oleh Afia. Afia menatap Riki dengan senyumannya.
Riki sangat merindukan senyuman manis itu dari wajah Afia. Riki juga membalas senyuman Afia.
"Ada apa sayang?"
"Ayo kita habiskan waktu satu minggu kita. Selama tujuh hari."
Entah sejak kapan, sekarang wajah Afia dan Riki saling berdekatan.
Cup
Mata Riki membelak, Afia tidak mencium di pipi ataupun dikening. Tetapi, tepat dibibir Riki.
Afia POV
Jujur, aku tidak tahu mengapa sebuah ciuman itu menjadi seperti itu. Awalnya memang aku hanya ingin mencium Riki. Tapi lama lama, ciuman itu semakin dalam.
Tidak apa-apa kan aku melakukan ini? Riki masih menjadi suamiku.
Selagi masih ada hubungan sah itu tidak akan menjadi sebuah dosa bukan?
Sejujurnya, tadi aku hanya ingin melakukan hal itu karena aku sebentar lagi tidak akan menjadi istrinya.
Astaga, setiap aku mengingatnya pasti aku akan merasa sedih.
Kalian jangan bertanya bagaiman keadaanku tadi. Rasanya panas dingin gitu. Memang ini bukan pertama kali aku melakukannya, tapi tetap saja aku merasa deg deg an dengannya.
Afia End
Riki Pov
Astaga astaga. Gue nggak dosa kan lakuin itu?
Ya nggak lah dodol, gue kan udah nikah sama Afia. Tapi jujur, jantung gue masih jedag jedug kayak disko.
Apa yang dilakukan Afia benar benar buat gue antara bahagia panas dingin gitu bro. Bayangin aja, sekian lama akhirnya dia...ah sudahlah.
Hati gue juga sedikit sakit saat Afia bilang kalau kita masih memiliki waktu satu minggu. Bukan sedikit sakit, tapi banyak sakit.
Bayangin aja, kalau kalian dipisahkan dengan orang yang kalian cinta?
Kalau pacaran juga sakit, tapi kalau udah nikah? Udah punya hubungan sah? Itu lebih sakit bro.
Riki POV End
Keduanya saling menatap. Dan keadaan seketika hening.
Satu....
Dua....
Tiga....
Keduanya tertawa terbahak-bahak. Entah apa yang ditertawakan.
"Perasaan gue nggak enak nih." Batin Riki dalam hati.
Dan benar saja, Afia tertawa tapi tangannya juga tidak tinggal diam. Tangan yang satunya memukul lengan Riki dengan begitu keras.
Emang kaum perempuan suka gitu, kalau ketawa tangannya nggak bisa diem. Benar nggak girls?
Bisa bayangin wajah Riki sekarang, antara ngakak dan sakit secara bersamaan.
"Huft, udah Ki udah. Afia udah nggak tahan buat ketawa," kata Afia sambil mengatur nafasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapan Aku Bahagia Tuhan? Ending✨
Novela JuvenilCERITA SUDAH LENGKAP✨ Setelah baca ini bisa mampir di cerita sebelah. Nggak kalah menarik dan pasti bakal nguras air mata😳✨ "Selamat Bu, anak ibu perempuan. Dan dia sangat cantik dan mirip seperti ibu." kata seorang wanita yang tak lain adalah bida...