Ingin Bunuh Diri

253 20 1
                                    

Afia hanya berpura-pura marah saja. Kalaupun marah beneran, Riki bisa mengatasinya.

"Af? Pipi lo merah ya?" Kata Riki menggoda.

Sontak Afia terkejut dan menatap Riki. Oh asataga, benar saja pipinya sudah seperti kepiting rebus.

"Ki. Ini udah malam. Kita tidur yuk. Ngantuk nih." Jangan percaya,ini adalah alasan Afia untuk menghindari Riki.

"Tapi besok lo harus share lok ya. Nanti gue kasih permen 2 pack."

"Terserah."

Afia langsung mematikan Hp nya. Dia seperti orang kesetanan. Dia sangat bahagia. Tapi dia sadar kalau dia bukan siapa-siapanya. Mungkin saja, Riki sudah punya pacar.

Afia merebahkan dirinya dikasur empuknya itu. Sebelumnya Afia melihat ke jendela,  menatap langit-langit. Memastikan kalau ada bulan dan bintang. Itulah yang selalu dilakukan Afia sebelum tidur.

Senyum Afia mengambang, menatap langit yang penuh dengan kelap-kelip bintang. Dia membayangkan Riki. Tanpa sadar dia mengucapkan namanya.

"Kenapa aku memikirkan dia? Aku sepertinya sudah gila." Afia terkekeh sendiri dan memutuskan untuk tidur.

💦🍀💦

RIKI POV

"Astaga, kenapa gue selalu membayangkan gadis itu. Sepertinya gue sudah gila."

Benar sekali, sepertinya aku menyukai gadis bernamakan Afia. Walaupun dia belum pernah aku temui, tapi aku sudah jatuh cinta padanya.

Menurutku Afia gadis yang sangat lucu. Apalagi giginya yang gingsul itu. Ahh dia sangat manis jika tertawa.

Aku selalu saja dihantui senyumannya itu. Selalu Afia yang ada dipikiranku. Aku terjebak 'FriendZone'. Dan juga  Afia selalu saja menceritakan novel yang dia baca kepadaku.

Aku tahu masa lalunya karena dia menceritakannya. Afia dan aku selalu terbuka satu sama lain. Bahkan tentang Leon. Pria pertama yang membuat dia benar-benar jatuh cinta.

Aku berjanji, akan kubangun rumah untuknya. Dan soal menyatakan perasaan, kurasa belum sekarang. Aku ingin menyatakannya diwaktu yang tepat.

"Riki, kamu belum tidur sayang?"

Aku terkejut dan melihat mama didepan pintu. Mama ini selalu saja mengangguku. Iya, dia selalu datang saat aku memikirkan Afia.

"Seperti yang mama lihat kan? Aku belum tidur."

"Kenapa belum tidur? Memikirkan sesorang? Ha? Oh ya, besok kamu harus bangun pagi untuk menemui temanmu itu kan jadi kamu harus tidur sekarang.

"Iya Ma."

"Ya udah mama keluar ya."

Mita-dia mamaku. Dia adalah mama tiriku. Ibuku sudah tiada sejak aku kecil. Walaupun dia mama tiriku, dia benar-benar menyayangiku. Semua keluargaku baik baik saja.

Karena bersemangat, akupun langsung tidur agar besok bisa memberi kejutan pada Afia.

RIKI END

Kapan Aku Bahagia Tuhan? Ending✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang