Pelukan Hangat

81 10 0
                                    

Disisi lain, Nadia masih memeluk tubuh Riki. Sedangkan Riki merasa cemas dan khawatir tanpa sebab.

Dengan cepat Riki melepaskan pelukannya dari Nadia, "Gue harus pulang."

Nadia tersenyum lalu mengangguk dan menyeka air matanya yang jatuh. Setelah itu Riki benar-benar pergi meninggalkan Nadia yang masih memperhatikan Riki dari belakang.

Nadia menutup pintu apartemennya lalu dia tertawa terbahak-bahak. Tadi Nadia hanya melakukan sebuah drama kecil dan berpura-pura menangis.

"Bagaimana? Apa drama gue bagus?" Tanya Nadia pada seseorang yang dari tadi sembunyi dan orang itu juga yang memfoto adegan tadi.

"Hahaha drama lo sangat bagus, sayang."

"I know."

"Lo harusnya jadi pemeran artis sinetron daripada lo jadi model. Hahaha."

"Hahaha. Sekarang kita tinggal nunggu rumah tangga Riki hancur. Setelah itu gue bisa deketin Riki. Lagian rencana kita dulu udah bikin ibu nya Riki benci sama Afia. Lampu hijau sudah ada didepan mata."

Masih ingat saat Afia kehilangan bayinya karena sebuah kecelakaan? Yups itu adalah ulah Riki dan pria disampingnya ini-Dafin. Ini adalah rencana dari Nadia. Karena Nadia tahu, dengan hilangnya calon bayi yang ada diperut Afia itu pasti akan membuat ibu Riki kecewa dan marah.

Tentu saja Nadia tahu, dulu saat pacaran dengan Riki, Nadia begitu dekat dengan ibunya. Tapi tidak dengan Mila dan ayahnya.

💦🍃💦

Disisi lain, Afia sudah sadar. Afia melihat sekeliling, ini bukan rumah sakit. Tapi ini sebuah kamar.

"Kamar siapa ini? Apa ini kamar Riki?" Tidak tidak, ini bukan kamar Riki. Afia jelas tahu bagaimana kamar Riki.

"Hai, sidah bangun? Aku bawa teh hangat untukmu. Minumlah!" Ucap seorang pria seusianya dengan membawa teh hangat seperti yang dikatakannya.

"A..aku dimana?"

"Aku Wili. Semalam ibuku menemukanmu saat pulang. Kamu pingsan dijalan."

"Aki harus pulang."

"Jangan. Kamu belum pulih. Tunggu ibuku dulu baru kamu bisa pulang. Minumlah teh ini. Ini buatan istriku."

Pria bernama Will itu menyodorkan gelas kepada Afia. Afia pun menerimanya dengan penuh keraguan. Bukan apa, tapi Afia hanya waspada saja.

"Dia sudah bangun? Hai aku Gea. Istri Wili." Kata seorang perempuan yang tak lain adalah istri Wili.

"Afia."

"Apa yang terjadi padamu? Kemarin ibu cerita kalau kamu pingsan? Lagipula ditengah malah begitu kenapa kamu keluar?"

"Gea, tanya satu-satu. Kamu ini seperti wartawan saja." Tegur Wili pada Gea

"Hehe, lagian aku kan cuma nanya."

"Itu nanya kebanyakan, sayang."

Afia terkekeh kecil melihat perdebatan suami istri didepannya. Afia jadi teringat Riki.

"Apa kalian tahu dimana HP miliku?"

"Ada dikamarku. Biar kuambilkan."

Wili berdiri untuk mengambil HP milik Afia yang kemarin malam disimpan dikamarnya. Sekarang hanya ada Afia dan Gea-istri Wili.

Kapan Aku Bahagia Tuhan? Ending✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang