2

186 18 0
                                    

Riki mengikuti Afia yang ternyata ingin ke makam seoarng cowok yang telah membuat Afia jatuh cinta pertama kali. Leon. Dia sangat merindukan Leon. Walau dia sudah jatuh cinta lagi dengan Riki.

Afia berjongkok, mengusap batu nisan yang bertuliskan nama Leon. Tanpa Riki sadari Afia sudah menangis bersamaan dengan air hujan yang berjatuhan.

Hingga isak tangis terdengar oleh Riki. Riki juga ikut berjongkok, mengelus bahu gadisnya. Bentar lagi mungkin akan jadi gadisnya :v

"Jangan nangis. Nanti Leon juga ikut sedih." Ucap Riki lembut.

"Afia kangen semuanya. Afia kangen Leon. Dia yang pertama bikin Afia jatuh cinta."

"Dan gue bakal bikin lo jatuh cinta untuk kedua kalinya."

Afia terkejut dengan omongan Riki. Riki ikut berjongkok, mengusap pucuk kepalanya.

"Gue suka sama lo. Didepan Leon, gue menyatakan kalau gue jatuh cinta sama lo."

Afia tidak bisa berkata apapun. Antara senang, malu, dan terharu. Afia juga merasakan apa yang dirasakan Riki. Afia jatuh cinta.

Riki beralih menatap makam Leon.

"Sorry ya, gue suka sama cewek lo. Gue tahu, Afia juga belum bisa lupain lo sepenuhnya. Tapi gue janji, bakal bikin dia bahagia. Gue beneran sayang sama Afia."

"Gue tadi janji buat bikin rumah lo rame. Gue bakal bikin rumah lo rame dengan keluarga kecil kita yang akan tinggal disana. Gue beneran serius sama lo. Gue suka sama lo." Lanjut Riki

Afia menangis bahagia. Dia tidak nyangka kalau Riki bakal serius. Dan dia yakin cintanya kali ini tidak akan hilang.

"Nggak usah dijawab. Sekarang kita pulang. Kita udah basah kuyup gini. Hahaha." Kekeh Riki.

Tampan sekali. Itu yang dikatakan oleh pikiran Afia. Saat tertawa dengan susana seprti ini membuat Afia meleleh.

Riki membantu Afia berdiri dan pergi dari tempat menyeramkan ini yang menjadi rumah terkahir bagi umat islam.

Bahagia sih bahagia, tapi kenapa tempatnya tidak cocok. Riki menyatakan cintanya ditempat menyeramkan ini.

Saat melangkahkan kaki, Afia menarik tangan Riki. Riki berhenti dan menoleh ke belakang.

"Afia juga cinta sama Riki."

Kini kedua remaja ini tersenyum satu sama lain.

"Leon, gue bawa nih cewek ya."

Afia memukul lengan Riki. "Riki kira Afia barang? Pake dibawa segala."

"Iya. Barang yang harus dihalalkan. Udah, pulang yuk. Banyak setan yang iri liat kita." Bisik Riki yang membuat Afia tertawa.

Kedua remaja itu pun pergi.

💦🍃💦

"Af, lo mandi apa konser sih? Lama banget." Teriak Riki yang sedang menyiapkan makanan.

Riki sekarang berada dirumah Afia. Dia juga sudah membersihkan diri dirumah Afia. Afia meminjamkan baju Rion untuk dipakai Riki. Walau agak kebesaran.

Setelah selesai menyiapkan makanan, Riki duduk diruang tengah sambil menonton TV. Riki mengingat kejadian tadi, membuat Riki tertawa sendiri. Menyatakan cinta di TPU.

"Riki gila ya? Kok ketawa sendiri." Tanya Afia yang sudah duduk disamping Riki.

"Nggak lah. Kalau gue gila mana mungkin gue suka sama lo."

Afia menimpuk bantal diwajah Riki. Riki hanya terkekeh dan mengajak Afia untuk makan bersama. Sekilas Afia melihat menu makanan yang disajikan oleh Riki.

"Riki buat ini?" Tanya Afia yang masih memandangi nasi goreng yang tersedia diatas meja makan.

"Iyalah. Kan tadi makanan yang gue bawa basah. Gara gara ngejar lo. Udah ah makan yuk!" Ajak Riki.

Mereka berdua pun duduk dan mulai makan. Tapi Afia masih memandanginya.

"Kok diliatin sih? Gue nggak kasih racun. Jadi tenang aja."

Bukannya menjawab, Afia malah menangis. Riki pun mendekati Afia.

"Kenapa?"

"Maaf. Afia nggak bisa masak kayak Riki."

Riki memeluk Afia. Hangat. Sudah lama Afia tidak merasakan pelukan seperti ini.

"Nanti Afia juga bisa."

Riki tahu pasti Afia tidak mood. Jadi Riki menyuapi Afia. Afia pun menerimanya. Rasanya sangat enak. Tidak seperti buatannya.

Dulu Afia pernah membuat nasi goreng tapi rasanya sangat manis. Karena Afia malah memasukkan gula bukan garam. Maklum karena Afia tidak pernah kedapur setelah Aisyah pergi meninggalkan Afia.

Difa tidak pernah mengajari Afia memasak karena Difa sering memesan makanan daripada membuatnya sendiri.

Selesai sudah menyuapi Afia.

"Enak kan?" Tanya Riki yang dibalas anggukan Afia.

"Riki nggak makan?"

"Ini juga mau makan, Sayang."

Pipi Afia berubah menjadi merah saat Riki memanggilnya sayang.

"Dih pipinya merah. Hahahaha." Kata Riki sambil duduk dan makan.

"Ih nyebelin. Belum jadi pacar jadi nggak boleh panggil sayang."

"Buset dah. Bisa ngode juga lo. Haha."

Tak ada balasan dari Afia. Afia mendekati Riki, mengambil alih sendok yang dipegang Riki. Sekarang gilaran Afia menyuapi Riki. Tanpa segan Riki menerima suapan Afia hingga terakhir.

"Sekarang Afia mau cuci piringnya. Riki ke kost aja."

"Ngusir nih?"

"Terus Riki mau ngapain? Ehh jangan diminum. Itu kan bekas Afia." Kata Afia saat melihat Riki mau minum digelas bekas Afia. Riki tidak menggubris perkataan Afia. Dia malah meneguk habis minumannya.

"Kata orang, ini ciuman lewat perantara."

Afia cepat cepat mengambil piring kotor dan pergi kedapur meninggalkan Riki yang tengah tertawa kecil karena sudah berhasil menggoda Afia.

Selain mudah menangis, untuk membuat Afia tersenyum kembali juga sangat mudah bagi Riki. Dengan menggoda kecil saja sudah membuat pipi Afia menjadi merah seperti kepiting rebus. Apalagi jika memberinya permen.

Riki beranjak dari kursi untuk menghampiri Afia. Pemandangan yang indah, kata Riki pelan. Riki tersenyum kecil saat melihat Afia mencuci piring.

Kalau soal mencuci baju dan mencuci piring Afia bisa. Dan membersihkan rumah juga bisa. Hanya kalau soal memasak Afia tidak bisa.

Afia pernah belajar masak dengan melihat di youtube. Tapi hasilnya gagal. Kadang rasanya terlalu asin, hambar, manis. Dan akhirnya Afia menyerah. Dia hanya bisa memasak telur mata sapi dan mie instan saja.

Akhirnya Riki membantu Afia mencuci piring. Padahal cuma 2 piring kotor. Ini hanya akal-akalan Riki saja biar tambah dekat dengan Afia.

💦🍃💦

TBC

Kapan Aku Bahagia Tuhan? Ending✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang