Hari Kedua sebelum Cerai

84 9 0
                                    

Akhirnya setelah puas bermain Afia dan Riki memutuskan untuk pulang karena Afia sudah sangat lelah karena Afia sudah bermain cukup lama. Sebelum pergi, Riki sudah menghubungi Mila karena dirinya pulang lebih awal dengan Afia.

Sesampainya di rumah, mereka disambut dengan kehadiran Mita.

"Katanya kamu kerja? Kok bisa sama dia?"

"Ma! Udah cukup. Afia tuh lelah. Biarin dia istirahat, Riki juga capek mau ke kamar dulu. Ayo sayang," seakan tahu apa yang akan di bicarakan ibunya-Mita-Riki harus segera membawa Afia ke kamarnya.

Sesampainya dikamar, Afia berbicara pada Riki tentang sikapnya yang tidak begitu sopan. Bagaimanapun juga Mita adalah ibunya Riki sekaligus ibu mertuanya.

"Riki kamu nggak boleh kasar sama mama."

"Dia bisa kasar sama kamu, lalu kenapa aku tidak bisa kasar sama mama?"

Afia terdiam. Tidak biasanya Riki sedingin ini bicara padanya. Afia merasakan aura yang berbeda. Riki marah.

Seakan tersadar akan sikapnya yang terlalu dingin, Riki langsung memeluk Afia dan membenamkan kepalanya di bahu Afia.

"Hiks---Maafin Riki. Riki nggak mau pisah sama Afia. Riki nggak mau."

Afia yang mendengarnya langsung memeluk suaminya dengan erat. Baru kali ini Riki menangis. Hati Afia teriris mendengarnya. Hijab yang di kenakan Afia juga menjadi basah terkena air mata Riki.

"Tapi mama udah putusin semuanya. Kita nggak bisa lakuin apa-apa. Kita masih bisa bersama dalam dua hari kedepannya."

Afia menangkap wajah Riki menggunakan kedua tangan mungilnya dan mengusap air mata dengan ibu jarinya. Riki selalu saja melakukan hal ini jika Afia sedih tapi sekarang Afia yang melakukannya.

Afia tersenyum manis ke arah Riki. Menatap wajah suaminya dengan begitu lekat.

"Jangan nangis, Afia mohon!"

Lagi. Riki langsung memeluk Afia. Rasanya sakit sekali. Dua hari saja tidak cukup untuk bersenang-senang. Mereka berharap ini semua adalah mimpi tapi ini bukan mimpi, ini nyata.

Sedangkan di balik pintu kamar Riki, ada Mita yang sudah menangis. Karena tidak tahan dengan semuanya, Mita langsung pergi. Tapi Mita malah bertemu Mila.

"Mama habis nangis?" tanya Mila sedikit khawatir. Hei bagaimanapun juga Mita itu tetap ibunya. Jadi pasti Mila akan merasa khawatir jika melihat ibunya sedih seperti sekarang ini walaupun Mila tidak mengetahui apa alasan Mita sedih seperti ini.

"Nggak," ucapnya lalu pergi ke kamarnya.

"Ada yang nggak beres. Apa iya mama dari kamar Riki? Tapi ngapain?"

Banyak pertanyaan yang ada dipikiran Mila. Mila yakin ada sesuatu yang disembunyikan dari ibunya. Cepat atau lambat Mila pasti akan mengetahui kebenarannya itu.

✨🍃✨

Ke-esokan harinya Riki dan Afia memutuskan untuk pergi ke hotel.

"Pagi-pagi gini kalian mau kemana?" tanya Mila saat melihat kedua pasangan di depannya membawa sebuah tas.

"Jangan bilang ka---"

"Nggak. Kita nggak kabur. Kita mau ke hotel. Biar nggak ada yang ganggu waktu aku sama Afia," kata Riki sinis dengan menatap Nadia. Sedangkan Nadia hanya diam dan melihatnya tanpa dosa.

Setelah itu Riki pamit pada ibu dan ayahnya begitu juga Mila. Sebelum pergi, Mila membisikkan sesuatu pada Riki, "semoga lo berhasil," Riki yang mendengarnya hanya tersenyum lalu pergi sambil menggandeng tangan istrinya.

Kapan Aku Bahagia Tuhan? Ending✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang