Setelah pertemuan dengan Afia, Riki langsung pulang ke apartemennya dan melihat Nadia yang sedang kesusahan mengambil sesuatu di laci.
"Kalau ada apa-apa itu bilang," Nadia terkejut setengah mati. Lalu badannya sontak ke belakang dan kini wajah Riki dan Nadia terlalu dekat sehingga membuat Nadia tersipu malu.
"Ma-makasih."
"Hm," Riki pun langsung ke kamar. Sedangkan Nadia masih tidak percaya jika ini benar-benar nyata. Setelah sekian lama, Riki bicara dengan Nadia meskipun masih ada sikap dingin.
Nadia sangat senang, mungkin ini baru awalnya. Dan mungkin kedepannya Riki bisa dekat dengan Nadia.
Sekarang sudah jam 12 siang dan sudah waktunya untuk shalat dzuhur. Selama ini Nadia melakukan shalat sendirian tapi kali ini tiba-tiba Riki bersedia untuk mengimami shalat.
"Kenapa shalat sendiri? Kan udah punya suami," kata Riki sambil tersenyum. Kali ini senyuman itu berhasil membuat kupu-kupu diperut Nadia beterbangan.
"Ayok shalat bareng."
Nadia mengangguk senang dan mereka pun mengerjakan shalat bersama. Setelah shalat, Nadia mencium tangan suaminya. Jadi, mulai sekarang Nadia boleh menyebut Riki suaminya kan?
Cup
Lagi. Riki membuat Nadia menjadi salah tingkah. Untuk pertama kalinya Riki mencium kening Nadia, tidak lupa dengan perkataan Riki yang membuat Nadia menjadi lebih salah tingkah,"mulai sekarang, aku akan berusaha menjadi suami yang terbaik. Mungkin sekarang aku belum sepenuhnya mencintaimu, tapi lama kelamaan rasa cinta ini akan tumbuh. Maafkan aku selama ini tidak menjadi suami yang baik bagimu."
Demi apa, Nadia rasanya ingin terbang. Perasaan Nadia campur aduk. Antara senang, terharu, ingin menangis.
Nadia berpikir kalau ini hanyalah mimpi, tapi ternyata tidak. Ini semuanya nyata. Saking bahagianya, Nadia menangis terharu dan Riki memeluk Nadia dengan pelukan hangatnya.
🍃✨🍃
Hari demi hari, kini hubungan rumah tangga Riki dan Nadia semakin membaik. Nadia berpikir ini berkat Afia. Nadia ingin sekali bertemu Afia dan memeluknya untuk berterima kasih pada Afia. Orang yang dulunya pernah Nadia sakiti bahkan sampai berani merebut cintanya.
Jika Nadia mengingat perbuatan masa lalu jahatnya pada Afia, Nadia menjadi merasa bersalah. Nadia menghela nafas pelan sambil memandang langit di sore hari di balkon.
"Lagi mikirin apa?"
"Eh? Nggak kok. "
"Beneran?"
"Emm, aku lagi mikirin tentang perbuatanku pada Afia di masa lalu. Dulu aku jahat banget ya? Sampai sampai aku merebut kamu darinya."
"Udah. Jangan dipikirkan. Itu masa lalu, dan aku nggak suka kalau kamu sedih terus. Ntar cantiknya ilang."
Nadia tertawa kecil,"besok kita kerumah Afia. Aku mau minta maaf."
"Iya, sayang!"
"Udah ih, jangan gombal mulu."
"Ih siapa yang gombal, hm? Emang nggak boleh manggil sayang sama istri sendiri?"
Karena Nadia tidak tahan di buat baper sama suaminya, Nadia langsung berlari ke bawah dan Riki hanya tertawa melihat Nadia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapan Aku Bahagia Tuhan? Ending✨
Teen FictionCERITA SUDAH LENGKAP✨ Setelah baca ini bisa mampir di cerita sebelah. Nggak kalah menarik dan pasti bakal nguras air mata😳✨ "Selamat Bu, anak ibu perempuan. Dan dia sangat cantik dan mirip seperti ibu." kata seorang wanita yang tak lain adalah bida...