"Heejin... Jeon Heejin,"
Perlahan Heejin membuka matanya. Pandangannya masih sedikit kabur, tapi ia bisa melihat objek blur di depannya.
Ia berusaha memfokuskan pandangannya. Objek blur itu semakin jelas.
"H-Hyunjin?"
"Heejin sadar! Ini Haechan! Gila apa gue disamain sama Hyunjin,"
Setelah kalimat itu, barulah pandangannya benar-benar jelas. Yang ada di depannya benar-benar Haechan, bukan Hyunjin.
Heejin perlahan bangun, "Ini dimana?" tanyanya sambil melihat sekitar.
Pemandangan yang ia harapkan adalah ia berada di kamar Haechan. Tapi, ternyata mereka berada di tengah-tengah padang pasir!
Bahkan Heejin baru sadar kalau matahari sudah menyengat kulitnya sejak tadi.
Haechan mengulurkan tangannya pada Heejin dan membantunya berdiri, "Gue juga nggak tau. Gue cuman dapet ini,"
Haechan mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. Ok, sekarang Heejin pun baru sadar kalau baju mereka juga sudah berubah.
"Kok kayak baju pas pertama kali main ATTACK Game sih?" pikir Heejin.
Haechan memberikan sebuah kertas yang dilipat menjadi 4 bagian. Heejin pun membuka lipatan itu.
"Find the other before The Seven Disasters."
Heejin mengernyitkan dahinya, "Ini pas lo sampe sini udah ada di tangan lo gitu? Lhah berarti tadi lo teriak gegara lo dibawa kesini,"
"Iya,"
Heejin menghela napasnya, "Kita udah di dalem game nya ya,"
Haechan mengangguk.
"Guanlin mana?" tanya Heejin.
Haechan menoleh ke kiri dan kanan, "Lhah mana gue tau. Kan lo yang datengnya bareng dia,"
"Lhah tapi kok lo bisa nemuin gue di sini?"
Haechan mengangkat kedua bahunya sekilas, "Pas gue masih kalang kabut, tiba-tiba gue denger suara kayak 'BRUK' gitu. Pas gue cek ternyata itu lo,"
Setelah mendengar penjelasan Haechan, mata Heejin kembali beralih pada kertas di tangannya.
"The Seven Disasters? Apaan dah?"
"Sumpah jin, mending kita bahas itu nanti aja. Sekarang kita nyari si tuan muda dulu," kata Haechan.
Heejin mengangguk kemudian melipat kembali kertas di tangannya dan memasukkannya dalan saku celananya.
Tapi, kemudian mereka berdua hanya terdiam sambil melihat sekitar mereka.
"Jadi? Kita mau nyari kemana?" tanya Heejin.
Sejauh mata memandang yang nampak hanyalah pasir. Mereka seperti berada di tengah-tengah padang pasir.
Haechan melihat sekitarnya, "Gimana lagi? Kita jalan lurus aja,"
Akhirnya mereka berjalan tanpa arah. Panas matahari benar-benar menyengat. Bahkan belum ada 10 meter mereka sudah mulai berkeringat.
"Gue nggak nyangka bakal langsung mulai gini," kata Heejin.
Haechan mengangguk setuju, "Yang sebelumnya kita dikasih waktu buat siap-siap dulu. Lhah sekarang? Langsung main tarik aja kesini,"

KAMU SEDANG MEMBACA
[2] ATTACK's Series: SECOND ATTACK ✔
Fanfiction[红] Second Book of ATTACK's Series "There always be a second chance. Can we save them?" Permainan ini belum selesai. Mereka masih memiliki kesempatan, untuk membawa teman mereka kembali. Tapi apakah benar itu tujuan utama dari permainan kedua ini? (...