48

343 72 14
                                    

Sementara yang lain pergi, Felix, Nancy, dan Guanlin memutuskan untuk mendirikan tenda mereka.

"Ada yang udah pernah ndiriin tenda?" tanya Guanlin.

Dan secara serempak, Nancy dan Felix menggelengkan kepala mereka.

"Aku half blood vampire, tapi sudah menjadi vampire sejak kecil. Jadi aku tidak tahu apa-apa," kata Felix.

Guanlin menepuk dahinya pelan, "Guanlin goblok. Vampire mana pernah bikin tenda beginian?!" batinnya dalam hati.

Tapi ia sendiri juga tidak bisa membuat tenda. Sekalipun ia pernah pergi berkemah dengan keluarganya, ia tidak perlu repot-repot membangun tenda.

Asisten rumah tangga yang mengurus itu semua, dia hanya duduk santai dan menunggu hingga tendanya selesai (sa ae mu lin).

"Yaudah kita coba seadanya aja. Ini nggak ada guidenya ya?" kata Guanlin sambil mencari kertas panduan membangun tenda.

Sementara itu, Felix dan Nancy mengeluarkan peralatan yang mereka butuhkan untuk membangun tenda.

"Kenapa mengeluarkan lem?" tanya Felix ketika melihat Nancy mengeluarkan lem dari ransel mereka.

"Bukankah kita harus mengeratkan tendanya ke pasir supaya tidak terbang? Menggunakan lem kan?" jawab Nancy sambil mengangkat lem di tangannya.

Felix mengangguk, "Oh... Kau tahu banyak juga ternyata," puji Felix.

"Tentu saja!" balas Nancy bangga.

"Sialan! Ini beneran nggak ada guidenya?! Gue harus protes ke Taeyong dah habis ini!" seru Guanlin kesal.

"Oh! Mark kan adeknya Taeyong. Tu bocah kalo udah ketemu langsung gue demo—eh? Kenapa ngeluarin lem?" tanya Guanlin setelah melihat lem di antara peralatan lain.

Felix menatap Guanlin dengan wajah polosnya, "Kata Nancy untuk mengeratkan tendanya ke pasir supaya tidak terbang,"

"Lem jenis apa yang digunakan? Lem kertas ini atau lem kayu?" tanya Nancy sambil mengangkat kedua jenis lem itu.

"ASTAGA... DOSA APA YANG GUE PERBUAT DI MASA LALU..." seru Guanlin pasrah.

Bruuummm...

Mereka yang tengah sibuk dengan urusan tenda, langsung menolehkan kepala mereka ke sumber suara.

"Itu mereka!" seru Nancy sambil meletakkan kedua lem di tangannya.

"Pengen ngatain, tapi kok kasian," gumam Guanlin yang masih 'trauma' dengan insiden lem.

Mereka sedikit berjalan maju sambil menunggu jeep itu mendekat.

Ketika jeep itu sudah mendekat ke arah mereka, Guanlin, Felix, dan Nancy langsung membulatkan mata mereka tak percaya.

Karena tempat duduk jeep hanya muat maksimal untuk 5 orang, mereka yang terluka duduk di kursi penumpang dan Haechan yang mengemudikan jeep itu.

Sisanya?

Gowon dan Nakyung dalam posisi berjongkok di atas jeep (ya, di atas jeep) dan Jeongin dalam posisi terlentang di bagian depan jeep (dia juga sesekali memberi arah pada Haechan, karena posisinya yang menutupi pandangan lelaki itu).

"ANJIR! APAAN LOL?!" seru Guanlin sambil tertawa terbahak-bahak (langsung lupa sama trauma lemnya dia).

Felix dan Nancy mau tak mau ikut tertawa, meski sebenarnya kasihan juga melihat posisi tidak nyaman dari Gowon, Nakyung, dan terutama Jeongin.

Setelah jeep itu berhenti, Jeongin dengan segera menggulingkan tubuhnya hingga ia sendiri jatuh ke atas pasir dalam posisi terlentang.

"Sumpah! Itu terakhir kalinya gue jadi macem ikan asin dijemur! Gila!" keluhnya.

[2] ATTACK's Series: SECOND ATTACK ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang