Hari keempat. Hari dimana mereka akan menjalankan misi mereka.
Heejin, Mark, Yeji, dan Chaewon sudah membaik. Meskipun Mark masih sedikit terpincang dan Chaewon yang sebenarnya belum kuat berlari atau berdiri terlalu lama.
"Karena kendaraan kita tidak cukup untuk kita semua... Vampire, apa kalian bisa berteleportasi ke sana?"
Gowon dan Nancy mengangguk, "Bisa,"
"Kalau begitu, kalian berdua tunggu aba-aba kita sebelum kalian menyusul ke sana. Sisanya akan tetap naik jeep," kata Guanlin.
"Tapi kenapa kita tidak kesana dengan teleportasi saja? Bukankah lebih cepat?" usul Haechan.
Gowon menggeleng, "Jangan. Teleportasi menghabiskan cukup banyak tenaga, apalagi jika 'mengajak' orang lain,"
"Kalau begitu, kita berangkat sekarang," kata Guanlin.
Dengan dua jeep yang tersisa, mereka bersembilan menuju ke tempat dimana core berada.
"Heejin kita sudah hampir sampai. Kabari Gowon dan Nancy," kata Yeji.
Heejin mengangguk dan mengabari Gowon lewat telepati. Bersamaan dengan itu, jeep sudah berhenti.
Mereka semua turun dari jeep dan menunggu Nancy serta Gowon sambil menyiapkan alat-alat yang mereka perlukan.
"Felix! Entar biar cepet nyingkirin pasirnya, kalo misal tanganmu udah capek langsung ganti pake kaki. Tendangin tuh pasir-pasir," kata Haechan.
Felix mengangguk, "Ok sip. Sekop kecil sudah kamu bawa kan?"
"Udah nih. Pokoknya kita bikin tuh batu muncul dari bawah, jadi lebih gampang ngeluarinnya," kata Haechan.
Beberapa saat kemudian, Nancy dan Gowon sudah bergabung bersama mereka. Mereka menunggu selama beberapa saat untuk memulihkan kekuatan keduanya.
"Semua sudah siap?" tanya Guanlin.
"Bentar! Nakyung masih ngambil sesuatu!" seru Mark.
Tapi kemudian Nakyung berteriak, "Udah udah! Gue udah selesai!"
"Baiklah kalau begitu ayo kita mulai!"
Mereka pun berlari kecil mengikuti Guanlin. Setelah tiba di satu titik khusus, mereka langsung bersiap di posisi masing-masing.
"Haechan! Cepat!" seru Felix.
Haechan pun segera menghampiri Felix dan berjongkok di hadapan lelaki itu. Mata mereka menatap pasir di bawah mereka.
"Nakyung sama Mark cari tempat yang kosong. Siapin senjata kalian!" kata Guanlin.
Setelah melihat semuanya siap, Guanlin melihat ke arah Haechan dan mengangguk.
Haechan pun balas mengangguk, lalu menatap Felix.
"Siap?"
Felix tersenyum tipis, "Let's do this,"
Sret!
Tepat setelah Haechan menyingkirkan beberapa pasir di bawahnya, suara desisan ular mulai terdengar.
Keduanya langsung menggerakkan tangan mereka dengan cepat.
"Jeongin, Heejin! Jangan lupa tugas kalian," kata Gowon.
Jeongin dan Heejin mengangguk. Mereka langsung menajamkan penglihatan mereka dan melihat setiap ular derik yang perlahan muncul.
Dor! Dor!
Suara tembakan yang berasal dari Chaewon seakan menjadi instruksi bagi semuanya untuk menyerang ular-ular itu.
Dan suara-suara aneh mulai terdengar. Felix dan Haechan masih fokus menyingkirkan pasir itu. Sementara Jeongin dan Heejin juga masih mencari keberadaan ular derik bertaring emas.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] ATTACK's Series: SECOND ATTACK ✔
Fanfic[红] Second Book of ATTACK's Series "There always be a second chance. Can we save them?" Permainan ini belum selesai. Mereka masih memiliki kesempatan, untuk membawa teman mereka kembali. Tapi apakah benar itu tujuan utama dari permainan kedua ini? (...