"...Mark Lee,"
Sementara itu, Taeyong tersenyum tipis melihat reaksi Heejin dan Haechan.
"Mark akan menjelaskan segalanya pada kalian. Have fun!" kata Taeyong sambil mengode Mark untuk mengajak Heejin dan Haechan keluar.
Mark mengangguk, "Let's go!"
Ketika mereka bertiga sudah berada di luar ruangan, Taeyong langsung menutup pintu ruangannya.
Hingga akhirnya terjadi keheningan di antara mereka bertiga.
"Haechan, kita keliling sendiri aja," ajak Heejin sambil menarik lengan Haechan.
Tapi, Mark sudah menahan lengan Heejin. Membuat perempuan itu langsung menatap Mark dingin dan menghempaskan tangan Mark.
"Heejin, please. You have to listen to me,"
Heejin mendecih, "I don't have any time to listen to bullshits,"
Kemudian Heejin memalingkan pandangannya dan berjalan pergi. Tapi, Mark sudah mencegat Heejin di depannya.
Mark mengode Haechan untuk meninggalkan mereka berdua. Haechan merotasikan bola matanya dan pergi dari sana.
Heejin menatap Mark sinis, "Mau lo apa? Blom puas sama game pertama, sekarang lo bikin yang kedua?"
"Heejin, maafin gue. Gue nggak bermaksud—"
"Ohh... Jadi lo nggak bermaksud buat mbunuh si Hyunjin sama Renjun? Nggak cuman mereka berdua, pemain yang lain juga,"
"Nggak, maksud gue—"
"Apa lo tau sesedih apa kita kehilangan temen sendiri?"
"Heejin, gue—"
"Lo tu bener-bener nggak punya malu ya,"
"JEON HEEJIN!"
Dada Mark naik turun karena menahan emosinya yang meluap-luap. Sementara Heejin, terpaku karena Mark yang tiba-tiba membentaknya. Karena sebelumnya, Mark belum pernah membentak dirinya.
Tapi, tak berselang lama ia langsung mendecih, "Lo bener-bener berubah,"
Heejin segera memutar badannya dan berjalan pergi. Tapi, lagi-lagi Mark berhasil menahan lengannya.
Heejin berusaha melepaskan tangan Mark dari lengannya. Tapi, kali ini Mark memegang lengannya cukup kuat.
"Mark Lee lepas!"
"Kenapa lo nggak mau dengerin gue dulu sih?! Lo tu nggak tau alesan yang sebenernya!"
"Lo pikir kematian Hyunjin sama Renjun sepele?! Apa gue harus dengerin alesan lo bikin game ini? Nyawa orang itu bukan buat main-main, Mark Lee!" bentak Heejin.
Mark langsung tertegun mendengar kalimat dari Heejin. Dia benar-benar tidak bisa menjawab kalimat Heejin. barusan.
Karena tidak mendapat jawaban apa-apa dari Mark, Heejin mendecak kesal dan berlari menjauhi Mark.
Dan kali ini, Mark hanya terdiam menatap kepergian Heejin.
"Kenapa lo nggak mau ndengerin gue sih?" gumam Mark.
Setelah meninggalkan Mark, Heejin hanya bisa berjalan tanpa arah. Ia benar-benar tidak tahu apa-apa dan tidak kenal siapa-siapa di sini.
Jadi tujuannya sekarang adalah mencari Haechan. Dia sudah mengelilingi hampir semua bagian bangunan itu. Bahkan tadi ia sempat tersesat. Tapi, Heejin sama sekali tidak bisa menemukan Haechan.
Karena lelah, akhirnya Heejin memutuskan untuk duduk bersandar di tembok kastil bagian belakang.
Tempat itu cukup sepi. Ketika Heejin melihat ke depannya, yang tampak hanyalah hutan lebat.
Kemudian, Heejin teringat percakapannya dengan Mark tadi. Seketika ia merasa sedikit menyesal.
"Apa harusnya tadi gue dengerin dia dulu?" pikir Heejin.
Tapi, kemudian ia menggeleng-gelengkan kepalanya, "Heejin sadar. Orang kayak dia nggak perlu didengerin. Pembunuh," gumamnya.
Ketika ia mengucapkan kata 'pembunuh', ia justru teringat kalau dirinya sendiri lah yang membuat Hyunjin mati. Dia sendiri juga pembunuh!
"Dasar nggak tau diri!" kata Heejin pelan sambil menampar pipinya sendiri.
Ia meringis kesakitan sambil memegang pipi yang tadi ia tampar. Kemudian, ia menghela napasnya.
"Lho?! Jeon Heejin!"
Heejin langsung menolehkan kepalanya ke sumber suara. Ia pun tampak terkejut melihat orang yang telah memanggil namanya tadi.
Ketika orang itu hendak mendekatinya, Heejin langsung berdiri dan berjalan menjauh.
"Cobaan apa lagi astaga," gumam Heejin.
Sementara itu dia bisa mendengar orang tadi berjalan mengejarnya.
"Jeon Heejin! Bentar, gue mau ngomong," orang itu berhasil meraih lengan Heejin.
Tapi, Heejin langsung melepaskan tangannya dari tangan orang itu. Ia menatap orang itu dengan dingin.
"Lo sama Mark Lee itu sama. Sama-sama brengsek!" bentak Heejin.
Orang itu tampak terkejut, "Jin? Lo kenapa sih?"
"Plis ya lo itu juga creator kyung. Meski Guanlin cerita kalo lo creator yang diatur buat ngehianatin grup creator, gue bodo amat nggak peduli. Dasar bajingan,"
Nakyung yang mendengar kalimat Heejin langsung terperangah. Karena sebelumnya, Heejin tidak pernah berkata sekasar itu padanya.
"J-Jin..."
Heejin merotasikan bola matanya dan langsung pergi menjauh. Ia benar-benar harus menemukan Haechan sekarang.
Sementara, itu Nakyung hanya bisa melihat kepergian Heejin dengan kecewa. Ia melihat ke atas dan di salah satu jendela, seseorang sudah melihat dan mendengar semuanya dari sana.
Mereka saling tatap satu sama lain, seakan mereka bisa bicara melalui tatapan mata.
Kemudian orang yang di atas mengangguk pelan dan dibalas anggukan juga oleh Nakyung.
Nakyung memutus kontak mata dengan orang itu dan berjalan pergi.
"Semoga lo nggak bohong lagi Mark," gumam Nakyung.
Wuhuuu update yey :) have a nice day~
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] ATTACK's Series: SECOND ATTACK ✔
Fanfiction[红] Second Book of ATTACK's Series "There always be a second chance. Can we save them?" Permainan ini belum selesai. Mereka masih memiliki kesempatan, untuk membawa teman mereka kembali. Tapi apakah benar itu tujuan utama dari permainan kedua ini? (...