39

360 67 21
                                    

"JO YURI!"

Yuri hendak menoleh untuk melihat siapa yang memanggilnya. Tapi orang itu masih semakin kuat memeluk tubuhnya.

"Jangan—argh... Lihat," kata orang itu sambil meringis.

Yuri sedikit bingung, kenapa orang itu tampak kesakitan?

Tapi, kemudian Yuri bisa melihat lingkaran putih tipis muncul lagi di mata kiri orang itu.

Entah apa yang terjadi, yang jelas Yuri bisa merasakan angin di tubuhnya. Rasanya seperti terbang.

Tak lama kemudian, orang di depannya sedikit melonggarkan pelukannya. Yuri pun bisa melihat ke sekitarnya.

"Lho? Kita berpindah tempat?" tanya Yuri.

Orang itu tidak menjawab. Ia melepaskan pelukannya. Yuri otomatis berjalan mundur.

"T-tanganmu... Berdarah?" tanya Yuri terkejut setelah melihat tangan kiri orang itu yang mengucurkan darah.

Dengan sigap, Yuri melepaskan kain putih yang selama ini ia jadikan gelang abal-abal. Kemudian ia meraih tangan orang itu dan melilitkan kain tadi ke tangannya.

"Apa yang terjadi? Siapa yang memanggilku tadi? Kenapa kita bisa berpindah tempat?" tanya Yuri bertubi-tubi.

Orang itu sedikit meringis ketika kain putih itu mulai menyentuh tangannya, "Aku terkejut tadi. Tidak sengaja aku malah melukai diriku sendiri,"

"Astaga..." gumam Yuri.

Setelah selesai dengan kegiatannya, Yuri kembali menatap orang itu.

"Kemari, pisaumu," kata Yuri.

Orang itu mengernyit bingung walau pada akhirnya tetap menyerahkan pisaunya kepada Yuri.

Yuri menerima pisau itu. Kemudian ia kembali merengkuh tubuh orang itu, membuat orang itu semakin kebingungan.

"Apa yang kau lakukan?"

Yuri tidak menjawab. Tangan kiri Yuri yang memegang pisau, meraih tangan kanan orang itu. Sehingga keduanya sekarang memegang pisau itu.

Yuri mendongakkan kepalanya dan menatap orang itu dengan datar, "Tolong jangan sia-siakan kepercayaanku,"

Kemudian wajah datar itu tergantikan oleh senyuman tipis, "Kita lakukan bersama,"

"Hah? A-apa? Tidak. Aku bisa—"

Crak!

Dan saat itu juga tubuh Yuri ambruk di lengan orang itu.

Dan saat itu juga tubuh Yuri ambruk di lengan orang itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"ARGH! SIALAN SIALAN SIALAN!"

Orang itu berlari menembus pohon, ranting, dan daun yang ada di depannya. Tidak peduli jika beberapa ranting runcing itu melukai wajah tampannya.

Sekarang yang ia inginkan hanyalah bertemu dengan Taeyong atau Namjoon atau Mark.

Dia sudah melihat pelakunya di depan mata, meskipun ia tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas.

Tapi, bagaimana bisa ia membiarkannya lolos begitu saja?!

Beruntung sekali, sebelum ia masuk ke dalam Central, ia melihat Mark berjalan dari arah garasi jeep.

"Mark Lee!" serunya.

Mark langsung menolehkan kepalanya, "Oh, Han Jisung. Ada apa?"

Han segera berlari ke arah Mark. Dia mengatur napasnya sebentar sebelum menceritakan kejadian barusan.

"Aku... Melihat Yuri dengan orang asing, aku tidak bisa melihat wajahnya. Orang itu membawa pisau. Aku yakin ia membunuh Kim Lip dan Sihyeon. Lalu, sekarang dia membawa Yuri pergi! Maafkan aku... Maaf, aku malah membuatnya lolos," jelas Han yang diakhiri dengan isakan pelan.

Mark yang melihat Han menangis langsung menepuk-nepuk punggung lelaki itu.

"Han, tenangkan dirimu terlebih dahulu," kata Mark.

"Kita kehilangan satu ATCKers lagi dan parahnya kita tidak bisa menemukan mayatnya. Aku tidak tahu orang itu membawa Yuri kemana," ujar Han lagi.

"Han, sudah. Aku tidak ingin melihatmu menangis seperti ini," kata Mark.

Akhirnya tangisan Han sedikit mereda, meski terkadang lelaki masih sesenggukan.

"Sudah tenang?" tanya Mark yang dibalas anggukan oleh Han.

"Nah lebih baih kau istirahat saja dulu sekarang. Aku yang akan menginformasikannya pada Taeyong. Dan aku akan berusaha supaya kita bisa menemukan Yuri dan memakamkannya dengan layak,"

Kalimat dari Mark membuat Han benar-benar bisa bernapas lega sekarang. Setelah mengucapkan terima kasih, ia berjalan pergi meninggalkan Mark sendiri.

Ketika Han benar-benar sudah menghilang dari pandangannya, senyum miring muncul dari wajah Mark.

"Good news in a good day," pikirnya sambil berlalu pergi.

"Good news in a good day," pikirnya sambil berlalu pergi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Update lagi :) ehe

Btw author penasaran :v gimana caranya kalian nemuin cerita ATTACK's Series ini? Hehe iseng nanya aja :v

Thx for ur support, jaga kesehatan <3

[2] ATTACK's Series: SECOND ATTACK ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang