09

524 94 8
                                    

Pagi itu, sinar matahari memasuki ruangan grup 1 lewat jendela dengan kaca yang sudah pecah setengah.

Heejin menjadi orang yang bangun pertama kali di ruangan itu karena ia tidur di dekat jendela.

Ia meregangkan tubuhnya dan menguap beberapa kali. Ia melihat sekeliling ruangan itu.

Haechan dan Guanlin yang tidur bersebelahan dan sesekali tanpa sadar mereka akan saling pukul satu sama lain.

Nakyung yang tidur di pojok ruangan dengan posisi duduk. Bahkan Heejin yakin kalau posisi itu tidak nyaman dan mungkin akan membuat leher temannya itu pegal-pegal nanti.

Lalu, Mark—lho? Dimana anak itu? Heejin terus menelusuri setiap sudut ruangan itu, tapi Mark tidak tampak.

Setelah semua nyawanya terkumpul, Heejin bangun dari posisinya dan berjalan menuju tempat Nakyung tidur.

"Kyung... Bangun. Kebakaran," kata Heejin dengan suara khas bangun tidur.

Merasa ada yang mengguncang-guncangkan tubuhnya Nakyung pun terbangun perlahan. Ia langsung mengucek-ucek matanya.

"Kebakaran? Oh yaudah gapapa," jawab Nakyung tenang.

Akhirnya mereka berdua pun tertawa bersamaan. Tentu saja kebakaran itu tidak benar-benar terjadi.

Nakyung pun beranjak berdiri, "Aduh... Leher gue," katanya sambil memegang bagian belakang lehernya.

"Lo sih, tidur kok sambil duduk," kata Heejin.

Nakyung hanya meringis dan berjalan menuju sofa panjang di ruangan itu. Ia menidurkan dirinya di atas sofa itu sambil menekan-nekan lehernya.

"Lo jangan tidur lagi kyung," kata Heejin.

Nakyung mendecak pelan, "Iye iye ah,"

Heejin pun membuka pintu ruangan mereka dan berjalan menuju toilet yang terletak di ujung koridor itu.

Setelah urusannya di toilet selesai, ia kembali ke ruangan mereka dan melihat semua temannya sudah terbangun meski setengah nyawa mereka masih melayang entah dimana.

"AYO BANGUN ZHEYENG-ZHEYENGKU!!!" teriak Heejin.

Tapi, Heejin tahu, teriakan seperti itu tidak akan membangunkan temannya. Dia sudah hafal dengan kebiasaan mereka.

"Heran gue masih nganggep mereka temen gue," pikir Heejin.

BRAK!

"WEH BANGUN WEH!"

Heejin pun terperanjat kaget ketika tiba-tiba seseorang datang dan membuka pintu ruangan mereka dengan kencang.

Tapi, ternyata suara itu dapat membangunkan teman-temannya yang lain. Mereka menatap sang pembuka pintu dengan kesal.

"Santuy elah," kata Guanlin dengan suara serak.

"Kasian pintunya kalo rusak," tambah Nakyung.

"Tau dah. Mark ngegasan," ujar Haechan.

Mark hanya terkekeh kecil, "I'm sorry guys. Tapi, beneran kalian harus bangun sekarang,"

Haechan menguap, "Emang kenape sih?"

"Hari ini pembagian divisi buat ATCKers baru. Astaga kyung lo harusnya udah ke divisi Guardian!"

Nakyung pun membulatkan matanya dan menepuk dahinya, "Anjir gue lupa!"

Dengan segera Nakyung keluar dari ruangan itu dan menuju ke toilet untuk bersiap-siap.

"Nah kalian berdua mending cepet-cepetan siap-siap. Udah ditunggu Taeyong sama Namjoon di lapangan," kata Mark yang kemudian berjalan pergi dengan terburu-buru.

[2] ATTACK's Series: SECOND ATTACK ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang