Prolog

786 164 71
                                    

Rasa nya aku ingin mati saja saat ini juga, dari pada harus melihat pemakaman kedua orang tua ku dan adik ku secara bersamaan.

Suara tangisan yang tertutup oleh suara hujan mulai menggema di tengah-tengah kerumunan berbaju hitam.

Aku masih tidak percaya dengan semua kenyataan pahit ini. Seakan aku saat ini tengah berada dalam sebuah mimpi buruk yang pada kenyataan nya di sana aku ingin sekali bangun dari mimpi buruk itu.

Tapi sayang. Ini bukan mimpi. Ini realita. Ini nyata. Dan itu semua tak bisa ku terima sampai kapan pun.

❄❄❄

"Elsa berangkat dulu ya Tante"

"Iya sayang. Hati-hati"

Tangan ku mulai melambai mengarah pada mobil berwarna merah yang tadi ku tumpangi.

Senyum yang tadi terlukis di bibir ku kini tak lagi terlukis. Semua itu hanya kebohongan yang ku lakukan pada Tante ku itu. 

Bagaimana aku bisa tersenyum lagi dengan apa yang telah terjadi pada keluarga ku 2 tahun yang lalu. Tragedi itu telah merubah ku menjadi gadis pembenci senyuman.

Ah. Aku tidak akan mengingat tragedi itu lagi. Mengingat itu hanya akan membuat ku semakin terpuruk.

Tit...

Sebuah suara klakson membuat ku tersadar akan lamunan ku. Ternyata aku masih berdiri di tengah gerbang utama SMA baru ku. Pantas saja ada kendaraan yang mengklakson ku.

Sebelum aku menghindar, aku menyempatkan untuk melihat kendaraan itu terlebih dahulu. Terlihat di sana motor besar berwarna hitam dengan pengendara cowok dan penumpang cewek.

Sangat jelas disana, wajah si pengendara kesal. Maybe itu semua gara-gara ku, karena menghalangi jalan nya.

Tapi aku tidak peduli. Aku hanya memberikan sorotan datar, lalu pergi meninggalkan pengemudi yang tampak kesal.

Hari ini hari pertama ku bersekolah lagi. Semenjak tragedi itu, aku tidak lagi besekolah. Waktu itu aku sangat terpukul hingga aku takut untuk bersekolah.

Karena aku berfikir, jika aku bersekolah atau pun keluar rumah. Nyawa ku akan terancam, karena orang yang membuat ku kehilangan semangat hidup sampai sekarang belum di temukan.

Tapi kali ini, aku memberanikan diri untuk bersekolah lagi. Sampai kapan aku harus dirumah dan homeschooling.

Seharus nya hari pertama ku bersekolah ini di temani oleh Tante ku. Tapi beliau tidak bisa menemani ku karena ada meeting di kantor nya pagi ini.

Aku juga tidak ingin merepotkan beliau. Jadi, aku tetap pergi walau pun hanya sendiri.

Kaki ku tetap melangkah dan mata ku tetap melihat-lihat ke sekitar agar aku bisa menemukan ruang Kepala Sekolah.

Aku terlalu fokus melihat sekitar hingga tak memerhatikan langkah ku sendiri. Sehingga aku tak sengaja menambrak orang yang berlawan arus dengan ku.

"Arghh sorry-sorry gue ga sengaja" ujar orang yang ku tabrak.

Aku tidak peduli dengan permintaan maaf dari nya. Yang ku pedulikan sekarang ini, pakaian ku sedikit berantakan karena bertabrakan dengan nya.

Aku hanya menatap orang itu dengan raut tak suka. Ku lihat orang itu mulai melangkah masuk ke balik tembok seperti tengah bersembunyi dari seseorang.

Seperti nya benar. Sehabis orang itu bersembunyi di balik sebuah dinding sempit,datang lah seorang gadis dengan jaket warna pink mendekat pada ku.

"Heh lo liat Daffa ga?" Tanya cewek itu tidak sopan pada ku.

Alih-alih menjawab, aku hanya pergi meninggal kan cewek itu yang kini tengah menganga karena ku cueki.

"Ishh cewek sialan " umpat nya pada ku. Aku tidak peduli, aku terus melajukan langkah ku.

Merasa di cuekan gadis itu pergi saja entah kemana sambil meneriaki nama Daffa.

"Hey" teriak seseorang yang aku perkirakan dia meneriaki ku. Tapi aku tidak ingin geer, oleh sebab itu aku menuruskan langkah ku.

Tidak lama kemudian ada seseorang yang mencengram lengan ku.

"Hey. Gue manggil elo dari tadi" oh berarti benar, ada orang yang memangil dan meneriaki ku tadi. Aku kira hanya aku yang ke geeran.

"Hm" singkat ku tanpa ekspresi.

"Makasih ya yang barusan" tutur nya dengan melukis kan senyum.

Aku tidak membalas senyuman nya. Aku hanya mengangkat alis ku tidak paham. Emang apa yang ku lakukan pada nya? 

"Oh iya. Kenalin gue Daffa" ujar orang itu seraya mengulurkan tangan nya pada ku.

Sial. Aku sangat risih dekat dengan orang ini. Kenapa dia masih saja mengoceh, batin ku.

"Elsa" balas ku tanpa menyambut uluran tangan nya. Lalu pergi meninggal kan nya.

Next»»»

Gimana untuk prolog nya? Coment dibawa kalau kalian ingin next part!! Ok

My Secrets [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang