No cewek no life ~brian
No nafas no life~ayana
"Halo kak" kata ayana saat menerima telepon dari lexa
"Iyah, apa kabar? "
"Baik kak, kakak apa kabar? "
"Baik kok"
"Kalo mamah? "
"Keadaannya perlahan membaik udah gak pernah lagi marah-marah, emosinya juga gak labil kayak kemaren lagi"
Ayana terdiam sesaat
"Lesya?? "
"Ehhh iyah kak"
"Kenapa diam? "
"Benci banget yah mamah sama gue"
"Maksutnya bilang kekgitu apa coba?
"Kalo aku dirumah pasti mamah marah-marah terus tapi setelah aku pergi mamah gak pernah marah lagi"
"Kirain apaan, jangan baper elah. Oh yahh tadi aku udah bicara sama om rian katanya besok setelah pulang gereja kamu udah bisa pindah"
"Pindah kemana kak? "
"Ke apartemen kita yang dekat sekolah kamu "
"Ohh bagus dong lagian aku segan lama disini takut ngerepotin kak "
"Entar kita lanjut gue belajar dulu. Jangan lupa makan dan jangan sampai sakit terus gak usah pikirin apapun yang bisa membuatmu sedih"
"Iyah kak, kalian sehat terus yah"
"Iyah, byee"
Ayana mematikan sambunganya
"Udah? " kata brian yang berdiri disamping ayana"Udah" kata ayana lesu
"Udah dibilang juga jangan pikirin hal yang membuatmu sedih masih ajah ngeyel" lanjut brian
"Emang gue pikirin apa? " tanya ayana masih dengan wajah sedih
Brian memegang tangan ayana erat
"Gue bukan dukun yang bisa tahu apa yang lo pikirin tapi gue bisa tau kalo lo lagi sedih dari mata ini" kata brian sambil menatap ayana
"Apa yang lo liat disana? "
"Gue juga gak tau apa yang gue liat tapi yang jelas gue tau lo terluka"
"Jangan begini"
"Maksutnya? " tanya brian tanpa melepaskan pandangan dari kedua bola mata ayana
"Jangan buat gue merasa spesial buat lo, padahal faktanya aku hanya salah satu dari banyak fans lo. Gue takut jatuh dan lo gak ada buat bantu gue bangkit" seru ayana dengan mata yang berkaca-kaca
"Lo belum tau seperti apa kisah gue. Lo gak pernah rasain ada tapi tak dianggap, lo gak pernah rasain rasanya gak disayangi oleh orang yang ngelahirin lo kedunia, lo gak pernah rasain gimana rasanya jatuh tanpa ada orang yang mau membantumu berdiri"
Ayana terdiam sebentar airmata tak lagi mampu dia tahanBrian memeluk ayana erat
"Lo gak pernah rasain itu brian dan sifat lo yang kekgini bisa buat gue jatuh cinta ke lo, dan setelah itu lo tinggalin gue
Gue gak mau lagi rasain itu" lanjut ayana histerisBrian tidak tau apa yang harus dia ucapkan, dia hanya diam sambil mengelus rambut ayana yang berada dipelukanyya
"Aku takut ian" seru ayana pelan tapi masih terdengar brian
KAMU SEDANG MEMBACA
AYANA
Teen FictionHidup itu pilihan itu kata mereka Lalu kenapa hidupku diselimuti kesedihan Disaat aku memilih bahagia??