[AYANA_45]

296 24 3
                                    

Tidak ada yang pasti di dunia ini. Namun apa boleh aku berharap bahwa cintamu itu pasti?


***

Tentang Brean Alexander

Rean menghela nafasnya, memijat keningnya yang berdenyut sakit. Laki-laki itu duduk di sofa dan meletakkan kakinya di atas meja. Punggungnya bersandar di punggung sofa. Rean memejamkan retinanya dan mencoba mengurutkan semua rentetan kejadian, hingga dia tertidur lama di brankar rumah sakit.

Semua berawal dari seorang gadis, yang mampu merubah hidupnya. Natasha Reindra, biasa dipanggil Asya. Gadis cantik, yang mampu memberikan warna lain di warna hitam putih hidup Rean.

Rean menganggap bahwa Asya adalah yang pertama dan terakhir di hidupnya. Rean bukan orang ambisius atau kutu buku, ia hanya laki-laki biasa. Cuek dan dingin adalah caranya melindungi dirinya dari patah hati.

Semakin banyak kamu memberikan izin seseorang masuk ke dalam hidupmu, maka semakin besar kemungkinan kamu kehilangan. Itu yang selalu Rean tanamkan di hatinya, hingga teman dekatnya pun bisa terhitung dengan jari. Sebelum Asya datang.

Asya bukan gadis sempurna, dia hanya Natasha Reindra. Gadis yang hidupnya penuh warna, ceria, ramah dan penuh kasih. Gadis yang masuk dengan mudahnya ke dalam kehidupan kelam milik Rean. Gadis yang mampu memporak-porandakan hatinya.

Gadis yang menjadi cinta pertamanya dan sekaligus patah hati pertamanya. Dikecewakan, sudah menjadi hal biasa bagi Rean.

Rean tidak pernah berharap lebih dalam tujuh belas tahun hidupnya,  setelah hal itu terjadi. Pertama kali kecewa terberat yang Rean rasakan adalah saat orang yang merelakan tubuhnya sebagai pintu masuk Rean ke dunia membencinya. "Aku sangat membencimu, mengapa kau harus lahir dari rahimku?" kalimat yang selalu Rean ingat dan kalimat yang selalu menghancurkan mentalnya, setiap Rean ingat kalimat itu. 

Rean tidak membenci bundanya, hanya kecewa. Lagipun Rean tidak ingin lari dari kenyataan, bahwa alasan bundanya membencinya adalah karena kesalahan yang tidak dia sengaja. Rean masih ingat dengan jelas, bagaimana sedih bundanya ketika Shella, adik perempuan Rean meninggal.

Waktu itu, Rean membawa Shella berjalan-jalan menggunakan motor matic milik Ayahnya. Rean masih  berumur dua belas tahun kala itu dan Shella berumur tiga tahun. Walaupun umurnya yang tergolong terlalu muda untuk mengendarai motor, Rean sudah bisa berkendara dengan baik, apalagi di dukung tubuhnya yang cukup tinggi.

Namun, di luar dugaan Rean, mereka terjebak dan menjadi salah satu korban dari kecelekaan beruntun, yang terjadi di jalan besar dekat rumah Rean. Shella meninggal, tubuhnya terlempar ke tengah kecelakaan. Tubuhnya yang kecil tergilas dan hancur. Shella bahkan tidak punya tempat istirahat terakhir di bumi ini, tubuhnya benar-benar hancur dan tercerai-berai bersama tubuh korban lain.

Rean tidak pernah berhenti menyalahkan dirinya atas apa yang menimpa adik perempuannya itu. Dan entah keberuntungan dari mana, waktu kecelakaan, tubuh Rean terlempar jauh dari tempat kecelakaan. Tubuhnya terlempar ke samping jalan yang ditumbuhi rumput-rumput liar.

Rean hanya mendapat luka-luka kecil, bahkan tidak perlu menginap di rumah sakit. Hal itu membuat bundanya benar-benar membenci Rean. Padahal tanpa sepengetahuan keluarganya, Rean depresi dan pernah hampir bunuh diri.

Di saat itulah, malaikat baik datang ke dalam hidup Rean, menjelma sebagai seorang gadis cantik nan manis, Natasha Reindra. Gadis itu menarik Rean dari hidup kelamnya, tidak lupa mencoretkan banyak warna lain di hidup Rean.

Rean tersakiti setiap melihat bundanya yang selalu histeris. Namun Rean bersyukur, ayahnya tidak menyalahkan Rean. Hanya menjaga batas, agar bundanya tidak semakin tersakiti. Ayahnya sering mengunjungi Rean di kamar laki-laki itu, ketika bundanya sudah tertidur, begitu juga Brian.

AYANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang