Stay with me until the end
Jangan lupa tekan bintangnya🙏
❤
Kuharap kamu tidak lupa, ketika kelingking kita bertautan, dan saling mengikat dalam seuntai kata, yang kita sebut sebagai, JANJI
_________________________________________Ayana menatap Mita tidak percaya. Gadis itu kelihatan baik-baik saja, padahal Ayana masih ingat dengan jelas sekacau apa Mita tadi malam. Ayana mendatangi Mita untuk meminjam buku catatan gadis itu. Namun yang dia dapati, Mita sudah bereinkarnasi menjadi orang gila, bukan, orang yang sangat menyedihkan
Mita merangkul pundak Ayana, mulutnya tidak berhenti membicarakan pemotretan yang mereka lakukan setiap Sabtu di butik milik bunda Mita. Ayana bahkan baru tahu, bahwa pemilik butik yang Mita panggil bunda bukanlah ibu kandungnya. Mita pernah menolong wanita yang biasa dipanggil bunda Nina itu.
Ayana mengetahui itu dari ucapan Mita tadi malam. Bunda Nina adalah seorang janda yang diceraikan suaminya karena tidak bisa punya anak. Dan kebetulan Mita menolongnya, jadilah Mita dianggap sebagai anak oleh Bunda Nina. Mereka sangat dekat, mungkin jika orang yang tidak tahu kebenaran tentang mereka akan menganggap bahwa mereka adalah anak dan ibu kandung, termasuk Ayana.
Mita memang gadis yang sangat kuat. Ayana saja tidak bisa menyembunyikan dukanya sepintar Mita. Di sekolanya dulu, Ayana dikenal sebagai gadis pendiam bahkan anti sosial. Namun di sekolah sekarang Ayana banyak dikenal orang, selain karena Ayana yang selalu membaca puisi tiap istirahat juga karena Ayana adalah pacar Brian.
Bicara tentang Brian, tadi pagi cowok itu mengirimkan Ayana pesan bahwa dia tidak bisa menjemput Ayana pagi ini.
"Ada dress desain baru di butik bunda, kita yang bakal pakai duluan," ucap Mita dengan bangga.
"Iya."
"Ya!" panggil Mita dengan serius.
"Apa?" jawab Ayana sambil mengeluarkan motornya dari area parkiran Apartment.
"Soal tadi malam–"
Ayana langsung memotong ucapan Mita, "gue gak bakal kasih tau orang lain, tapi lain kali kalo lo ada masalah cerita sama gue, jangan dipendam sendiri. Gue berasa jadi sahabat paling bodoh setelah lihat keadaan lo tadi malam." Ayana menatap Mita serius.
Mita mengangguk dalam diam, retinanya memanas tidak percaya pada ucapan Ayana. Mita bingung kebaikan apa yang sudah dia perbuat di masa hidupnya, hingga Tuhan menitipkan orang sebaik Ayana di hidupnya.
Mita dan Ayana berangkat ke sekolah bersama. Namun dengan kendaraan yang berbeda, Ayana dengan motornya dan Mita dengan mobilnya. Keduanya sampai di sekolah hanya beda dua menit saja, Ayana sampai duluan.
Ayana turun dari motor yang ia kendarai, merapikan rambutnya yang berantakan karena memakai helm. Sedang Brian yang baru sampai memanggil Ayana dan menghampirinya.
"Selamat pagi ibu negara," sapa Brian hangat dengan sebuah senyum terlukis di bibirnya.
Ayana yang baru menyadari keberadaan Brian tersenyum. Belum sempat dia membalas sapaan Brian, Mita sudah terlebih dahulu berbicara.
"Gue duluan. Gak enak pagi-pagi udah jadi nyamuk," sindir Mita sambil terawa kecil, kemudian pergi meninggalkan sepasang sejoli itu di parkiran sekolah. Ayana dan Brian tertawa saat mendengar ucapan Mita.
KAMU SEDANG MEMBACA
AYANA
Teen FictionHidup itu pilihan itu kata mereka Lalu kenapa hidupku diselimuti kesedihan Disaat aku memilih bahagia??