[AYANA_37]

325 34 2
                                    

Stay with me until the end

Jangan lupa tekan bintang kakak🙏

Segala yang kau ucap bohong
Kau lakukan omong kosong
Tak perlu lagi percaya
Kau hanya pura-pura
Kita diujung perpisahan
Namun selalu kurindukan
Kau luka yang kurindu💔

Anggap ajah ini ungkapan perasaan Brean untuk Brian😂

_________________________________________

Setelah Ayana pergi, Brian mendekati mereka berdua. Moriz dan Andra hanya menatap Brian datar. Keduanya berdiri sambil bersandar di dinding bagian belakang kelas.

"Kenapa?" tanya Brian datar.

"Bahagia banget kayaknya. Lupa, yah, gara-gara lo Brean kritis hampir berbulan-bulan," jawab Moriz ketus.

"Itu salah paham." Brian tersenyum sinis.

"Siap-siap ajah posisi lo direbut Brean."

"Gue gak pernah merasa bersaing sama Brean. Jadi gue gak takut Brean kembali, gue senang Brean sehat karena dengan dia sadar gue udah merasa tenang." Brian meninggalkan keduanya berjalan ke arah kelas.

"Brean sekolah mulai hari ini."

Brian sontak berhenti melangkah dan membalikkan tubuhnya ke arah Moriz dan Andra.

"Brean udah pulang dari rumah sakit? Kenapa gak pulang ke rumah?" tanya Brian tidak sadar.

Moriz dan Andra tertawa lepas dan dengan kompak keduanya berkata,  "Karena ada lo." Keduanya pergi meninggalkan Brian.

Brian terdiam, kepalanya dipenuhi banyak hal yang kemungkinan akan terjadi. Bukan, Brian tidak memikirkan ucapan Andra dan Moriz. Brian memikirkan Ayana, pasti Brean akan mendekati Ayana. Arghh, Brian jadi merasa takut sekarang.

***

"Aya, pangeran tanpa kuda udah nungguin lo, tuh!" seru Mita sambil menggoda Ayana.

Entah mengapa saat ini Ayana jadi pemalu. Dulu, Ayana bahkan tidak percaya bahwa pipinya dapat memerah seperti di novel-novel yang dia baca. Namun, melihat yang terjadi saat dia mengenal Brian, Ayana jadi percaya bahwa cinta memang sangat berpengaruh dalam hidup setiap manusia, termasuk dirinya.

"Ayo ke kantin," ajak Ayana pada ketiga temannya.

"Kamu duluan, Ya," ujar Esya yang diangguki oleh Maria.

"Ayo. Duluan, yah," pamit Mita sambil mengapit lengan Ayana dan keluar dari kelas.

"Pacar lo udah di kantin duluan. Sana ke pacar lo, jangan gangguin Aya," tukas Brian sambil menarik lengan Ayana dari Mita.

Mita mendengus, dan mendorong bahu Ayana ke arah Brian pelan, "ngeselin!" Mita meninggalkan keduanya untuk menjumpai kekasihnya, Alvin, yang sudah duluan ada di kantin.

Ayana tertawa melihat tingkah Mita dan Brian. Hingga matanya menyipit membentuk bulan sabit, Brian yang memperhatikan Ayana tersenyum. Ayana itu cantik, baik lagi, Brian beruntung memilikinya.

"Ayo!"

Brian dan Ayana berjalan ke kantin. Jemari keduanya saling bertaut, menggenapkan ganjil keduanya. Sesekali mereka tertawa kecil menanggapi hal yang sedang keduanya bicarakan.

AYANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang