5 tahun yang lalu,
tidak pernah terbayang sekalipun dibenak jisu jika ia akan mengalami hal semendebarkan ini di dalam hidupnya.
seorang pemuda menjadi sandera wanita paruh baya,
tepat di depan matanya.
wanita itu tampak menuding pelipis si pemuda dengan ujung pistol. wajahnya tak terlihat, terhalang oleh masker hitam sebatas hidungnya.
apalagi dengan didukung minimnya cahaya di ujung sana, semakin berhasil menyembunyikan sosoknya.
sedangkan sang pemudaㅡtertangkap setengah ketakutan. sekujur tubuhnya seperti gemetaran juga raut yang penuh cemas dan harap. mungkin dia tidak berdaya akibat pistol yang berpijak di pelipisnya.
mungkin pula karena sekujur tubuhnya penuh luka dan memar, dia jadi tidak bisa melawan.
"t-tolong...." pintanya.
jisu langsung ikut gemetaran. padahal niatnya hanya segera pulang ke rumah, namun dia justru terjebak dalam situasi yang tidak pernah dia kira.
"t-tolong aku..."
pemuda di depan sana semakin memelas, berbeda dengan jisu yang semakin panik.
jisu panikㅡlari atau menolongnya?
jika dia lari, bisa saja penyesalan tiba di akhir. bisa saja nanti jisu dihantui bayangan muka si pemuda setiap harinya jikalau dia lari pergi.
jika dia menolongnya, bisa saja nyawa jisu ikut menjadi taruhan. bisa saja jisu meregang nyawa saat dia berusaha menolongnya.
"t-tolong...."
mana yang harus jisu pilih?!
"diam!" giliran wanita itu yang berucap, mengencangkan pegangan pada si pemuda serta bersiap menarik pelatuk pistol di tangannya.
lari atau tolong dia?!
"l-lepaskan atau aku telpon polisi!" ancam jisu lantang pada detik selanjutnya.
wanita itu lantas tertawa remeh, "nona kecil, apa yang kamu pikirkan huh? bisa saja aku menembakmu sebelum kamu sempat menelepon polisi untuk datang ke sini."
astaga, dasar jisu bodoh.
bagaimana bisa dia tidak berpikir sampai sana?!
"aku menembak pemuda ini lalu baru menembakmu, gimana?"
"j-jangan,"
terdengar suara decakan kemudian, "oh, mau kamu saja yang aku tembak? lagipula aku tidak punya urusan denganmu. kalau pemuda ini, aku bisa menembaknya nanti~"
gadis itu membisu.
bibirnya terasa kelu sekedar untuk menjawab perkataan wanita itu. dadanya membuncah seiring dengan telapaknya yang mulai membeku.
"ah, tapi yang kamu mau pemuda ini dilepaskan ya?" wanita itu lantas melepaskan tangan si pemuda, "ya sudahlah."
KAMU SEDANG MEMBACA
[v] one & only ✓
Fanfictionbagi lino, jisu adalah satu-satunya. ft. lee know, lia. est. 2020 ⚠️ violence, murder, harsh words, lowercase, unrevised