~ Ch 15 ~

963 74 4
                                    

Taehyung  berada  di  balkon  kamarnya. Kedua  tangannya  mengeratkan  sweater  coklat, yang  ia  kenakan. Memandang  kearah  halaman  mansion.

Pikirannya  menerawang, pada  kejadian  seminggu  yang  lalu. Begitu  cepatnya, ia  harus  kehilangan  orang-orang, yang  ia  sayangi. Apalagi  ibu  Bae, yang  sudah  dianggapnya  ibu  sendiri.

Meremat  dadanya  menahan  sesak. Jika  begini  akhirnya, ia  lebih  memilih  tetap  tinggal  disana. Kedua  matanya  memanas. Hingga  butiran  kristal  itu, tak  dapat  ia  tahan. Ia  terisak  lirih. Berharap  mereka  hidup  tenang, diatas  sana.

Tak  menyadari. Bahwa  Jimin  menatapnya  sejak  tadi, dari  ambang  pintu  kamar. Melihat  kesayangannya  menangis, sungguh  membuat  hatinya  sakit. Maka, berjalan  tergesa  dan  menghampiri  Taehyung. Memeluknya  dari  belakang.

Sontak  membuat  Taehyung  menoleh. Saat  kedua  tangan  halus  ibunya, mendekapnya  penuh  kehangatan.

"Adeul. Mommy  mohon, jangan  seperti  ini  lagi !! nanti  kau  sesak, sayang. Sudah  nee !!" pinta  Taehyung.

"Mommy..hikss.." tangis  Taehyung  menjadi  kencang.

Jimin  berputar  arah, menjadi  menghadap  Taehyung. Membingkai  wajah  sang  anak. Wajah  Taehyung  dipenuhi  air  mata.

"Taeby  kuat, sayang. Ada  mommy  dan  daddy  untukmu. Kau  tidak  sendirian  sekarang. Relakan  mereka  pergi, ya  sayang !! arraseo !! mommy  mencintaimu," jelas  Jimin  meyakinkan.

"Na-nado  saranghae  mommy..hikss..hikss," isak  Taehyung.

Jimin  kembali  memeluk  Taehyung. Mereka  pun  tak  sadar. Jungkook  melihat  interaksi  mereka. Ia  ikut  terharu  mendengarnya.

Melangkah  menuju  balkon. Kemudian  mengecup  kening, dua  malaikat  cantiknya. Memeluk  mereka  berdua.

"Kalian  adalah  harta  terindah  daddy. Kita  berjuang  bersama, arra !!" pinta  Jungkook. Keduanya  mengangguk  pelan.

"Ayo  masuk !! udara  semakin  dingin. Tidak  bagus  untuk  uri  Taeby," ajak  Jungkook. Mendorong  kursi  roda, masuk  ke  dalam  kamar.

Jimin  mengunci  pintu  balkon. Juga  menutup  rapat  tirainya. Sudah  malam. Taehyung  harus  tidur  lebih  awal. Tak  ingin  putra  kesayangannya  bertambah  drop.

"Daddy. Seperti  apa, anaknya  paman  Gyeomie ?? apa  dia  seusia  denganku ??" tanya  Taehyung.

"Hum..dia  sangat  tampan. Aniya. Ia  setahun  lebih  tua  darimu. Ia  baru  akan  masuk  SHS," jawab  Jungkook.

"Memangnya  kenapa, sayang ??" kali  ini  Jimin  yang  bertanya.

"Gwaenchana  mommy. Hanya  bertanya  saja," Taehyung  tersenyum.

"Oke. Sekarang, waktunya  si  cantik  istirahat," Jungkook  mengangkat  tubuh  Taehyung. Membaringkannya  pada  ranjang.

"Jaljayo  sweetheart. Mimpi  yang  indah," ucap  Jimin.

Keduanya  bergantian  mengecup  kening  Taehyung. Keluar  dari  kamar,dan  menutup  pintu  perlahan. Membiarkan  Taehyung  beristirahat, untuk  menyegarkan  pikiran.

Tbc..

Uri  CheonsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang