~ Ch 41 ~

602 46 2
                                    

_@ JYP  Hospital_

Kondisi  Taehyung  semakin  meningkat  pesat. Dan  pagi  ini. Ia  sudah  dipindahkan, ke  ruang  rawat  VIP. Meski  masih  terbaring  koma.

Pagi  ini. Junki  dan  istrinya  datang  menjenguk. Bahkan  Jieun  sampai  terisak  lirih, melihat  kondisi  anak  itu. Ia  merasa. Jika  ia  berada  dekat  Taehyung, merasa  seperti  putranya  sendiri.

Ia  berdiri  di  sisi  ranjang. Membungkuk  sedikit, dan  mengecup  pipi  Taehyung.

Jimin  yang  melihatnya  pun, tak  kuat  menahan  tangisnya, hingga  Jungkook  mendekapnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jimin  yang  melihatnya  pun, tak  kuat  menahan  tangisnya, hingga  Jungkook  mendekapnya.

Jieun  kembali  menghampiri  Jimin, yang  menatapnya. Memeluk  erat  tubuh  Jimin. Mereka  menangis  bersama. Jungkook  dan  Junki  pun, menatap  sendu  kearah  Taehyung.

"Ji..hikss..Jimin..hikss..hikss..bo-bolehkah..hikss..aku  ikut  merawatnya ?? hikss.." tanya  Jieun, di  sela  isakannya. Jimin  mengangguk  pelan.

"I-iya..no..hikss..noona," jawab  Jimin.

"Terimah  kasih..hikss..terima  kasih  banyak," Jieun  tersenyum  lega.

"Sudah  dulu  menangisnya !! lebih  baik, kalian  pergilah  ke  kantin. Segelas  kopi, mungkin  bisa  menenangkan  pikiran," ucap  Junki.

"Baiklah. Kalau  begitu, kami  keluar  dulu," pamit  Jieun.

Mereka  berdua  keluar. Kini  tinggallah  Junki  dan  Jungkook, di  dalam  ruangan. Sesekali  Jungkook  memantau, mesin  EKG  di  sebelah  ranjang. Masih  berjalan  dengan  normal. Demam  Taehyung  pun  sudah  menurun.

"Aku  berharap. Taehyung  bisa  segera  bangun. Ia  anak  baik. Taehyung  juga  sangat  pandai. Ia  mampu  menangkap  pelajaran, meski  dalam  keterbatasan," ucap  Junki.

"Tak  hanya  itu, Junki  hyung. Taehyung  juga, ingin  bisa  berjalan  lagi," balas  Jungkook. Tatapannya  sendu. Membayangkan  betapa  antusiasnya  Taehyung, yang  ingin  lekas  sembuh.

"Kita  hanya  harus  terus  berharap. Agar  ia  lekas  sadar," ucap  Junki.

Sedangkan  di  kantin  rumah  sakit. Jimin  dan  Jieun  duduk  berhadapan. 

"Jimin-ah. Jika  aku  boleh  tahu. Dimana  kau  mengadopsi  Taehyung ??" tanya  Jieun.

"Dulu. Kami  mengadopsi  Taeby, dari  panti  asuhan  Lovely  Home. Namun  sayangnya. Tempat  itu  sudah  habis  terbakar. Entah, penghuni  disana  masih  hidup, atau  sudah  tiada. Tak  ada  yang  tahu," jelas  Jimin.

 "A-apa ?? Lovely  Home ?? terbakar ??" Jieun  membulatkan  matanya, terkejut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"A-apa ?? Lovely  Home ?? terbakar ??" Jieun  membulatkan  matanya, terkejut.

"Nee. Wae ??" Jimin  balik  bertanya.

"Pu-putraku  ada  disana. Bulganeunghada ( tidak  mungkin )," ucap  Jieun  tak  percaya.

Lantas  ia  berdiri. Berlari  dan  kembali  menemui  suaminya. Jimin  yang  kebingungan  pun, segera  ikut  menyusulnya.

Sedangkan  di  kamar  rawat. Baik  Junki  maupun  Jungkook. Mereka  terkejut, karena  Jieun  masuk  sambil  menangis.

"Hei, yeobo !! kau  kenapa ?? katakan  ada  apa ??" tanya  Junki  khawatir.

"Ye-yeobo..hikss..tempat  itu..tempat  itu  habis  terbakar. Uri  adeuleun  eottae ?? ( bagaimana  dengan  putra  kita ?? )," ucap  Jieun  panik.

"Putra ??" tanya  Jungkook  bingung.

"Yeobo. Jieun  noona  bilang. Dulu  putranya  ada  disana. Panti  asuhan, tempat  kita  mengadopsi  Taeby," jelas  Jimin.

"Bagaimana  bisa ??" tanya  Jungkook.

"Lain  kali, akan  kami  ceritakan. Sebaiknya, kami  pulang  dulu. Annyeong," pamit  Junki.

"Nado  annyeong," balas  keduanya.

Junki  segera  membawa  istrinya  pulang. Jimin  menutup  pintu. Dan  duduk  di  sofa, bersama  suaminya. Sembari  tetap  mengawasi  putra  mereka.

Tbc..

Siang  yeorobun.
Makin  mendekati  konflik  nih. Siap2  dugeun2  nanti.

💜💜💜💜💜

Uri  CheonsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang