~ Ch 18 ~

920 74 2
                                    

Sepulang  dari  taman  kota. Taehyung  menjadi  diam. Wajahnya  merah  merona. Kedua  orang  tuanya  sampai  heran, melihat  sikap  Taehyung.

"Taeby  kenapa, sayang ?? apa  ada  yang  sakit ??" tanya  Jungkook, setelah  membantu  Taehyung  berbaring.

"A-aniya  daddy. Nan  gwaenchana. Geogjeongma," jawab  Taehyung.

"Tapi, wajahmu  memerah  loh  Taeby. Apakah, karena  tadi  bertemu  Jaebumie ??" tebak  Jimin.

Taehyung  memalingkan  wajahnya, menahan  malu. Jimin  dan  Jungkook  tersenyum. Jungkook  mengusap  rambut  Taehyung.

"Jaebum  itu, putra  paman  Yugyeom. Dia  sejak  kecil, tinggal  di  London  bersama  bibinya. Dan  sekarang, ia  memutuskan  untuk  menetap, di  Korea. Dan  akan  bersekolah, di  sekolah  milik  daddy," jelas  Jungkook.

"Jangan  takut  padanya !! Jaebum  kadang, memang  suka  jahil. Apalagi  jika  bertemu  daddy," jelas  Jimin.

"Sekarang  istirahat !! besok  pagi, paman  Junki  akan  mengajar  lagi," titah  Jungkook.

"Dengan  bibi  Jieun, tidak ??" tanya  Taehyung.

"Nee. Bibi  Jieun  juga  ikut," jawab  Jimin.

"Baiklah. Selamat  tidur  daddy, mommy," ucap  Taehyung.

Setelah  memastikan  Taehyung  terlelap. Mereka  berdua  pergi  ke  kamar  mereka.

Keesokan  harinya. Junki  datang  bersama  istrinya. Jungkook  sudah  berangkat, ke  sekolahnya. Selagi  menunggu  Taehyung, Jimin  mengajak  Jieun, mengobrol  di  taman  belakang  mansion.

"Jimin. Bagaimana  bisa, panti  itu  habis  terbakar ??" tanya  Jieun.

"Akupun  tidak  tahu, noona. Sesampainya  disana, tempat  itu  sudah  berantakan. Korbannya  pun  belum  ditemukan. Kami  tidak  bisa  melacaknya," jelas  Jimin.

Jieun  menghela  nafas  berat. Ia  takut  kehilangannya. Darah  dagingnya, yang  ia  tinggalkan  disana. Bagaimana  nasibnya. Jimin  memperhatikan  Jieun. Lalu  menggenggam  tangannya.

"Noona. Pasti  anak  kandungmu  masih  hidup. Entah  ia  berada  dimana. Suatu  saat, kalian  pasti  bisa  bertemu," ucap  Jimin  menenangkan.

"Oh  iya. Bagaimana  kondisi  Taehyung ?? kulihat, ia  memakai  nassal  canula, dan  oksigen  portable," tanya  Jieun.

"Jantung  dan  paru-parunya  bermasalah, noona. Ia  sempat  dirawat  beberapa  hari, di  rumah  sakit. Kami  sangat  khawatir. Meski  bukan  ibu  kandungnya. Aku  merasakan  betapa  menderitanya  Taeby," jelas  Jimin  sendu. Jieun  mengusap  pelan  bahu  Jimin.

"Jimin. Kau  tak  perlu  takut !! ada  aku, yang  akan  membantumu  juga. Kau  mau  kan," ucap  Jieun.

"Ye. Terima  kasih  noona," ucap  Jimin.

"Cheonma," balas  Jieun  tersenyum.

"Sepertinya  belajarnya  sudah  selesai. Ayo  noona !!" ajak  Jimin.

Mereka  berdua, kembali  ke  dalam  mansion. Menuju  ruang  tamu. Benar  saja. Taehyung  sudah  selesai  belajar. Dan  sedang  bercanda, dengan  Junki.

"Mommy, bibi !!" ucap  Taehyung. Jieun  duduk  di  samping  suaminya. Jimin  di  depan  anaknya.

"Sudah  selesai  belajarnya, Taeby ??" tanya  Jimin.

"Sudah, mom. Tae  ingin  cepat-cepat, bersekolah  di  sekolah  umum. Dan  punya  banyak  teman," ucap  Taehyung  antusias.

"Iya  sayang. Kau  memang  pintar," balas  Jimin.

"Taehyung  cepat  dalam  menangkap  pelajaran. Aku  yakin. Jika  ia  bersekolah  nanti. Ia  akan  juara  kelas," ucap  Junki.

"Terima  kasih, paman," balas  Taehyung  tersipu.

"Lain  kali. Kita  pergi  bertiga  dengan  paman. Kita  jalan-jalan," ajak  Jieun.

"Tae  mau, bibi. Mommy, bolehkah ??" tanya  Taehyung  pada  Jimin.

"Tentu  saja  boleh. Pasti  kau  bosan, jika  berada  di  mansion. Tapi  ingat !! jangan  repotkan  paman  dan  bibi !!" pesan  Jimin.

"Arraseo  mommy," balas  Taehyung.

Jieun  dan  suaminya  ikut  tersenyum, melihat  interaksi  manis  itu.

Tbc..

Pagi  yeorobun.

Uri  CheonsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang