kehilangan

21.7K 992 31
                                    

Happy reading.
.
.
.
.

"Dara lu tau nggak?" Ucap zila sambil menyenggol lengan dara yang sedang fokus membaca buku.

"Kalau lu pintar,pasti lu tau jawabannya."ketus dara tanpa mengalihkan pandangannya dari buku nya, "ck, ketus amat sih."protes zila sambil menyilangkan tangannya didada.

"Ihh berisik amat, emang ada apaan." Ucap dara menoleh kearah zila dengan tatapan kesal, "gua colok juga tu mata,matanya biasa aja dong." Ucap zila jengah.

"Bodo amat, udah cepet cerita keburu bel masuk nih." Ucap dara mengalihkan pandangannya dari buku yang dia pegang.

"Nah gitu dong, gua ada berita terhottt. Tadi pas gua keruangan guru buat nganterin buku paket biologi, nggak sengaja gua liat cowok, wiuuuu ganteng banget ya allah." Ucap zila dengan semangat yang menggebu-gebu.

"Ohh jadi lu ganggu gua lagi baca cuma buat dengerin cerita lu yang unfaedah itu, nggak habis pikir gua sama lu liat yang bening dikit langsung dikejar." Ucap dara jengah sedangkan zila hanya menyengir kuda dan sambil mengacungkan kedua tangannya berbentuk peace.

"Heran deh gua sama lu, nggak doyan cowok lu ya. Saking cintanya lu sama buku-buku lu itu." Ucap zila dengan nada terkejut yang dara yakin hanya dibuat-buat saja.

"Sok tau lu." Ucap dara dan berjalan keluar kantin, meninggalkan zila yang merenggut sebal.

Untung temen, batinnya.

--------------

Saat dikoridor sekolah seorang menyenggol lengan dara yang mengakibatkan ia kehilangan keseimbangan dan ya bokongnya terbentur lantai koridor, bukunya terlempar entah kemana.

"Aduhh,kalau jalan pake mata dong."ketus dara sambil mengusap bokongnya yang nyeri, lalu dara berdiri membersihkan kotoran yang menempel di rok nya.

"Lu juga kalau jalan fokus kejalan, bukan liatin buku." Sewot laki-laki itu, "kok lu yang nyolot sih, kan lu yang salah."ucap dara tak mau kalah.

"lu yang salah."ucap laki-laki itu lagi, terjadilah perang mulut antara keduannya.
"Udah salah nyolot lagi,mati aja lu." Ucap dara lalu beranjak dari sana meninggalkan laki-laki itu memandang aneh kepergian dara, "tu mulut kalau ngomong direm dong, mana banjir kemana-mana lagi."ucapnya sebal.

Nggak liat apa gua ganteng, jadi lecek gini. Batin cowok itu.

-------------------

"Beneran nih, lu nggak mau ikut gua." Tanya zila untuk kesekian kalinya.

"udah pulang aja, bentar lagi juga ada angkot yang lewat kok." Ucap dara menyakinkan sahabatnya ini, kalau tidak bisa-bisa dia nggak mau pulang kan brabe.

"Ok deh kalau gitu hati-hati ya, ntar kalau udah sampe rumah kabarin ya dar." Ucap zila masuk kedalam mobilnnya.

"Iya jangan cerewet,mau lu gua jadiin ibu angkat gua."ucap dara dan melambaikan tangannya kearah zila.

"Bye, jangan rindu ya kata dilan rindu itu berat kamu nggak akan kuat biar aku saja." Ucap zila disertai dengan cengiran khasnya.

Bunuh tidak ya. Batin dara.

1 jam berlalu, entah hari ini hari tersialnya atau memang takdirnya. Satupun angkot tak ada yang melintas, dara benci menunggu. Ya tuhan datangkanlah seorang superhero yang bisa mengantarkan dara kerumahnya, dara pasti akan berterima kasih. Gumamnya.

Tin
Tin
Tin

Bunyi klakson sebuah motor membuyarkan lamunannya, sembari melihat kesumber suara dahinya menyerngit heran, siapa laki-laki ini apakah dia perampok,penculik,ataupun begal segala pikiran negatif berputar diotaknya. "Lu siapa?" Tanya dara sedikit takut.

"Nggak usah takut, kenalin gua Arga." Ucap laki-laki itu sambil mengulurkan tangannya. "Apakah kita pernah bertemu?" Ucap dara melirik laki-laki yang bernama Arga.

"Lu pulang sama siapa?" Ucap Arga to the point.

"Gua lagi nunggu angkot kok."ucap dara sedikit tersenyum canggung. "Gua antar mau." Ucap Arga yang terpaku melihat senyum manis dara.

Cantik, batin Arga.

"Nggak usah deh, ngerepotin nanti." Tolak dara. "Nggak papa, mau nunggu sampai magrib tuh angkot nggak ada yang lewat." Ucap Arga meyakinkan. Mau tak mau akhirnya dara mengangguk pasrah.

"Yaudah keburu sore."ajak Arga sambil menyodorkan sebuah helm kepada dara.
Akhirnya dara naik ke motor Arga.

"Pegangan nanti jatuh."ucap Arga
"Ok..." ucap dara dan memegang jaket yang dikenakan oleh Arga, sebuah lengkungan tercipta dibibir Arga.

Diperjalanan keduanya sama-sama diam,suara dara memecahkan keheningan.  "Pelan-pelan aja, lewat dari perempatan belok kiri rumah yang pager putih itu rumah gua, jangan kelewatan."peringatan dara.

"Siiip bos..." Balasnya.

Akhirnya gua tau dimana rumahnya Dara. Arga bersorak dalam hati.

Tak terasa akhirnya motor sport itu berada tepat di pintu gerbang rumah dara. Dara turun dari motor Arga dan melepas helm dikepalanya dan memberikannya kepada Arga dengan senyuman tipis, yang tak hilang dari wajah cantiknya itu. Membuat Arga lagi dan lagi terpaku melihatnya.

"Thanks ya Arga, mau mampir dulu nggak." Ucap dara membuat Arga salah tingkah.
"Ya sama-sama,mampirnya lain kali aja. Gua pulang dulu."ucap Arga sekilas.

"Yaudah hati-hati dijalan, jangan ngebut ucap dara lagi. "Oke, gua pulang dulu ya."pamit Arga.

Tak lama motor sport itu meninggalkan dara digerbang rumahnya. Dara memasuki rumah yang terlihat sepi tak berpenghuni, derap langkahnya membawanya kekamar mamanya, perasaannya tidak enak. Tanpa aba-aba dara membuka pintu kamar, dan terpampanglah mamanya yang terbaring dengan darah yang mengalir di tangan kanannya.

"Mama........" pekik dara dengan air mata yang bercucuran.

Next!

I'm Fine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang