Semacam tak memiliki,
Namun takut kehilangan,
Semacam tak punya status,
Namun merasakan kecemburuan.Happy Reading♥♥
"Hmm." Davina mendehem singkat.
"Kayaknya kalian butuh waktu berdua."ucapnya wanita itu meninggalkan Dara dan Gavin dalam kecanggungan.Namun pelukan gavin tak kunjung ia lepaskan, mereka terdiam. Suara detak jantung Gavin mendominasi senyapnya ruangan itu.
"Maafin gue ya."ucap Gavin dengan nada rendah, Dara tak menjawab. Ia terdiam berusaha menikmati nyamannya pelukan Gavin.
"Ini bukan salah lo, ini salah gue." Ucapnya lirih, Gavin menggeleng cepat.
"Ini salah gue, lo bukan alasan kenapa semua orang ninggalin lo kok. Jadi jangan salahin diri sendiri." Ucap Gavin, cowok itu semakin mempererat pelukannya.
"Gue putus asa, gu--e gu--e anak sialan. Persis seperti perkataan ayah." Ucap Dara sesegukan, tangisnya semakin kencang.
"Sttt, lo nggak kayak gitu kok." Ucap Gavin menenangkan Dara, Dara mendongak menatap Gavin. Entah angin dari mana Gavin mencuim lembut kening Dara, begitu lama dengan rasa cinta yang ia miliki.
Blussh
Pipi Dara merona seketika, hal itu membuat Gavin terkekeh pelan. Ia juga tidak tau dengan apa yang ia lalukan, semuanya terjadi secara tiba-tiba.
"Udah jangan nangis, kayak putri kodok." Ejek Gavin, Dara yang tadinya malu-malu kini menatap nya jengkel.
"Yaudah, lepas ngapain lo peluk-peluk gue." Gerutu Dara.
"Ada yang sakit?"
"Nggak ada, cuma rada pusing aja sih." Tuturnya, Dara berusaha untuk duduk. Namun tubuhnya terlalu sakit untuk digerakkan.
"Jangan paksaib, udah makan belum?" Entah kenapa Gavin lebih ceweret dari sebelumnya. Cowok itu melirik semangkuk bubur yang ada disamping nakas.
"Gue suapin bubur ya." Laki-laki itu telah berpindah kesebelah kanan Dara, ia mengambil bubur itu.
"Gue suapin ya, enggak terima penolakan." Ucap Gavin, Dara mendengus kesal.
"Aaaa, buka mulutnya dong." Perintah Gavin, Dara justru menutup mulutnya dengan kedua tangan mungilnya.
"Ayo dong Dara, katanya mau cepet sembuh." Bujuk Gavin.
"Gue nggak suka bubur Gavin, lembek." Uncapnya, ia tak menyukai bubur karena lembek dan juga tak ada rasanya.
"Terus apa dong."
"Nasi padang." Pinta Dara, ia sangat menyukai nasi padang. Ia bisa ia akan membuka sebuah rumah makan masakan padang, jika bisa.
"Enggak."
"Iya."
"Enggak."
"Iya.""Yang lain dong Dara." Sunggut Gavin.
"Seblak level 3."
"Enggak."
"Katanya yang lain." Gerutu Dara.
"Ya nggak gitu juga, masa mintanya seblak." Gerutu Gavin bagaimana bisa Dara kan lagi sakit masa minta seblak."Nasi padang aja deh." Putus Gavin, nasi padang tidak begitu buruk dari pada Dara memakan seblak.
"Gitu dong, buruan beli gue laper nih." Suruh Dara, Gavin tak kunjung pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Fine
Teen FictionBELUM DIREVISI! "Oh jadi gini pekerjaan lo." Suara berat itu memecah keheningan, Dengan segera Dara memisahkan diri pada Ari. "Maksud lo apa!" Tanya Dara, Gavin tersenyum miring. "Jadi jalang orang? Gue kira lo cewek baik-baik, ternyata lo lebih mur...