Ini bukan salah takdir,
Ini salahku yang
Terlalu terbawa perasaan
saat bersamamu:(Untuk kalian yang udah penasaran kelanjutan ceritanya.
Happy reading:)
.
.
.Udara dingin menyeruak masuk, membuat gadis yang sedang tertidur pulas mengangkat lebih tinggi selimut tebal itu. Udara dingin begitu kentara pagi ini, gadis itu melenguh dan meregangkan tubuhnya.
Berhubung sekarang hari minggu, maka ia akan menghabiskan waktu dengan rebahan dikamar ditemani film-film kesukaannya.
Tokk
Tokk
tokk"Ya." Sahut sang empunya, gadis itu berdiri ditepian ranjang berjalan gontai ke arah pintu.
Clekk
Terpampanglah sosok wanita paruh baya, dikedua tangannya membawa sebuah nampan berisi makanan dan segelas susu.
"Non makan dulu, nih bibik bawa makanan kesukaan non." Sahutnya.
"Masuk aja bik." Dara berjalan masuk kembali kekamarnya.
Wanita paruh baya itu meletakkan nampan berisi makanan itu dinakas.
"Bibi keluar dulu ya non." Pamitnya, wanita itu pergi dari kamar dara dengan tergesa-gesa.
Bibi aneh, batinnya.
Setelah melaksanakan ritual paginya dan juga sarapannya. Dara berjalan melewati anak tangga, tapi langkahnya terhenti.
Diruang tamu tampaklah seorang pria paruh baya yang sedang meniomati secangkir kopi, dia tak sendiri. Ada seorang wanita mungkin tampak berusia 20 tahunan, masih muda.
Dilihat dari jauh, terlihat ayah sedang berbicara serius dengan bibi, saking penasarannya akhirnya ia meguping pembicaraan mereka berdua.
"Bik tolong jagain dara ya, karena saya akan menikah dan akan menetap dilondon." Ucapnya, tangannya menggenggam erat tangan wanita disampingnya.
"Kok mendadak pak."
"Dilondon, saya juga ada keperluan mendadak bik. Jadi jangan beritahu dara soal hal ini."
"Yasudah pak."
Degg
DeggApa ayahnya akan meninggalkannya?
Kenapa dara tidak boleh tau tentang hal itu?Sungguh dara seperti orang bodoh saat ini, ayahnya akan pergi dengan calon istrinya! Tampaknya memang semua orang yang ia sayangi memang ditakdirkan untuk meninggalkannya.
Saking tak berharganya dara, maka ayahnya menyerahkan dia kepada bibik, padahal dia juga masih membutuhkan bimbingan dari ayahnya.
Dara berbalik meninggalkan menuju kamarnya, hatinya benar-benar hancur untuk kesekian kalinya.
Ayah jahat, batinnya
Sekarang apa yang harus dia lakukan? Mencegah ayahnya untuk tidak meninggalkannya? Yang ada pria itu justru akan semakin marah padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Fine
Teen FictionBELUM DIREVISI! "Oh jadi gini pekerjaan lo." Suara berat itu memecah keheningan, Dengan segera Dara memisahkan diri pada Ari. "Maksud lo apa!" Tanya Dara, Gavin tersenyum miring. "Jadi jalang orang? Gue kira lo cewek baik-baik, ternyata lo lebih mur...