takdir

2.5K 228 4
                                    


Satu hal yang harus kamu
Percaya,
Walaupun semuanya sudah
Berubah.
Aku akan selalu mencintaimu:)

Happy Reading

Secercah cahaya mengusik gadis itu, membuat matanya mengergap pelan. Terpampang lah, sebuah ruangan bernuansa putih dan juga bau obat-obatan yang menyengat dalam penciuman gadis itu.

Rasa pusing dikepalanya masih terasa, yang jelas sekarang Dara bisa menebak dimanakah ia berada.

Clekk

Pintu itu terbuka, memperlihatkan seorang wanita berjas putih yang tersenyum kearah Dara.

"Anda sudah bangun, syukurlah." Ucapnya wanita itu mendekat ke arah Dara.

"Untung saja teman Anda dengan sigap membawa Anda ke sini, kalau tidak akan beresiko fatal." Lanjutnya, Dara hanya mendengarkan dengan seksama.

"Hasil pemeriksaan akan bisa diambil 1 jam lagi, jadi Anda harus beristirahat. Ujar dokter itu. Dara terlihat seperti orang bingung.

"Pemeriksaan apa dok, perasaan saya gak ngelakuin pemeriksaan." Ucap Dara pelan, wanita paruh baya itu tampak tersenyum kecil.

"Saat Anda pingsan tadi kami melakukan pemeriksaan kecil, jadi Anda tak perlu khawatir." Ucap wanita itu, Dara hanya mengangguk.

"Yang bawa saya kesini siapa ya dok?" Tanya Dara.

"Oh gadis seusia Anda, dia bilang Anda Temannya. Kalo gak salah sih Nama nya Zila. Dan dia juga mau keluar sebentar ada keperluan." Jelas dokter itu panjang lebar.

"Yaudah dok, makasih ya. Untuk hasil pemeriksaan tadi jangan kasih tau keluarga saya ya dok. Biar saya aja." Pinta Dara, dokter itu hanya mengangguk dan berlalu meninggalkan Dara.

••••••••••••

Sesuai kesepakatan Dara, dokter itu memberikan hasil pemeriksaan itu. Zila juga sempat datang, dan juga Dara beralibi untuk istirahat sejenak.

Dan Zila pun ingin mengisi perutnya, dikantin rumah sakit. Dara tak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Dengan cepat Dara menekan tombol yang ada di samping tempat tidurnya.

Tak berselang lama, wanita paruh baya itu akhirnya sampai. Walaupun dengan senyuman yang tak secerah tadi. Hal itu membuat Dara merasa was-was.

"Ini hasil pemeriksaan Anda." Ucap wanita itu sembari menyodorkan selembar kertas kepada Dara.

"Terima kasih dok." Ucap Dara sambil tersenyum tipis.

Dengan jantung yang berdebar Dara membuka hasil pemeriksaan itu, gadis itu terdiam.

Setetes demi setetes air mata berjatuhan, cobaan apa lagi ini. Tuhan benar-benar memberikannya cobaan yang besar kepada Dara.

Gadis itu tersenyum miris, bagaimana pun ia harus iklas menerima ini. Walaupun tak pernah terlintas dibenaknya, Dara harus kuat.

Derap langkah kaki mendekat, dengan sigap Dara menghapus air matanya. Berusaha untuk terlibat baik-baik saja. Tak lupa Dara juga menyimpan hasil pemeriksaan itu kedalam tasnya.

I'm Fine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang