Kamu selalu beranggapan
Bahwa disini kamu yang
Paling tersakiti, nyatanya
Rasa Sakitmu tak sebesar
Rasa sakitku:)Happy Reading💚
Sesuai kesepakatan yang dibuat oleh Ari, hari ini Dara akan menjadi guru les Ari. Karena jika ia harus menolak Dara juga masih butuh uang.
Apalagi ia tak sengaja mendengar percakapan antara bik Imah dan mang Parto.
"Gimana nih kang, keuangan kita makin lama makin menipis kang." Keluh bik Imah, mang Parto menghembuskan nafasnya kasar.
"Besok akang usahain buat cari kerja tambahan ya, jangan sampe non Dara tau." Ucap mang Parto. Bibik imah mengangguk pelan.
Segitu berat usaha mereka buat Dara, Dara yang mendengarnya pun berjalan menuju kamarnya.
Apakah ia harus mencari pekerjaan tambahan juga?
Untung buku lama Dara masih ia simpan, jadi Dara juga punya beberapa kisi-kisi untuk ia ajarkan pada Ari.
Penampilan Dara sudah rapi, tangannya memegang beberapa buku. Penampilannya begitu sederhana, namun tak menghalangi paras cantiknya.
"Bik Dara pamit dulu ya, kalo Dara pulangnya telat bibik tidur duluan aja." Teriak Dara dari ruang tamu.
"Iya non, hati-hati dijalan non." Sahut bik Imah, setelah berpamitan Dara berjalan menuju rumah Ari yang tak jauh dari rumahnya.
Jalanan terasa sepi, dengan terpaksa Dara mempercepat langkahnya. Ia takut terjadi sesuatu.
Dari arah belakang, Dara merasa ada yang mengikutinya. Entah ia yang terlalu parnoan entah itu memang nyata. Namun Dara tetap berjalan tanpa menoleh ke belang.
Anjing, siapa sih yang ngikutin gue. Batin Dara, tak lama pagar rumah Ari sudah berada dekat darinya. Gadis itu menghela nafas lega.
"Assalamualaikum, Ari."ucap Dara, belum ada sahutan dari dalam.
"Ari." Panggil Dara, namun tak ada yang menjawab.
Ini kenapa dah? Kata Ari dia ada dirumah tadi.
"Ari, kalo Lo nggak nyaut gue pulang ya." Ancam Dara.
"Kepala beruang, tunggu bentar elah."sahutnya dari dalam. Ari membuka pintu rumahnya dan juga pintu pagarnya.
"Main ancam aja, gue kan habis kencing tadi." Sahutnya, Dara tak menjawab.
"Lo budek, berasa kayak orang rentenir gue disini tau enggak."kesal Dara, Gadis itu duduk di kursi teras.
"Eh bokap sama nyokap Lo mana? Kok rumah Lo sepi?" Tanya Dara sambil melihat sekitarnya.
"Oh orang tua gue, baru aja berangkat keluar kota. Biasa lah ngurusin pekerjaan." Ucapnya enteng, Dara mengangguk pelan.
"Terus cuma kita berdua dong dirumah Lo, gue enggak mau ah." Ucap Dara, Ari tersenyum tipis.
"Tenang aja gue nggak bakal ngapa-ngapain lo kok, gue anak baik-baik tau."celoteh Ari, Dara mendelik.
"Awas ya, kalo Lo ngapa-ngapain gue. Gue pukul Lo." Ancam Dara, Ari mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Fine
Teen FictionBELUM DIREVISI! "Oh jadi gini pekerjaan lo." Suara berat itu memecah keheningan, Dengan segera Dara memisahkan diri pada Ari. "Maksud lo apa!" Tanya Dara, Gavin tersenyum miring. "Jadi jalang orang? Gue kira lo cewek baik-baik, ternyata lo lebih mur...