Entah kenapa,
Bagiku takdir begitu
Kejam,
Dan aku membenci jalan
Cerita takdir.Dara Gabriella
Happy Reading♥
Berhubung sekarang hari minggu, pagi ini Dara berencana untuk membereskan kamarnya. Seperti mendekor ulang, ataupun mengatur ulang posisi barang-barangnya.
Ingin rasanya Dara membuka kamar mendiang mamanya, namun hal itu akan membuatnya semakin larut akan kehilangan sosok wanita tegar itu. Keberaniannya seakan lenyap begitu saja saat ia hendak berusaha membuka kamar itu.
Entahlah, hari ini Dara akan memberanikan dirinya. Dengan langkah berat kakinya menuju kamar itu.
Clek
Terpampang jelas disana semua kenangan Dara dengan mendiang mamanya, kamar itu rapi. Dara dapat merasakan bau mamanya sangat kentara.
Dengan mata yang memerah, gadis itu memasuki kamar yang sudah tak ia kunjungi sementara waktu semenjak mamanya meninggal dunia.
Dikamar itu berjejer foto Dara bersama mamanya saat kecil sampai ia sebesar ini, rasanya Dara ingin kembali kecil. Ia ingin dipeluk digendong kembali oleh mamanya.
Ia sangat ingin itu.
Apalagi terlebih ia melihat orang lain diantar orang tuanya, bersenda gurau bersama. Dan itu menghancurkan hati Dara, tak bisa dipungkiri bahwa Dara pernah merasa iri melihat seorang gadis kecil yang rambutnya disodorkan oleh mamanya, ditemani belajar, pergi ke mall berdua. Dara sangat menginginkan itu.
Tak terasa satu persatu bulir air mata gadis itu berjatuhan, Dara tak kuasa menahan tangisnya. Kenapa takdir begitu jahat kepadanya, ia benci takdir.
Kedua kakinya terasa mati rasa, tubuhnya ambruk kelantai. Tempat dimana mamanya meregang nyawa, dadanya seperti dihantam beribu-ribu beban berat.
Dara berusaha berdiri kembali, hatinya hancur. Bahkan waktupun masih belum bisa membuat hatinya utuh kembali.
"Dara kangen." Lirihnya ditengah isakan, rambutnya begitu berantakan.
"Kenapa sih Tuhan jahat banget sama Dara, emangnya Dara salah apa!! Kenapa semua orang yang Dara sayangi ninggalin Dara." Erangnya, tangisnya semakin kencang.
"Kenapa nggak Dara aja yang pergi, Dara disini sendirian."
Tangisnya semakin pecah, semua peristiwa itu berputar-putar di kepalanya. Dan Dara benci itu.
"Dara kangen Mama, apa perlu Dara nyusul Mama aja." Ucapnya pelan, pikiran itu akan muncul saat Dara tengah dilanda keputusaan.
"Tapi, Dara harus jagain ayah. Dara nggak akan biarin wanita itu ngendaliin ayah, supaya ayah benci Dara."
Tokk
TokkDara mengalihkan pandangannya, dengan segera Dara menghapus air matanya dan memperbaiki penampilannya.
"Ya sebentar." Tak lama gagang pintu itu ditarik oleh Dara dan..
Clek
Seorang wanita cantik menatap penampilan Dara, dari atas sampai bawah. Setelah itu terkekeh pelan, Dara mengenalinya. Wanita yang sudah merenggut ayahnya dari Dara.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Fine
Teen FictionBELUM DIREVISI! "Oh jadi gini pekerjaan lo." Suara berat itu memecah keheningan, Dengan segera Dara memisahkan diri pada Ari. "Maksud lo apa!" Tanya Dara, Gavin tersenyum miring. "Jadi jalang orang? Gue kira lo cewek baik-baik, ternyata lo lebih mur...