Kamu nggak salah,
Yang salah itu aku yang dengan
lancangnya mencintai kamu:(Happy reading♡
"Lo------------." Ucap mereka serentak.
Dara membuang muka, kenapa harus bertemu laki-laki ini?
"Sial banget gua hari ini, kenapa ya harus ketemu sama nih orang." Runggutnya.
"Ehh siapa juga yang mau ketemu sama lu, dasar cewek ketus." Ucap laki-laki itu tak kalah kesal.
"Minggir nggak, atau gua siram pake air." Ancam dara. "Harusnya lu yang minggir gua duluan yang nemu." Ucapnya tak mau kalah.
"Gua duluan yang nemu ya, enak aja."
"Pokoknya gua mau duduk disini."desisnya.
"Milih minggir atau gua siram pake air." Ancam dara lagi.
"Pokoknya gua nggak mau tau, gua tetap duduk disini titik." Tak lama datang laki-laki berperawakan tinggi berwajah ganteng.
"Gavin, udah jangan berantem lagi, gua udah nemu meja yang kosong." Lerainya.
"Yaudah, untuk kali ini lu bisa lolos. Awas aja lu." Teriak pria itu.
Gavin pergi dari meja dara, sedangkan temannya tadi masih berdiri didekat dara.
"Maafin dia ya, maklum agak gesrek." Bisiknya disertai dengan kekehan, dara hanya tersenyum dan mengangguk.
"Kenalin nama gua Adnan Pradipta, yang tadi namanya Gavin Mahardika, nama lu siapa?"
"Nama gua Adara Gabriella, panggil aja dara."
"Ohh dara, gua pergi dulu ya." Pamitnya.
Tak lama akhirnya zila datang membawa 2 mangkuk bakso dan 2 botol air mineral.
"Lu beli makanan dimana sih?"
"Rame banget, makanya lama."ucapnya dan mendaratkan bokongnya tepan disamping dara.
"Buruan makan, keburu bel nanti."
*******
Disepanjang koridor mereka berdua berceloteh ria.
"Lu tau, tadi ada cowok gesrek nyamperin gua, kan tuh meja gua yang dapetin dulu, ehh dia dateng-dateng langsung ngusir." Tutur dara.
"Kok bisa, emang siapa namanya?"
"Ya bisa lah, kalau nggak salah kata temenya namanya gavin mahardika." Jawabnya.
"Gavin mahardika? Itu kan anak baru itu loh, ganteng banget orangnya."heboh zila.
"Ganteng apaan, gesrek iya." Sungutnya.
"Aduh kenapa pas gua lagi nggak sama lu dia ada disana, lumayan bisa kenalan." Decaknya.
"Gini nih, kalau cewek haus belaian cogan." Sebal dara.
Kringggg
kringggAkhirnya bel pulang berbunyi nyaring.
"Dara pulang bareng gua aja ya."tawar zila.
"Oke deh, tapi ke toko buku dulu ya." Pinta dara, zila hanya mengagguk.
Diperjalanan ketoko buku, zila terus berceloteh ria tentang cogan-cogan disekolah.
"Namanya temen gavin siapa dara."
"Namanya Adnan Pradipta." Jawabnya sekenanya.
"Orangnya ganteng nggak?"
"Gantengan mana gavin atau adnan."
"Gua harus kenalan nih sama adnan."
"Lumayan bisa nambah stok cogan." Tanyanya beruntun.
"Lu kalau nanya satu-satu dong." Gerutu dara.
"Hehehe, adnan ganteng nggak?" Ucapnya ingin tahu.
"Ganteng, kelihatannya sih baik orangnya nggak kayak si gavin."
"Wah gua gebet ah." Celetuknya.
"Dara lu nggak boleh ngomong gitu, ntar lu sama dia jodoh gimana?" Saran zila.
"Dih amit-amit dah." Desis dara.
Tak terasa mobil zila telah berada tepat didepan toko buku langganannya, dara berencana untuk membeli sebuah buku yang sudah diincarnya sejak seminggu yang lalu.
Mereka berdua berjalan beriringan, belum sempat zila berbicara, dara sudah menghilang dibalik rak buku.
Dara jika sudah berada ditoko buku, pasti akan berkeliaran mencari novel yang diincarnya sampai-sampai zila tertinggal dibelakang.
"Baim kuat, baim tabah." Gerutu zila.
Dara berjalan dengan riang mengelilingi setiap lorong rak buku. Ia sudah berencana membeli sebuah buku yang baru saja diterbitkan.
Setelah mencari disemua rak buku, akhirnya ia menemukan buku yang ia cari berada di rak buku paling ujung, dengan riang dara berjalan ke rak buku itu.
"Kok bukunya tinggi amat ya." Gerutunya, entah ia yang pendek atau rak buku itu yang terlalu tinggi.
Dengan susah payah dara meraih buku itu, namun usahanya sia-sia buku itu terlalu tinggi untuk ia jangkau.
"Dasar pendek." Ejek seseorang dibelakangnya, pria itu meraih buku yang sedari tadi yang ingin di ambil oleh dara.
"Bukan gua yang pendek tapi rak buku itu aja yang ketinggian." Belanya.
Bukannya menberikan buku itu kepada dara. Pria itu justru malah mempermainkan dara dengan meninggikan buku itu dengan tangannya, "coba ambil kalau bisa." Tantang pria itu.
Dara berusaha meraih buku yang diinginkannya dari tangan pria itu, namun sia-sia pria itu terlalu tinggi. Pria itu justru semakin mengangkat tinggi buku itu.
"Udah ah, gua nggak pengen lagi tu buku." Ucapnya jutek, membuat pria itu tergelak dan memberikan buku itu kepada dara.
"Nih gitu amat ngambek." Goda pria itu.
"Udah ah pergi dari sini, lu suka banget ya ngancurin mood gua." Usir dara mengibaskan tangannya.
"Gua juga mau beli buku juga kali, ngapain lu ngusir gua." Tuturnya.
"Udah sana gavin, gua timpuk nih." Ucap dara mengambil ancang-ancang untuk melempar buku itu, membuat gavin bergidik ngeri.
"Dasar nenek lampir." Ejeknya.
"Dasar manusia gesrek." Ejeknya tak mau kalah.
"Buruan pergi, gua timpuk nih." Ancam nya lagi.
"Iya-iya jangan rindu ya." Godanya dan berlari meninggalkan dara yang sudah bersiap melemparnya dengan buku.
"Dih amit-amit."
Tbc.
Jangan lupa vote dan komen ya:)
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Fine
Ficção AdolescenteBELUM DIREVISI! "Oh jadi gini pekerjaan lo." Suara berat itu memecah keheningan, Dengan segera Dara memisahkan diri pada Ari. "Maksud lo apa!" Tanya Dara, Gavin tersenyum miring. "Jadi jalang orang? Gue kira lo cewek baik-baik, ternyata lo lebih mur...