Bunuh diri?

5.6K 367 0
                                    


Aku takut kehilangan seseorang
yang tidak pernah takut
Kehilanganku:/

Happy Reading^_^

Setelah kejadian beberapa hari lalu, saat dimana pertengkaran itu Dara menghilang. Ia tak masuk sekolah beberapa hari, entah kemana? Hal itu membuat Gavin dan Arga cemas bukan kepalang.

Mereka berdua selama Dara menghilang keduanya sering berkunjung kerumah Dara. Memastikan apakah gadis itu sudah kembali atau belum.

Walaupun datangnya tidak bersamaan, karena akan memicu perkelahian. Namun mereka berharap bisa bertemu dengan Dara, ia sangat merindukan gadisnya.

Saat ini Gavin kembali mengunjungi kediaman Dara, pertanyaannya masih  sama.

"Bi, Dara pergi kemana?" Ucapnya lirih, membuat wanita paruh baya itu menjadi kasihan padanya.

"Bibi enggak  tau den, beberapa hari yang lalu, non Dara menghilang kayaknya bawa koper den." Ucap wanita itu, wajahnya seperti sedang menahan tangis, bagaimana pun Dara telah ia anggap sebagai anaknya sendiri.

"kalo Dara balik,hubungin saya ya bik." Ucapnya, cowok itu beranjak meninggalkan wanita itu.

"Den."

"Ya bik." Ucap Gavin, langkahnya terhenti. Gavin berbalik menghadap bibi.

"Ini, sapu tangan non Dara, kalo den kangen non Dara hirup aja. Soalnya ada bau non Dara disana." Ucapnya, wanita mengulurkan sebuah sapu tangan berwarna merah muda.

Ia ingat, waktu itu saat ia tak sengaja menabrak Dara, Gavin sempat melihat gadis itu tengah memegang sapu tangan itu.

"makasih bik, kalo gitu saya pamit dulu." Pamitnya, ia meninggalkan kediaman Dara.

"Ini semua salah gue." Ucapnya Lirih.

***********

seorang gadis, terduduk ditepi pantai sambil menopang tubuhnya. Pantai itu sepi pengunjung. Tepat beberapa hari yang lalu dimana ia melarikan diri dari semua masalahnya, ia tahu bahwa dengan lari dari masalah tak akan membuat masalah itu selesai.


Entahlah, ia tak bisa menahan beban ini. Ia sudah lelah berpura-pura seakan-akan ia baik-baik saja. Ia kabur hanya bermodalkan tekat dan uang tabungannya, ia tak pergi jauh masih dipulau yang sama.

Haruskan ia berubah, menjadi pribadi yang dulu saat belum bertemu mereka berdua. Baiklah ia akan berubah jika itu yang terbaik untuknya dan juga orang lain.

Supaya tak akan ada yang tersakiti olehnya.

"Gue harus berubah jadi power rangerehh salah." Ia terkekeh pelan, lebih tepatnya kekehan miris tentang hidupnya.

"Minggu depan gue harus balik, gimana pun yang terjadi." Gumamnya.

Apakah mereka mencariku?
Apakah mereka mencemaskanku?
Apakah mereka akan baik-baik saja tanpaku?

Pertanyaan itu berputar dikepala Dara, tampaknya tak Ada.

Apa mereka menikmati hari tanpa wanita sialan sepertiku?

I'm Fine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang