Jika Anda berada di posisiku
Sekarang, apa
Yang akan kalian lakukan?Happy Reading💚
"Bik Dara mau cari kerja." Ucap Dara mantap, ia tak mau terlalu menyusahkan mereka berdua. Hitung-hitung ingin mencari pengalaman.
"Ha! Nggak usah non, biar bibik yang kerja aja." Tolak bik Imah, Dara menggeleng.
"Nggak usah bik, bibik nggak usah kerja. Biar Dara aja, nggk papa kok. Dara udah banyak nyusahin bibik sama kang Parto.
"Non nggak nyusahin kok, non juga udah bibik anggap seperti anak sendiri." Ucap bik Imah, namun Dara tetaplah Dara. Sikap keras kepalanya begitu besar.
"Yaudah bik Dara kekamar dulu, mau beresin kamar. Bibik juga istirahat ya, Dara tau bibik juga capek." Pamit Dara, wanita paruh baya itu mengangguk pelan.
Bersyukur dia sudah dipertemukan dengan anak sebaik Dara, walaupun dengan nasibnya yang miris. merawat Dara dari kecil, dan sekarang gadis kecil itu sudah beranjak dewasa.
Dara melangkah memasuki kamar itu, tak terlalu buruk untuk ditempati. Sedikit pembersihan akan membuat kamar ini nyaman untuk ditempati.
Dara mulai menata tempat itu, menyusun beberapa barang-barang yang dibawanya tadi. Ia harus menyesuaikan diri disini.
"Ternyata capek juga ya." Ucapnya pelan, ia menepuk pelan bokongnya yang kotor terkena Bedu. Semuanya sudah rapi, disini tak memiliki kipas angin. Terasa pengap.
"Nggak papa lah kalo jendelanya dibuka, pengap banget." katanya sambil membuka pintu jendela kamarnya, warna merah jingga di langit sore membuatnya sedikit tenang.
Percayalah dibalik sikap tenangnya tersimpan banyak ketakutan, walaupun tak pernah ia perlihatkan kepada semua orang.
Udara sore hari begitu kentara, Dara dapat melihat ramainya penduduk yang sedang bercengkrama satu sama lain. Berbeda dengan tempat tinggalnya, disana ia tak pernah merasakan suasana seperti ini.
Sayup-sayup terdengar suara adzan berkumandang, sekumpulan ibu-ibu itu pun mulai bubar. Baru saja rasanya tadi siang ia berada ditempat ini sekarang sudah hampir malam hari.
Dara menutup jendelanya, berjalan keluar kamar untuk mengambil air wudhu. Bibik Imah dan kang Parto duduk diruang tamu mengalihkan pandangannya pada Dara.
Gadis itu hanya tersenyum, setelah itu melanjutkan langkahnya. Kamar mandi itu terlihat sempit sekali, namun sudahlah. Itu sesuai dengan uang sewanya.
Dinginnya air wudhu membuat Dara tenang, ia berusaha menyingkirkan semua masalahnya dan berusaha untuk mendekatkan diri pada Allah.
Dan lanjut menunaikan ibadah sholat magrib bersama dengan bik Imah dan juga kang Parto yang menjadi imam sedangkan Dara dan bik Imah menjadi makmum, seperti keluarga bahagia saja mereka. Sayangnya tak nyata bagi Dara.
Diakhiri dengan bersalaman dengan mereka, bibik sempat bercerita bahwa bibik sempat pergi ke pasar dengan tetangga. Orang-orang disini begitu baik.
"Non bibi udah Masakin makanan kesukaan non Lo, kang kita makan malam dulu yuk." ucap bik Imah sembari membuka mukena yang dipakainya, Dara dan kang Parto mengangguk penuh semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Fine
Teen FictionBELUM DIREVISI! "Oh jadi gini pekerjaan lo." Suara berat itu memecah keheningan, Dengan segera Dara memisahkan diri pada Ari. "Maksud lo apa!" Tanya Dara, Gavin tersenyum miring. "Jadi jalang orang? Gue kira lo cewek baik-baik, ternyata lo lebih mur...