Hi, I miss you. I know you don't
Miss me too.
But no problem,I'm strong:)Happy Reading :)
"Lo--, ngapain Lo disini?" Sinis Gavin, ia mendengus kesal ketika mengetahui siapa cowok yang berani-beraninya memberikan minuman pada gadisnya. Anggap saja Gavin posesif dia tak akan keberatan.
"Biasa aja dong." Kekeh Arga, cowok itu dengan santainya berpindah tempat tepat diantara Gavin dan Dara.
Ia mendekati bibirnya tepat ditelinga Gavin, "habis ini Lo bakalan gue kasih pelajaran. Kan udah gue bilang jauhin Dara, tapi Lo nggak tanggapi peringatan gue. Malahan Lo makin berani dengan jadiin Dara pacar Lo." Bisiknya, emosi Gavin sudah tak bisa ia kendalikan.
Bughh.
satu tonjokan mengenai wajah Arga, namun cowok itu terkekeh pelan.
"Dengan lo lakuin ini, bisa buat Dara jadi ilfeel sama lo." Ucap Arga, cowok itu tersenyum smirk. Tepat seperti seorang spychopat.
Merasa aura disekitarnya mulai tegang, Dara menjadi penegah. Ia berusaha memisahkan 2 cowok yang saling lempar tatapan tajam.
"Udah, Gavin Arga. Ini disekolah jangan berantem." Lerai Dara, namun ucapanny tak dihiraukan oleh mereka berdua.
"Berhenti, apa gunanya sih kalian berantem." Ketus Dara.
"Kalo kalian berantem gara-gara gue, gue bakalan pergi." Lirih Dara, ia berdiri dari duduknya seraya melirik dua insan yang masih saja perang dingin.
"Oke gue pergi." ucap Dara seraya meraih ranselnya dan berlalu meninggalkan cowok itu.
"Awas lo ya, lain kali lo bakalan habis." Desis Gavin, menatap Arga sinis. Gavin berlari mengejar Dara. Setelah susah payah akhirnya ia bisa berada tepat didepan Dara.
"Ay maafin aku, aku nggak berantem kok." Tutur Gavin, namun Dara menatap kearahnya. Seumur-umur Dara tak pernah megeluh tentang kedua kaki mungilnya ini, yang membuat nya berlari terlalu lambat.
"Apa!" Sahut Dara, cewek itu seakan enggan menatap Gavin.
"Wih galak, tambah cantik." Goda Gavin, ia berusaha mendapatkan perhatian Dara.
"Biasa aja, kamu sih pake berantem segala. Entar kalo babak belur gimana?" Kesal Dara.
"Aku kan strong, yang ada dia yang bakalan babak belur sama aku ay." Ucap Gavin seraya mengusap rambutnya pelan.
Untung pacar. Batin Dara.
"Yaudah sekarang, aku anterin kamu kekelas." Sahut Gavin. Ia menggenggam erat tangan Dara.
"Kamu jangan berantem lagi, janji ya." Tutur Dara, Gavin mengangguk.
Mereka berjalan melewati koridor, keduanya tampak santai tanpa menghiraukan tatapan siswa/ siswi dari dalam kelas yang dilalui Gavin. Sampai berhenti tepat didepan kelas Dara.
"belajar yang rajin, aku nggak mau ibu dari anak-anakku kurang pinter.ucapnya seraya mengusap pelan kepala Dara.
"Apaan sih, aku masuk kelas dulu." Pamit Dara, tak lama sosok Gavin menghilang dibalik pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Fine
Teen FictionBELUM DIREVISI! "Oh jadi gini pekerjaan lo." Suara berat itu memecah keheningan, Dengan segera Dara memisahkan diri pada Ari. "Maksud lo apa!" Tanya Dara, Gavin tersenyum miring. "Jadi jalang orang? Gue kira lo cewek baik-baik, ternyata lo lebih mur...