Bukan kamu saja yang lelah,
Aku juga lelah dengan diriku:'\Happy Reading.
Darah segar tampak mengalir dibawa hidung Dara, gadis itu berusaha menyakinkan bahwa ia baik-baik saja. Tak jauh dari tempatnya berada bik Imah terlihat cemas.
"Gimana nih, kok darahnya gak berhenti-henti ya? Ayok kita ke Rumah sakit." Ajak bik Imah, Dara menggeleng.
"Dara gak papa kok buk, ini cuma luka kecil." Ucap Dara. Bik Imah menggeleng cepat.
"Gak ada penolakan Dara, ibu takut kamu kenapa-kenapa." Ucap bik Imah tak terbantahkan. Dara tak bisa berbuat apa-apa, ia hanya mengangguk pasrah.
"Buk, Ari ikut ya." Ucap Ari yang sedari tadi hanya diam.
"Gak, kamu kan sekolah." Tolak mang Parto yang duduk tak jauh dari Ari. Cowok itu berdecak kesal.
"Mang, Dara kan temen Ari. Jadi Ari arus ikut nemenin Dara. Ari juga khawatir mang." Bujuknya, "lagian kan sekolah gak ada tugas kok, palingan nanti bakalan banyak jam kosong." Lanjutnya.
"Ck, alasan aja itu. Mana ada." Ucap Dara kesal, ia menatap Ari tajam.
"Bener loh Dara, gue gak bohong. Tadi di grup kelas katanya buk Angel gak dateng, katanya anaknya sakit. Gak percaya banget sih jadi orang." Ucap Ari sambil mengomel.
"Aduh kalian ini, malah berantem. Lagi darurat ini mah." Ucap mang Parto dengan logat sundanya.
"Tau nih, nyebelin banget. Udah sakit masih aja ngeselin."kata Ari.
"Jadi pergi gak nih?" Ucap bik Imah sembari berkacak pinggang, wanita paruh baya itu sudah berada di depan pintu.
"Yaudah ayok." Ucap mereka serentak, heran deh. Dara kok jadi semangat gini.
••••••
"Dara, Lo vampir ya? Kok hidung Lo keluar darah terus." Tanya Ari, ingin rasanya Dara menenggelamkan Ari kedalam rawa-rawa didekat rumahnya Zila.
"Ini mimisan bego, bego kok dipelihara." Hampir saja Dara ingin melontarkan makiannya tapi bik Imah langsung membawanya ke dalam ruangan periksa.
"Yeh, siapa juga yang mau melihara bego. Emang bego bisa bertelur?!!" Balas Ari, mang Parto yang berdiri tak jauh dari Ari menggelengkan kepalanya miris.
"Kang kenapa? Kok geleng-geleng gitu, mabok micin?" Tanya Ari lagi.
"Ari, Untung kamu cogan. Kalo gak udah mang gantung di Batang toge." Ucap Kang Parto, ia berjalan meninggalkan Ari.
"Kang mau kemana?"
"Mau boker, pake nanya lagi." Ujar Kang Parto. Ari hanya terkekeh pelan.
"Apa sih tuh bapak-bapak, udah tua masih aja kek bocah. Heran deh."
Setelah pemeriksaan berakhir, Dara tampak tegang. Bagaimana jika mereka mengetahui penyakit Dara? Dara tak ingin membuat mereka semakin panik, apalagi kondisi keuangan mereka memburuk akhir-akhir ini.
"Keluarga Dara Gabrielle." Panggil pria berjas putih itu.
"Ya dok, gimana? Dara sakit apa dong. Dia gak kenapa-kenapa kan dok." Pertanyaan beruntun diberikan oleh bik Imah. Dokter itu hanya tersenyum tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Fine
Teen FictionBELUM DIREVISI! "Oh jadi gini pekerjaan lo." Suara berat itu memecah keheningan, Dengan segera Dara memisahkan diri pada Ari. "Maksud lo apa!" Tanya Dara, Gavin tersenyum miring. "Jadi jalang orang? Gue kira lo cewek baik-baik, ternyata lo lebih mur...