Karena terlalu sering di
Perjuangankan,
Kamu tak tau rasanya
Memperjuangkan:(Happy Reading💛
Setelah diantarkan pulang oleh Gavin, Dara langsung membersihkan diri. Cowok itu bingung saat Dara menyebutkan tempat tinggalnya sekarang. Dara juga tak sempat untuk menjawab semua pertanyaan Gavin, karena pertanyaan cowok itu begitu beruntun.
Yang Dara jelaskan cuma hanya dia sudah tidak tinggal dirumah itu, ia tak memberikan alasan kenapa dia bisa tinggal di tempat ini.
Tokk
Tokk"Ya bik, tunggu bentar." Sahut Dara, gadis itu bergegas untuk membuka pintu kamarnya.
Bik Imah sudah berdiri disana dengan ekspresi yang sulit di jelaskan, Dara mengerutkan keningnya.
"Kenapa bik?" Tanya Dara, wanita itu hanya memberi kode Dara untuk keluar dari kamarnya. Dan berjalan keruang tamu.
Dara terkejut saat melihat ayahnya dan ibu tirinya datang kesini. Mau apa lagi mereka!!
"Mau apa bapak ke sini?" Tanya Dara, sontak kedua orangtuanya melihat kearah Dara.
"Saya cuma mau memastikan saja, apa kalian menjadi gembel atau tidak." Ucap Yuda. Dara tersenyum sinis,
"Lalu urusannya dengan bapak apa? Saya kan bukan anak bapak." Ucap Dara disertai kekehan.
"Sudah bagus saya kesini, saya juga tidak Sudi pergi ke tempat kumuh ini." Ucap Yuda tak kalah sinis.
"Ini karena mamamu yang menyuruhku kesini, dan lihatlah Alice. Dia pasti akan memperlakukan kita dengan tidak sopan. Sudah ku bilang anak seperti dia tidak usah dikasihani." Ujar Yuda sembari menatap Alice.
"Oh begitu, saya juga tak pernah meminta bapak untuk mengunjungi saya." Sergap Dara, ia sudah terlalu lelah untuk meladeni mereka berdua. Terlebih lagi dengan ibu tirinya itu.
"Jika begitu bisa kan bapak untuk meninggalkan rumah saya, jika Anda merasa tak nyaman. Silahkan pergi." Usir Dara, Yuda mendengus kesal.
"Yasudah saya juga tak ingin berlama-lama ditempat kumuh ini, tanpa kamu usir saya juga mau pergi." Ujar Yuda, ia menarik tangan Alice. Keluar dari rumah Dara.
Bisa dilihat dari belakang, Alice tampak mencibir Dara. Namun sekalipun Dara tak menanggapinya. Karena baginya Alice itu hanya benalu dalam kehidupannya.
Dara sama sekali tak peduli saat mobil Yuda meninggalkan halaman rumahnya. Wanita itu begitu pintar untuk mempengaruhi ayahnya.
"Sejak kapan mereka disini bik?" Tanya Dara, bik Imah menghela nafas.
"Sebenarnya buk Alice sering datang kesini saat non sekolah, dia selalu mengancam bibik untuk meninggalkannya non sendiri. Tapi bibik Nggak mau." Jelasnya, mata Dara membulat sempurna. Rasa bencinya terhadap Alice semakin besar.
"Bibik kalo wanita jalang itu kesini, jangan pernah bukain pintunya ya bik. Itu orang kalo didiemin makin ngelunjak." Ucap Dara, bik Imah menganggukan pelan.
"Oh iya bik, Dara mau pamit kerumah Ari ya. Bentar kok." Pamitnya.
"Iya hati-hati ya non, jangan terlalu malam baliknya." Ucap bik Imah, Dara mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Fine
Teen FictionBELUM DIREVISI! "Oh jadi gini pekerjaan lo." Suara berat itu memecah keheningan, Dengan segera Dara memisahkan diri pada Ari. "Maksud lo apa!" Tanya Dara, Gavin tersenyum miring. "Jadi jalang orang? Gue kira lo cewek baik-baik, ternyata lo lebih mur...