Yang udah kasih vote, mks ya😚Kenapa semua selalu memusuhiku?
Apa karena aku anak pembawa
SIAL?Dara Gabriella
Happy Reading♡
Hari-hari pun berlalu, semuanya masih sama. Dara masih ingat betul ekspersi ibu tirinya saat Dara perlakukan kasar. Untuk apa ia harus baik pada wanita seperti dia, dan Dara tau bahwa wanita itu tak akan tinggal diam saja.
Percuma saja lagian Dara juga tak peduli, wanita itu tak akan berpengaruh kepada dirinya.
Rintik hujan sedikit meredah, gadis itu sedari tadi hanya terdiam diteras rumahnya. Hujan yang mengguyur itu lumayan lebat, namun tak mematahkan semangat gadis itu.
Karena hujan pagi ini sedikit dingin, lebih dari 1jam hujan turun begitu lebat. Untung saja Dara sudah berpakaian rapi, jam yang baru menunjukkan pukul 06:00 pagi. Tak akan membuat gadis itu terlambat.
"Non, mau berangkat sekarang?"ucap pak Parto, suara itu berhasil membuat Dara terkejut.
"Tunggu bentar lagi pak, hujannya masih lebat." Ucap Dara, pria paruh baya itu mengangguk pelan.
Hujan, 1 hal yang Dara ingat. Saat ia masih kecil Dara dan kakaknya sering sekali bermain hujan. Dan sekarang ia merindukan sosok itu.
Takdir berkata lain, kakaknya sudah berpulang ke sisi sang pencipta. Mengigat dulu kakaknya selalu melindunginya, dan selalu berusaha membuat Dara bahagia.
Haruskah Dara membenci Hujan?
Namun realita seakan menariknya kembali ke dunia nyata, dimana ia memang harus berjuang sendiri. Dara takut terlalu berharap pada orang lain termasuk Gavin, cowok itu bisa saja mematahkan hatinya, atau membuat Dara hancur.
Tak berselang lama, hujan sudah mulai meredah. Keadaan sudah lebih baik, Dara berjalan kearah mobilnya. Pak Parto pun mengerti dan menyusul Dara.
Mobil Dara melaju membelah jalan ibu kota, embun pagi membuat pemandangan kota Jakarta terlihat begitu asri. tak ada pembicaraan diantara mereka berdua, yang terdengar hanya lah deru kendaraan dijalanan.
Dara bisa memastikan bahwa hujan akan turun kembali, matahari tak memperlihatkan tanda-tanda cuaca akan cerah dan Dara hanya ingin menghindari Hujan.
Tak lama mobil itu berhenti tepat di gerbang sekolah Dara, ini masih terlalu pagi jadi masih sepi.
"Belajar yang rajin ya non." Tutur pak Parto, gadis berambut sebahu itu hanya mengangguk pelan, tak lupa ia juga bersalaman dengan pria paruh baya itu.
"Dara masuk dulu ya pak." Pamitnya, ia tersenyum tipis.
Dara berjalan santai menyusuri pintu gerbang, tak lupa dengan sepasang Earphone yang melekat dikedua telinganya.
Rambutnya dibiarkan terurai, seakan menambah kesan kecantikannya. Tapi biasanya Dara malah menguncirnya, semua siswa memang mengakui kalau Dara begitu cantik namun ya sifatnya yang jutek membuat para siswa berpikir dua kali untuk mendekatinya.
Biarpun begitu penggemar Dara tak kalah banyak dengan Jasmine. Bahkan ada yang terang-terangan menunjukkan rasa ketertarikannya pada Dara atau hanya sekedar memberikan coklat diloker ataupun di laci meja Dara.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Fine
Teen FictionBELUM DIREVISI! "Oh jadi gini pekerjaan lo." Suara berat itu memecah keheningan, Dengan segera Dara memisahkan diri pada Ari. "Maksud lo apa!" Tanya Dara, Gavin tersenyum miring. "Jadi jalang orang? Gue kira lo cewek baik-baik, ternyata lo lebih mur...