“Hati-hati, gengsi bisa aja merendahkan harga diri.”
⬇️
"Apa-apaan lo? Abis tawuran?" Semprot Nada tanpa aba-aba. Galuh yang dengan mudah melompati tembok pun hanya tertawa kecil. Terlihat beberapa luka diwajahnya.
"Oh, gue tau." Erza mendekat pada Galuh dan menatapnya curiga, "Lo pasti gabung sama anak-anak itu lagi kan,"
Buru-buru cowok itu membekap mulut ember Erza hingga sahabat karib nya itu hampir terjungkal kebelakang. Angkasa yang berada di belakangnya langsung menahan tubuh Erza agar tidak terjatuh.
"Anak-anak mana?" Tanya Nada dengan menatap bergantian ketiga cowok didepannya. Tampaknya ada hal yang masih mereka sembunyikan.
"Ah, gak ada. Anak-anak kelas 12 maksudnya, ya kan Er,"
Angkasa memegang kepala Erza dan menggerakkannya naik-turun. Pemaksaan. Nada hanya memutar bola matanya melihat kebohongan teman-temannya yang terlalu kentara.
"Gue kesini mau ngasih tau ini," Galih menyodorkan ponselnya yang memperlihatkan sebuah ruang obrolan pada Nada dan langsung diterima oleh gadis itu dengan kening berkerut.
Knalan dong sama temen cwk lo itu.
Spa? Nada?
Oh, namanya Nada. Blh sesekali gue ajak main?
Kerutan di kening Nada bertambah. Siapa yang mengirim pesan ini? Gadis itu mengangkat kepala dan sedikit tersentak karena Angkasa ternyata juga menunduk ke arah ponsel.
"Ck, siapa yang ngirim nih? Bilangin ke dia gue gak suka main-main apalagi waktu malem." Lagi-lagi Nada berbohong. Tidak ada diantara mereka yang mengetahui bahwa hampir setiap malam ia datang ke taman bermain dan bertemu dengan Ghara.
"Yaudah terserah,"
• • •
Dan seperti malam-malam sebelumnya, Nada termenung di bawah langit malam yang mendung dan gelap. Tetapi bedanya kali ini masih ada beberapa anak-anak yang bermain disana.
Gadis itu mengusap wajahnya, dan ketika itu juga seseorang duduk disampingnya. Nada tersenyum dan menyapa Ghara singkat. Cowok itu tampak lebih lelah dari biasanya.
"Kenapa sih lo setiap hari selalu kesini?" Kata Nada memecah lamunan Ghara.
"Lo sendiri, kenapa?" Dan cowok itu malah membalikkan pertanyaan itu.
"Ituu.. lo tau sendiri kan, kalok.." Nada tidak melanjutkan perkataannya. Dada nya tiba-tiba sesak.
Keheningan kembali melanda. Beberapa anak yang tadinya bermain akhirnya berlari pulang ketika ibunya datang menjemput. Nada tersenyum dan mengalihkan pandangan dari interaksi antara anak dan ibu itu. Matanya tiba-tiba memanas.
"Gue pernah cerita soal masalah gue gak sama lo?"
Nada kembali memutar pandangan kepada Ghara lalu menggeleng. Suasana langsung senyap seolah semua menunggu perkataan Gahra selanjutnya.
"Bagus deh,"
"Kok bagus? Emang gue gak boleh tau?" Potong Nada.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Girl
Teen Fiction[in a SLOW UPDATE phase, sorry] Nada Athalia. Gadis manis yang sudah dikenal oleh seluruh siswa SMA Merah Putih. Sifatnya yang tidak bisa diam, sering bolos, dan suka menghisap rokok ini membuatnya menjadi langganan masuk ruang BK. Namun keadaan ber...