PART 21

1.8K 104 3
                                    

Sebelumnya, author mau bilang makasih banget buat yang masih baca cerita ini, makasih kalian masih sabar menunggu author yang sering telat up. Semoga cerita Fake Girl bisa sesuai dengan keinginan semua orang!

Happy Reading!

"Buat apa pulang kalok cuma buat pamit lagi?"

⬇️

Sinar matahari sudah tidak begitu terik karena jarum jam sudah menungkik ke bawah. Bel tanda berakhirnya pelajaran pun telah berbunyi beberapa saat yang lalu, namun cowok itu masih berjalan santai menuju pos satpam bukannya ke arah parkiran.

"Eh, nak Angkasa.." ujar Pak Gilang seolah menyambut kedatangan cowok itu. Angkasa hanya menyungging senyum tipis seraya menyodorkan bungkusan plastik di tangannya.

"Buat bapak, pasti tadi belum makan siang kan?"

Pak Gilang berulang kali mengucapkan terima kasih dan menerima bungkusan yang berisi nasi dan air mineral itu dari Angkasa. Penjaga sekolah itu pun mengajak Angkasa duduk dengannya di pos satpam dan cowok itu tidak menolak.

"Belakangan ini kenapa kamu sering kesini sih? Gak pulang bareng nak Nada?" Tanya Pak Gilang sambil menyantap makanannya.

Angkasa menggeleng, "Kan saya gak bisa terus-terusan sama dia Pak."

Cowok itu kembali teringat bagaimana antusiasnya Nada ketika ia memberi tahu hal-hal yang tidak dimengerti oleh gadis itu tadi pagi. Dan begitupun saat pulang sekolah, Nada menolak pulang bersama karena ia hendak ke toko buku yang jaraknya cukup jauh dari rumah. Tumben sekali gadis itu bersemangat belajar ketika menjelang ujian begini. Pasti kalian sudah tau alasannya.

Melihat perubahan raut wajah Angkasa, Pak Gilang menatapnya seraya berujar, "Kalok kamu ada masalah cerita aja ke bapak."

Lagi-lagi Angkasa menggeleng tetapi kali ini dengan senyuman, kenapa cowok ini selalu murah senyum pada Pak Gilang namun tidak pada teman-temannya sih?

"Bapak juga, kalok ada masalah pasti gak cerita sama saya kan?"

"Uhuk! Uhuuk!"

Angkasa sedikit tersentak ketika Pak Gilang tiba-tiba tersedak lalu terbatuk-batuk dan segera meneguk air mineralnya. Namun setelahnya bapak itu tertawa kecil seolah tak ada yang terjadi. "Gak usah gitu lah liatin nya, masalah bapak cuma soal jam makan siang yang berantakan karena peraturan sekolah diganti."

Penjaga sekolah itu kembali melanjutkan makan siangnya yang telah terlambat itu tanpa mengetahui bahwa siswa di sebelahnya telah menyadari sesuatu.

• • •

Suara langkah kaki Nada terdengar hingga ke dalam rumah karena gadis itu memang menghentak-hentakkan sepatunya. Hari sudah sore dan ia baru sampai dirumah dengan beberapa buku ditangan. Ojek online yang ia naiki untungnya mampu menembus kemacetan di jam pulang kerja ini.

Nada membuka kedua sepatunya tanpa menoleh pada Mira yang sepertinya juga baru pulang kerja. Kakaknya pun belakangan ini tidak sebawel biasanya. Baguslah.

Namun ketika Nada hendak menaiki tangga, sesosok yang sudah lama tidak ia temui muncul dengan senyumannya. Gadis itu langsung bersemangat seolah melupakan rasa penat nya, "Ayah?!"

Fake GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang