"Hubungan pertemanan masih terjalin pasti karena salah satu pihak berfikir bahwa dia masih membutuhkan pihak yang lain. Intinya kalau udah sama-sama gak butuh, ya hubungannya putus."
️⬇️
Matahari belum muncul tetapi Nada sudah terduduk di atas tempat tidurnya. Sempat tertidur lagi, Nada kembali terbangun ketika jam masih menunjukkan pukul 04:30 pagi. Semuanya akan normal jika ia harus berangkat ke sekolah nanti, tetapi sekarang adalah hari libur dan gadis dengan ikatan rambut yang tidak rapi itu baru menyadari bahwa hari libur terkadang sangatlah membosankan.
Tetapi masalahnya, alasan sekarang Nada tidak dapat memejamkan matanya dengan tenang adalah Mira yang tidak pulang tadi malam. Bahkan Nada tidak mendapatkan pesan apapun lagi dari kakak perempuannya itu selain rekaman suara Ayahnya sore tadi. Kemana perginya Mira dan dimana ia tidur malam ini? Ah gila, mengapa tiba-tiba Nada mempedulikan perempuan paling menyebalkan itu.
Nada merebahkan kembali tubuhnya di atas kasur mencoba tidak peduli, toh selama ini juga ia tidak pernah mau tahu segala urusan Mira. Namun baru beberapa detik berselang ia kembali kembali menegakkan punggung dan bangkit. Spontan ia mengigit bibir bawahnya ketika teringat dengan Om Sera, pemilik supermarket tempat Mira bekerja. Ia ingat betul om-om brengsek itu selalu mencoba mendekati kakaknya. Bagaimana jika Mira malah mampir ke supermarket itu dan Om Sera malah menyuruhnya macam-macam sampai membuat perempuan itu tidak bisa pulang.
Gadis itu berdecak kesal, ia bingung harus melakukan apa. Menelpon Mira? Sudah puluhan kali Nada lakukan dan yang menjawab hanyalah oprator yang mengatakan bahwa nomor tersebut tidak aktif. Pasrah dan hanya menunggu Mira tanpa melakukan apapun? Yang benar saja, Nada masih punya hati untuk khawatir.
Decakan keluar dari mulut Nada, ia kembali merebahkan tubuhnya ke atas kasur. Sekarang lebih baik ia tidak usah memikirkan Mira, kakaknya itu sudah cukup dewasa untuk menjaga diri. Sekarang Nada hanya perlu mengabaikan Mira seperti biasanya saja.
• • •
Gadis itu menatap bangunan didepannya dengan raut wajah sedatar mungkin. Omong kosong Nada tidak memikirkan kakaknya, ia tentu tidak bisa mengabaikan Mira begitu saja. Bersamaan dengan helaan nafas berat yang dihembuskan Nada, angin pun bergerak lembut di sekitar sehingga membuat helaian rambut gadis itu terbang kemana-mana. Langkahnya mulai menapaki halaman supermarket yang berfungsi sebagai parkiran sebab satu sisinya telah dipenuhi oleh kendaraan pengunjung.
Meskipun tidak mengerti kenapa ia bisa ada disini, langkah Nada tetap yakin memasuki supermarket yang cukup ramai itu. Sepertinya waktu telah melewati pukul 10 pagi karena sekarang matahari sudah sangat terik dan menyengat, hal itu membuat Nada semakin ingin cepat-cepat masuk kedalam.
Rak-rak berisi berbagai bahan makanan menyambut Nada. Pandangan gadis itu seketika mengedar keseluruh penjuru supermarket, lebih tepatnya ke sisi kanan sebab disana terdapat jajaran kasir yang salah satu posisinya biasa diisi oleh Mira. Namun sekarang yang ada hanyalah wajah-wajah asing yang membuat pandangan Nada segera beralih ketempat yang lain.
Gadis itu berjalan mendekati salah satu rak dan jantungnya tiba-tiba berdetak lebih kencang sebab terkejut ketika tidak sengaja dilihatnya sosok Om Sera disana. Secepat mungkin Nada menghindari pria yang pernah ia tonjok wajahnya itu dan bersembunyi di rak lain yang lebih jauh. Ia sangat berharap Om Sera telah melupakan wajahnya dan melupakan apa yang telah Nada lakukan padanya.
Tentu saja itu mustahil, mana mungkin Om Sera lupa pernah bertemu dengan seorang anak perempuan berseragam SMA yang menonjok dan membentaknya didepan umum.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Girl
Dla nastolatków[in a SLOW UPDATE phase, sorry] Nada Athalia. Gadis manis yang sudah dikenal oleh seluruh siswa SMA Merah Putih. Sifatnya yang tidak bisa diam, sering bolos, dan suka menghisap rokok ini membuatnya menjadi langganan masuk ruang BK. Namun keadaan ber...