"Yuk, kita bahagia sama-sama!"
⬇️
Gadis itu melangkah masuk kedalam toilet perempuan. Disana Nada melihat ada beberapa anak lain tengah tengah ketawa-ketawi didepan cermin, padahal sekolah sudah bubar beberapa saat yang lalu.
Mencoba tidak peduli, Nada menatap pantulan dirinya sendiri dari cermin. Ia meringis. Sungguh berantakan penampilannya, sia-sia saja Agatha memberitahunya cara merawat diri.
"Sst, itu Nada bukan sih?" Salah satu siswi didekatnya berbisik. Nada masih mencoba tidak peduli walau mendengar dan melepas ikatan rambutnya.
"Iya, dia berubah banget belakangan ini, udah gak seseram dulu." Sahut temannya. Nada masih saja sibuk pada dirinya sendiri, menyisir rambutnya dengan jari-jari tangan dan mengikatnya kembali dengan lebih rapi.
"Halah! Paling juga dia lagi caper, manusia gak mungkin mudah berubah guys!" Nah suara yang agak keras ini Nada mengenalinya. Itu suara Vidya.
Gadis yang menjadi sasaran pembicaraan mereka sama sekali tidak menoleh. Ia malah mengusap wajahnya sebentar lalu memoleskan lipbalm pada bibirnya yang tampak pucat. Seketika Vidya dan kedua temannya terdiam.
"Astaga, beneran berubah dia!" ucap salah satu dari mereka keras-keras tanpa tahu malu. Nada akhirnya menoleh dan menatap Vidya yang langsung membuang muka.
"Ada masalah?" Tanya Nada santai. "Kalian kurang kerjaan atau apa sih, kok baik banget ngurusin urusan gue. Mendingan sekarang kita pura-pura gak kenal aja deh, biar hidup kita sama-sama tenang, oke?" Lanjut gadis itu seraya memakai tas punggungnya dan segera melangkah keluar dari toilet. Sambil tersenyum puas, Nada menyadari bahwa sedikit demi sedikit mungkin ia bisa benar-benar berubah menjadi gadis kalem nan anggun.
"Tunggu!" Pekik Vidya ketika Nada yang sudah hampir menghilang dibalik dinding.
Merasa terpanggil, Nada berbalik dan menaikkan satu alisnya ketika Vidya menyodorkan sesuatu. "Datang ke acara ultah gue,"
Kedua teman Vidya menganga, salah satunya berbisik. "Lo yakin ngundang dia?"
Nada menghela nafas lalu menggeleng. "Kalok gak ikhlas gausah deh."
"Cepetan ambil, gue ngundang lo sebagai teman sekelas. Gue mau pesta sweet seventeen gue sempurna. Dan juga mustahil gue bisa pura-pura gak kenal sama lo, gebetan gue kan temen sebangku lo."
Kedua bahu Nada terangkat dan menerima undangan itu, persetan dengan Vidya yang masih menyukai Angkasa. Setelahnya Nada langsung berlalu pergi dan berjalan menyusuri koridor.
Nada menatap beberapa anggota paskibra yang sedang berlatih di lapangan. Gadis itu sekarang tengah duduk di bangku pinggir lapangan sambil menunggu Ghara, sesuai janji. Pikiran Nada selalu saja melayang-layang ketika ia tengah sendirian. Seperti sekarang, ia tengah memikirkan eskul basket yang diikutinya. Semenjak Cakra tidak lagi sebagai ketua, karena ia telah kelas 12, ekstrakurikuler basket entah bagaimana statusnya. Berantakan dan tidak jelas. Nada pun tidak peduli, toh dirinya tidak begitu niat mengikutinya dan ia juga bukan sebagai tim inti putri. Bodo amat.
Gadis itu masih menatap beberapa orang yang sangat kompak dalam mengatur barisan yang lainnya. Kerjasama anggota paskibra memang tak diragukan lagi, dan andai saja Nada termasuk dalam barisan siswi terhormat seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Girl
Ficção Adolescente[in a SLOW UPDATE phase, sorry] Nada Athalia. Gadis manis yang sudah dikenal oleh seluruh siswa SMA Merah Putih. Sifatnya yang tidak bisa diam, sering bolos, dan suka menghisap rokok ini membuatnya menjadi langganan masuk ruang BK. Namun keadaan ber...