PART 3

5.4K 142 1
                                    

"Apapun mungkin bakal gue lakukin buat deketin lo, itu pun kalau gue punya keberanian."

⬇️


"Hai kak Cakra!" Sapa Nada pada kakak kelasnya. Meskipun berniat ramah, sapaan itu terdengar seperti ancaman bagi pendengarnya.

Cakra menoleh, "Gak ngagetin bisa gak?"

Nada hanya cengengesan, meskipun dalam hati ia sedikit kecewa karena Cakra tidak menanyakan maksud dan tujuan nya datang kesini.

"Kak Cakra, gue mau masuk eskul basket doong.."

Cakra yang awalnya ingin tidak peduli dengan keberadaan Nada langsung menoleh dan menggeleng-gelengkan kepalanya cepat. "Gak, gak! Ntar yang ada anak-anak basket lo hajar semua!"

Nada mengerucutkan bibirnya, ternyata ini resiko memiliki nama baik yang buruk disekolah?

"Takut amat sih kak, gue kan aslinya baik trus gue kan juga kalo mau ngajar anak orang pikir-pikir dulu, kayak sekarang." Nada mengusap-usap tangan kanannya yang membentuk kepalan. Sesekali ia melirik kakak kelasnya yang tampak mulai tidak tenang.

Cakra menggaruk kepalanya yang tidak gatal, sesekali ia berdecak karena tampaknya Nada tidak akan menerima kata 'tidak' darinya.

Sialan ni cewek, citra gue sebagai kapten basket bisa rusak nih.

"Ck, nanti gue diskusi dulu deh sama temen-temen yang lain." Ujarnya mencari alasan.

Mendengar hal itu, Nada langsung bersorak didalam hati. Ia mengerti siapa yang dimaksud 'teman-teman' oleh Cakra. Pasti salah satunya Ghara. Gadis itu mendapatkan keberhasilan didepan matanya.

"Yes! Makasih kak!" Nada langsung beranjak dari sana dan  berlari menuju kelasnya.

Tepat didepan kelas IPS 3, Nada tertawa dan sesekali ia melompat dengan sangat semangat sehingga keberadaan nya ditangkap oleh seseorang.

"Nad! Lo ngapain? Girang amat." Ujar Galuh sembari berjalan mendekati Nada.

Gadis itu pun tertawa kecil, "Hehe.. abis ketemu Cakra." Karena Galuh itu temannya, tidak ada yang perlu ia tutup-tutupi.

"Hah?! Lo masuk eskul basket?!" Pekik Galuh setelah mendengar nama kapten basket itu dengan hebohnya. Sampai-sampai seorang gadis yang berada tak jauh dari mereka menoleh terkejut.

"Ssttt! Jangan kenceng-kenceng napa!" Ucap Nada tidak sadar jika suaranya juga keras.

Galuh menggeleng pelan seperti pak ustadz yang kecewa dengan murid nya. "Dasar bucin, gue laporin Angkasa lo!"

"Laporin sana! Lagian basket kan kegiatan positif, mana mungkin Angkasa ngelarang." Gadis itu menjulurkan lidahnya.

"Bucin!!" Teriak Galuh kencang hingga dapat didengar oleh seluruh siswa sisana, membuat wajah Nada memerah.

• • •

Gadis itu membetulkan posisi jaketnya. Berusaha melindungi kulit putihnya dari angin malam. Jangan heran jika Nada masih berkeliaran di luar rumah meskipun jam sudah menunjukkan pukul sebelas.

Sesekali ia membuka ponsel untuk memberikan penerangan pada jalan yang ia lalui. Karena taman bermain sudah sepi dan gelap dijam tidur ini. Tidak ada lagi anak ataupun orang lain selain Nada yang masih berdiri disana menahan udara dingin.

Gadis itu duduk disalah satu ayunan dan menghela nafas panjang. Karena setengah mengantuk, Nada tidak menyadari jika seseorang sudah berdiri didepannya sambil tersenyum.

Fake GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang