PART 29

1.4K 91 4
                                    

"Apa gue terlalu tidak terpercaya untuk menjadi tempat bercerita?"

⬇️


Nada berjalan menyusuri koridor seraya merenggangkan kedua tangannya. Seharusnya ujian telah selesai sejak 1 jam yang lalu, namun kehebohan mengenai darah di kertas ujian tadi pun cukup mengulur waktu. Beruntung setelahnya ujian masih bisa dilanjutkan.

Bahu gadis itu ditepuk oleh seseorang dari arah belakang. Seraya menoleh, suara cempreng khas orang itu pun lebih dulu menyusup ke dalam pendengaran Nada.

"Hei Nad! Lo mau langsung pulang?" Lisa mensejajarkan langkahnya dengan Nada yang langsung mengangguk.

"Emangnya kenapa?"

"Temenin gue jalan dulu yuk, kita nyari kado buat Vidya."

"Ooh iya, sama Agatha juga?" Tanya Nada ketika teringat dengan temannya satu itu. Namun keningnya spontan berkerut ketika Lisa menggeleng.

"Katanya Agatha ada urusan lain, kita berdua aja."

Nada menghela nafas, mengapa orang-orang di sekitarnya selalu mengatakan memiliki urusan lain, pagi tadi Mira sekarang Agatha. Tetapi setelahnya gadis itu mengangguk dan Lisa langsung tersenyum senang.

"Tapi gue mau ngomong sama temen-temen gue dulu, tungguin." Nada mempercepat langkahnya hingga mendahului Lisa. Ia ingin bertemu dengan ketiga temannya dahulu dan membicarakan tentang Pak Budi.

"Cepetan! Gue tunggu di parkiran." Balas Lisa setengah berteriak agar Nada yang sudah cukup jauh didepannya mendengar.

Sambil berlari kecil, Nada akhirnya menemukan Angkasa, Erza dan Galuh yang tengah berbincang di tangga menuju lantai dua. Ketiganya terlihat saling memelankan suara karena banyak siswa-siswi yang masih berkeliaran di sekitar koridor.

Kedatangan Nada bukannya disambut baik, malah Erza lebih dulu memukul punggung gadis itu kelewat keras. "Heh Princess! Lama amat sih lo."

"Aww! Sakit bego, Galuh aja yang jalannya kecepetan." Elak Nada sambil mengambil tempat berdiri di anak tangga yang lebih tinggi. Tubuh gadis yang lebih pendek itu pun menjadi sejajar dengan teman-temannya.

"Lo aja yang lambat, masa' gue udah nomor 24 dia masih nomor 5." Adu Galuh yang bertujuan untuk mempermalukan Nada, namun malah berbalik padanya akibat jawaban dari gadis itu.

"Gue kan ngerjainnya serius, gak kayak lo yang cap-cip-cup!" Setelah mengatakan itu Nada langsung memundurkan wajahnya sambil tertawa karena Galuh hendak menyentil dahinya. Erza yang jadi penonton pun ikut tertawa.

Akhirnya Angkasa berdehem untuk meluruskan kembali percakapan mereka, "Jadi menurut kalian apa? Pak Budi punya musuh yang lain?"

Erza langsung bersemangat dan memelankan suaranya, "Oh ya! Menurut gue sih gitu, pasti ada orang lain yang juga gak suka Pak Budi jadi kepala sekolah."

"Gue juga kepikiran gitu. Tapi apa pelakunya orang yang sama dengan pelaku penyerangan sekolah kita dulu?" Pernyataan yang diucapkan Nada membuat Galuh dan Angkasa saling pandang sejenak.

"Iya ya, gimana kalok kita ajak dia kerja sama? Dengan begitu kan pak Budi cepat turun." Sambung Erza yang langsung dihentikan oleh Angkasa.

"Jangan seenaknya ngajak orang lain kerja sama, dia bisa aja jadi pengkhianat." ucapan Angkasa membuat suasana hening sesaat, didalam pikirannya sudah terlintas nama seseorang. Sejak melihat nama orang itu didalam catatan Pak Budi, Angkasa yakin orang itu ada hubungannya dengan kejadian hari ini.

Fake GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang