"Kacau dan gak berguna."
⬇️
"Stop! Disini aja!" Pekik Nada sambil melangkah turun dari motor Lisa. Tangannya bergerak membetulkan ikat rambutnya yang berantakan.
"Seru kan berangkat bareng gue?" ucap Lisa seraya tersenyum lebar. Puas telah mengerjai Nada dengan membawa motornya. Rencana berangkat bersama yang awalnya biasa aja menjadi heboh karena Lisa sengaja tidak mau menurunkan gas nya.
Gadis itu mendengus kesal, "Lo bawa motor kayak setan tau gak?! Nyesel gue berangkat sama lo!"
Lisa tertawa keras tanpa mempedulikan ekspresi wajahnya yang juga patut di tertawa kan. Melihat hal itu, Nada sedikit menarik kedua sudut bibirnya. Tentu saja ia tidak menyesal berangkat bersama orang seperti Lisa.
"Serius kan lo disini aja? Atau kita bareng aja dari parkiran?" Tanya Lisa menatap gerbang belakang sekolah yang jauh lebih sepi. Bukan apa-apa, Nada hanya malas jika harus berjalan jauh ke kelas karena posisi gerbang utama yang berada lebih dekat dengan kelas sepuluh.
"Gausah deh, disini aja, lebih deket ke kelas nya. Jam istirahat nanti gue tunggu di kantin IPS ya!" Nada melambai seraya melangkah kecil.
"Oke! Jangan kangen sama gue!" Jawab Lisa tak kalah heboh dan berlalu dengan motornya.
Eh
Nada menoleh cepat pada sosok Lisa yang telah menjauh, suara gadis itu yang awalnya hendak memanggil kembali tertelan. Ia lupa menanyakan soal Ghara yang merupakan teman SMP Lisa. Huh Nada menjadi kesal mengingat kedekatan mereka.
Kedua kaki Nada segera bergerak menuju kelasnya dengan mencoba tidak peduli. Namun baru beberapa langkah, keningnya lebih dulu mengerut. Keadaan sekolah benar-benar sepi, tidak ada seorang pun di lapangan. Bahkan tidak ada guru yang berlalu lalang disekitaran kantor. Ada apa ini?
Nada sedikit tersentak ketika beberapa orang berlarian melewatinya dengan terburu-buru. Dan bersamaan dengan ponselnya yang bergetar. Sebuah pesan singkat dari Lisa membuat kerutan di dahi gadis itu semakin bertambah.
Nada cpetan lari, smbnyi dmna aja sebelum lo ketmu mereka!!
"Hah? Ketemu siapa?" Nada tidak benar-benar mengerti dengan isi pesan itu sebelum sebuah batu melesat cepat disebelahnya hingga menghantam jendela kantor. Diikuti dengan sekelompok siswa yang juga mengenakan seragam SMA memasuki kawasan sekolah dengan bermacam senjata ditangan. Dan tidak ada seorang cewek pun diantaranya.
Jangan bilang mereka lagi ngeroyok pak Budi.
"WOY BUDI BRENGSEK KELUAR LO!!"
Fix ini pengeroyokan.
Tanpa berfikir lagi Nada segera berlari sekuat tenaga dengan ponsel yang masih di genggamannya. Beberapa fasilitas sekolah hancur dalam sekejap dalam pengeroyokan ini. Gadis itu tidak mau terlibat dengan apapun!
Kakinya hampir terpeleset ketika hendak berbelok masuk kedalam UKS. Dan didalam sana juga ada beberapa adik kelas cewek yang juga tengah bersembunyi dengan tatapan was-was pada Nada. Kelima adik kelas tersebut langsung saling menautkan tangan mereka.
Ia tidak mempedulikan tatapan itu dan segera menekan sebuah nomor di ponselnya. "Halo Erza! Gila lo dimana sekarang?!" Teriak Nada begitu sambungan telepon terhubung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Girl
Teen Fiction[in a SLOW UPDATE phase, sorry] Nada Athalia. Gadis manis yang sudah dikenal oleh seluruh siswa SMA Merah Putih. Sifatnya yang tidak bisa diam, sering bolos, dan suka menghisap rokok ini membuatnya menjadi langganan masuk ruang BK. Namun keadaan ber...